Olimpiade
Australia targetkan vaksinasi atlet sebelum Olimpiade Tokyo
28 Januari 2021 18:27 WIB
Seorang pejalan kaki memakai masker pelindung berjalan melewati layar yang memperlihatkan hitung mundur pelaksanaan Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020 yang ditunda sampai tahun 2021 akibat penyebaran penyakit virus korona (COVID-19), di Tokyo, Jepang, Sabtu (23/1/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Issei Kato/rwa/cfo.
Jakarta (ANTARA) - Australia menargetkan dapat menggelar program vaksinasi COVID-19 bagi para atletnya sebelum pelaksanaan Olimpiade Tokyo yang dibuka pada 23 Juli.
Menteri Olahraga Australia Richard Colbeck mengatakan kepada Canberra Times bahwa berdasarkan anjuran dari badan peluncuran vaksin, para atlet kemungkinan besar akan diinokulasi sebelum 23 Juli.
“Jika rencana kami berhasil, kemungkinan para atlet Olimpiade akan melakukannya (vaksinasi) sebelum mereka berangkat ke Tokyo,” kata Colbeck dikutip dari Reuters, Kamis.
Baca juga: Petunjuk kuat Olimpiade Tokyo tetap digelar tahun ini
Baca juga: Presiden IOC tegaskan komitmen tetap gelar Olimpiade Tokyo
Colbeck juga menambahkan bahwa lansia, pekerja garis depan penanganan COVID-19, serta mereka yang memiliki penyakit penyerta tetap merupakan kelompok prioritas penerima vaksin. Sementara itu, para atlet baru akan divaksinasi pada tahapan berikutnya.
Sejumlah komite Olimpiade nasional juga telah merencanakan melakukan vaksinasi kepada atletnya sebelum Olimpiade digelar pada Juli-Agustus.
Komite Olimpiade Israel, misalnya, menyatakan bahwa mereka telah memvaksinasi setengah delegasinya. Proses tersebut direncanakan dapat selesai pada akhir Mei.
Demikian juga dengan Korea Selatan. Perdana Menteri Chung Sye-kyun mengatakan “tentu saja atlet harus menerima vaksin jika mereka akan berpartisipasi (di Olimpiade).”
Akan tetapi, Korea Selatan akan memutuskan jadwal vaksinasi kepada 157 atletnya jika Jepang sudah membuat keputusan resmi soal nasib kelanjutan Olimpiade.
Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach sebelumnya mengatakan bahwa vaksinasi bagi atlet tidak wajib. IOC tidak mau jika para atlet melompati antrean untuk mendapat vaksin COVID-19.
Baca juga: IOC tidak mendukung "atlet lompati antrean" vaksin
Baca juga: Florida tawarkan diri gantikan Tokyo sebagai tuan rumah Olimpiade
Menteri Olahraga Australia Richard Colbeck mengatakan kepada Canberra Times bahwa berdasarkan anjuran dari badan peluncuran vaksin, para atlet kemungkinan besar akan diinokulasi sebelum 23 Juli.
“Jika rencana kami berhasil, kemungkinan para atlet Olimpiade akan melakukannya (vaksinasi) sebelum mereka berangkat ke Tokyo,” kata Colbeck dikutip dari Reuters, Kamis.
Baca juga: Petunjuk kuat Olimpiade Tokyo tetap digelar tahun ini
Baca juga: Presiden IOC tegaskan komitmen tetap gelar Olimpiade Tokyo
Colbeck juga menambahkan bahwa lansia, pekerja garis depan penanganan COVID-19, serta mereka yang memiliki penyakit penyerta tetap merupakan kelompok prioritas penerima vaksin. Sementara itu, para atlet baru akan divaksinasi pada tahapan berikutnya.
Sejumlah komite Olimpiade nasional juga telah merencanakan melakukan vaksinasi kepada atletnya sebelum Olimpiade digelar pada Juli-Agustus.
Komite Olimpiade Israel, misalnya, menyatakan bahwa mereka telah memvaksinasi setengah delegasinya. Proses tersebut direncanakan dapat selesai pada akhir Mei.
Demikian juga dengan Korea Selatan. Perdana Menteri Chung Sye-kyun mengatakan “tentu saja atlet harus menerima vaksin jika mereka akan berpartisipasi (di Olimpiade).”
Akan tetapi, Korea Selatan akan memutuskan jadwal vaksinasi kepada 157 atletnya jika Jepang sudah membuat keputusan resmi soal nasib kelanjutan Olimpiade.
Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach sebelumnya mengatakan bahwa vaksinasi bagi atlet tidak wajib. IOC tidak mau jika para atlet melompati antrean untuk mendapat vaksin COVID-19.
Baca juga: IOC tidak mendukung "atlet lompati antrean" vaksin
Baca juga: Florida tawarkan diri gantikan Tokyo sebagai tuan rumah Olimpiade
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021
Tags: