Beijing (ANTARA) - Suasana di stasiun kereta api dan bandar udara pada hari pertama musim mudik liburan Imlek di China, Kamis (28/1), terpantau sepi, sementara Beijing makin memperketat jalur kedatangan, terutama para pengguna jasa penerbangan internasional.

Liburan Festival Musim Semi yang bersamaan dengan Tahun Baru Imlek bagi warga China merupakan momentum mudik terbesar di dunia. Namun dalam dua tahun terakhir suasana jauh berbeda akibat pandemi COVID-19.

Pemerintah China mengingatkan masyarakat agar tidak mudik guna menghindari risiko penularan COVID-19.

Kementerian Perhubungan China (CMT) memperkirakan musim mudik tahun 2021 akan ada 1,1 miliar trip atau lebih rendah 60 persen dibandingkan momentum yang sama pada 2019 dan 20 persen pada 2020.

Baca juga: Usai rayakan Imlek, pekerja MRL China dilarang kembali ke Malaysia
Baca juga: Penonton seluruh dunia menikmati pesta audiovisual Gala Tahun Baru Imlek


CMT sebelumnya malah memperkirakan akan terjadi 1,7 miliar perjalanan namun dikoreksi lagi hingga tinggal 1,1 miliar trip itu.

Pada hari pertama musim mudik hanya terdapat 25.000 orang penumpang kereta api dari Stasiun Beijing Barat atau turun 87,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Tahun lalu, hari pertama musim mudik belum ada imbauan atau larangan dari pemerintah karena pada saat itu Wuhan, Provinsi Hubei, sebagai tempat ditemukan kasus pertama COVID-19 belum di-lockdown.

Sementara itu, pengamanan di Kota Beijing makin diperketat menjelang liburan Imlek.

Orang yang baru datang dari daerah berisiko rendah diwajibkan menunjukkan hasil tes usap yang berlaku dalam tujuh hari terakhir.

Kebijakan ini mulai berlaku secara efektif pada Kamis (28/1) hingga 15 Maret, demikian juru bicara Pemerintah Kota Beijing Xu Hejian dikutip media setempat, Jumat.

Orang yang baru datang harus dipantau kesehatannya dalam 14 hari dengan melakukan tes usap setiap tujuh hari sekali.

Tidak seperti sistem karantina, kebijakan pemantauan kesehatan mengizinkan orang melakukan aktivitas normal namun wajib melaporkan kondisi kesehatan kepada otoritas setempat setiap saat, demikian Xu.

Namun bagi orang yang baru tiba dari daerah berisiko sedang dan tinggi harus menunjukkan hasil tes usap yang berlaku dalam tiga hari terakhir.

Di wilayah Ibu Kota itu terdapat dua distrik yang merupakan daerah krisis COVID-19, yakni Daxing dan Shunyi. Di kedua distrik itulah terdapat dua bandara besar.

Baca juga: Beijing tutup 155 tempat ibadah, larang perayaan besar Imlek
Baca juga: 50 juta warga China sudah harus diimunisasi vaksin sebelum Imlek