Mendes PDTT: Kabupaten Paniai Papua jangan lagi jadi daerah tertinggal
28 Januari 2021 17:19 WIB
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar berdialog dengan Bupati Paniai Meki Nawipa, di Paniai, Provinsi Papua, Kamis (28/1/2021). (FOTO ANTARA/HO-Humas Kemendes PDTT)
Jakarta (ANTARA) - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar menyampaikan harapan agar Kabupaten Paniai di Papua tidak lagi menjadi daerah yang tertinggal.
"Kami berharap permasalahan di Kabupaten Paniai bisa segera terselesaikan dengan cepat," kata Mendes Halim atau yang akrab disapa Gus Menteri, melalui keterangan pers yang diterima ANTARA, di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan bahwa Kemendes PDTT akan berupaya keras agar semua program di kementerian tersebut memiliki model yang bisa menyelesaikan satu atau dua permasalahan di kampung terlebih dahulu. Begitu juga dengan satu model yang diharapkan bisa menyelesaikan permasalahan di desa-desa di Kabupaten Paniai.
Ia juga berharap ada integrasi di antara program-program tersebut yang pada gilirannya dapat disinergikan dengan program di kementerian lainnya.
"Seperti masalah akses jalan, nantinya kita akan melakukan komunikasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR)," katanya.
Sementara itu, dalam kunjungan Mendes ke kabupaten tersebut, Bupati Paniai Meki Nawipa menjelaskan bahwa Kabupaten Paniai berada di titik sentra di sisi barat pegunungan tengah dan menjadi penghubung ke berbagai daerah.
Selain itu, Kabupaten Paniai juga memiliki Nandara Enaro dan RSUD yang menjadi pendukung bagi empat kabupaten lain di sekitarnya. Meski cukup strategis, kabupaten tersebut masih berstatus tertinggal.
"Oleh karena itu, sebagai kabupaten tertinggal ini, kami sangat membutuhkan banyak hal untuk perubahan di daerah kami," katanya.
Dalam pertemuan dengan Mendes tersebut, bupati menyampaikan harapannya agar daerahnya bisa menjadi daerah percontohan atau model dari penanganan terpadu Kemendes PDTT dari aspek desa terpadu, investasi desa, transmigrasi lokal papua, penanganan daerah tertinggal dan pelatihan masyarakat desa.
"Kami ingin daerah kami jadi percontohan atau model dari Kemendes PDTT seperti model transmigrasi lokal agar yang orang asli sini bisa tertata, kalau itu bisa ditata mungkin akan ada perubahan. Karena yang saya tahu, transmigrasi itu dari luar daerah," katanya.
Tidak hanya itu, ia juga berharap ada bantuan asistensi penanganan desa atau kampung terpadu di 1 hingga 2 kampung sebagai kampung percontohan dari berbagai kementerian dengan dukungan usaha investasi dari swasta.
Selain itu, bupati juga menginginkan adanya program ekonomi hijau dari Inggris dan TEKAD (Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu) yang dibiayai IFAD-PBB agar dapat masuk ke Paniai.
"Kalau dari sisi daerah tertinggal, kami berharap ada peningkatan DAK Transportasi Perdesaan karena kami masih membutuhkan jembatan gantung. Kami juga ingin agar Kabupaten Paniai dapat dijadikan kampung wisata di sekitar Danau Paniai," demikian Meki Nawipa.
Baca juga: Kemendes alokasikan dana desa ke Papua Rp5 triliun
Baca juga: Program "Bangga Papua" sentuh langsung OAP, sebut Bupati Paniai
Baca juga: Malaria penyakit dengan urutan tertinggi di RSUD Paniai
"Kami berharap permasalahan di Kabupaten Paniai bisa segera terselesaikan dengan cepat," kata Mendes Halim atau yang akrab disapa Gus Menteri, melalui keterangan pers yang diterima ANTARA, di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan bahwa Kemendes PDTT akan berupaya keras agar semua program di kementerian tersebut memiliki model yang bisa menyelesaikan satu atau dua permasalahan di kampung terlebih dahulu. Begitu juga dengan satu model yang diharapkan bisa menyelesaikan permasalahan di desa-desa di Kabupaten Paniai.
Ia juga berharap ada integrasi di antara program-program tersebut yang pada gilirannya dapat disinergikan dengan program di kementerian lainnya.
"Seperti masalah akses jalan, nantinya kita akan melakukan komunikasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR)," katanya.
Sementara itu, dalam kunjungan Mendes ke kabupaten tersebut, Bupati Paniai Meki Nawipa menjelaskan bahwa Kabupaten Paniai berada di titik sentra di sisi barat pegunungan tengah dan menjadi penghubung ke berbagai daerah.
Selain itu, Kabupaten Paniai juga memiliki Nandara Enaro dan RSUD yang menjadi pendukung bagi empat kabupaten lain di sekitarnya. Meski cukup strategis, kabupaten tersebut masih berstatus tertinggal.
"Oleh karena itu, sebagai kabupaten tertinggal ini, kami sangat membutuhkan banyak hal untuk perubahan di daerah kami," katanya.
Dalam pertemuan dengan Mendes tersebut, bupati menyampaikan harapannya agar daerahnya bisa menjadi daerah percontohan atau model dari penanganan terpadu Kemendes PDTT dari aspek desa terpadu, investasi desa, transmigrasi lokal papua, penanganan daerah tertinggal dan pelatihan masyarakat desa.
"Kami ingin daerah kami jadi percontohan atau model dari Kemendes PDTT seperti model transmigrasi lokal agar yang orang asli sini bisa tertata, kalau itu bisa ditata mungkin akan ada perubahan. Karena yang saya tahu, transmigrasi itu dari luar daerah," katanya.
Tidak hanya itu, ia juga berharap ada bantuan asistensi penanganan desa atau kampung terpadu di 1 hingga 2 kampung sebagai kampung percontohan dari berbagai kementerian dengan dukungan usaha investasi dari swasta.
Selain itu, bupati juga menginginkan adanya program ekonomi hijau dari Inggris dan TEKAD (Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu) yang dibiayai IFAD-PBB agar dapat masuk ke Paniai.
"Kalau dari sisi daerah tertinggal, kami berharap ada peningkatan DAK Transportasi Perdesaan karena kami masih membutuhkan jembatan gantung. Kami juga ingin agar Kabupaten Paniai dapat dijadikan kampung wisata di sekitar Danau Paniai," demikian Meki Nawipa.
Baca juga: Kemendes alokasikan dana desa ke Papua Rp5 triliun
Baca juga: Program "Bangga Papua" sentuh langsung OAP, sebut Bupati Paniai
Baca juga: Malaria penyakit dengan urutan tertinggi di RSUD Paniai
Pewarta: Katriana
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021
Tags: