Emiten laboratorium Diagnos incar pendapatan dari produk tes vaksin
28 Januari 2021 13:22 WIB
Tangkapan layar - Managing Director PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk Dennis Jacobus (kanan) saat memberikan paparan dalam jumpa pers daring di Jakarta, Kamis (28/1/2021). ANTARA/Citro Atmoko
Jakarta (ANTARA) - Emiten penyedia layanan laboratorium PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk mengincar peningkatan pendapatan dari produk barunya Anti SARS CoV-2S Quantitative, yaitu produk untuk memeriksa antibodi terhadap virus penyebab COVID-19, SARS CoV-2.
"Harapan kita dengan adanya produk ini dalam setahun ke depan ia akan memberikan kotribusi kurang lebih 10-12 persen dari revenue kami di 2021," kata Managing Director PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk Dennis Jacobus saat jumpa pers di Jakarta, Kamis.
Dennis menuturkan, vaksinasi COVID-19 kini ramai diperbincangkan masyarakat. Pertanyaan yang seringkali muncul adalah apakah jika seorang yang telah mendapat vaksinasi, lantas dijamin bahwa mereka akan kebal terhadap penyakit COVID-19.
Sebagai upaya merespons pertanyaan tersebut, lanjut Dennis, emiten berkode saham DGNS merilis Anti SARS CoV-2S Quantitative, yaitu pemeriksaan yang dilakukan untuk menentukan apakah tubuh seorang individu merespons vaksin dan membentuk imunitas dari penyakit COVID-19.
"Kami meluncurkan produk ini sebagai upaya melengkapi layanan kesehatan kepada masyarakat yang membutuhkan, terutama bagi masyarakat yang telah menjalani vaksinasi," ujar Dennis.
Metode pengambilan sampel pada tes Anti SARS CoV-2 S Quantitative dilakukan melalui pengambilan darah vena atau serology dan pemeriksaan akan selesai dalam 3-4 jam. Sedangkan laporan diterima dalam 24 jam.
Anti SARS CoV-2S Quantitative adalah salah satu dari lima produk baru yang akan diluncurkan Diagnos tahun ini. Empat produk lain adalah Oncogenomics, Nutrigenomics, Pharmagenomics, Microorganism Culture. Semua produk baru tersebut diharapkan akan menyumbang sekitar 11,4 persen dari target pendapatan tahun 2021.
Sementara itu, Diagnos tahun ini menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 21,1 persen, dan pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau EBITDA sebesar 28 persen.
PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk pada 15 Januari 2021 lalu resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui mekanisme penawaran umum perdana atau IPO sekaligus menjadi perusahaan tercatat ketiga pada 2021.
Perseroan melepas 250 juta lembar saham baru atau 20 persen dari total modal ditempatkan dan disetor penuh dengan harga Rp200 per saham, sehingga perseroan meraup dana segar Rp50 miliar. Perseroan menunjuk PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Baca juga: Penyedia layanan laboratorium Diagnos resmi melantai di bursa
Baca juga: Vaksin sekarang arahkan investor, bukan laba emiten dan data ekonomi
"Harapan kita dengan adanya produk ini dalam setahun ke depan ia akan memberikan kotribusi kurang lebih 10-12 persen dari revenue kami di 2021," kata Managing Director PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk Dennis Jacobus saat jumpa pers di Jakarta, Kamis.
Dennis menuturkan, vaksinasi COVID-19 kini ramai diperbincangkan masyarakat. Pertanyaan yang seringkali muncul adalah apakah jika seorang yang telah mendapat vaksinasi, lantas dijamin bahwa mereka akan kebal terhadap penyakit COVID-19.
Sebagai upaya merespons pertanyaan tersebut, lanjut Dennis, emiten berkode saham DGNS merilis Anti SARS CoV-2S Quantitative, yaitu pemeriksaan yang dilakukan untuk menentukan apakah tubuh seorang individu merespons vaksin dan membentuk imunitas dari penyakit COVID-19.
"Kami meluncurkan produk ini sebagai upaya melengkapi layanan kesehatan kepada masyarakat yang membutuhkan, terutama bagi masyarakat yang telah menjalani vaksinasi," ujar Dennis.
Metode pengambilan sampel pada tes Anti SARS CoV-2 S Quantitative dilakukan melalui pengambilan darah vena atau serology dan pemeriksaan akan selesai dalam 3-4 jam. Sedangkan laporan diterima dalam 24 jam.
Anti SARS CoV-2S Quantitative adalah salah satu dari lima produk baru yang akan diluncurkan Diagnos tahun ini. Empat produk lain adalah Oncogenomics, Nutrigenomics, Pharmagenomics, Microorganism Culture. Semua produk baru tersebut diharapkan akan menyumbang sekitar 11,4 persen dari target pendapatan tahun 2021.
Sementara itu, Diagnos tahun ini menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 21,1 persen, dan pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau EBITDA sebesar 28 persen.
PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk pada 15 Januari 2021 lalu resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui mekanisme penawaran umum perdana atau IPO sekaligus menjadi perusahaan tercatat ketiga pada 2021.
Perseroan melepas 250 juta lembar saham baru atau 20 persen dari total modal ditempatkan dan disetor penuh dengan harga Rp200 per saham, sehingga perseroan meraup dana segar Rp50 miliar. Perseroan menunjuk PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Baca juga: Penyedia layanan laboratorium Diagnos resmi melantai di bursa
Baca juga: Vaksin sekarang arahkan investor, bukan laba emiten dan data ekonomi
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021
Tags: