Jakarta (ANTARA) - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro mendorong pengolahan data yang diperoleh dari satelit penginderaan jauh agar dapat dimanfaatkan di berbagai sektor di Indonesia, seperti pertanian, kehutanan dan mitigasi bencana.

"Tanpa optimalisasi dan analisa, maka data atau citra satelit tinggal merupakan data atau citra satelit, tidak berbunyi, tidak punya roh, dan tidak punya manfaat yang jelas," kata Menristek Bambang dalam Rapat Koordinasi Nasional Citra Satelit Penginderaan Jauh Tahun 2021 yang diadakan virtual di Jakarta, Rabu.

Optimalisasi dan analisa data dari satelit penginderaan jauh itu, katanya, bisa digunakan dalam berbagai sektor, seperti pertanian untuk membuat perencanaan dan estimasi seberapa banyak dari produksi jenis pangan dari lahan yang ada atau untuk mengonfirmasi data terkait luas lahan yang digunakan untuk pertanian.

Selain itu, menurut Bambang, data dari citra satelit juga bisa digunakan untuk bidang kehutanan dan lingkungan hidup, seperti untuk memantau kondisi tutupan hutan di Indonesia. Sebagai salah satu negara dengan hutan tropis terbesar dunia, tentu kondisi hutan Indonesia akan menjadi sorotan dunia.

Karena itu, tegas Bambang, tanggung jawab pemerintah adalah memastikan hutan tropis selalu terjaga dan upaya pengawasan bisa dilakukan dengan lebih baik memakai citra satelit.

Demikian juga dengan mitigasi bencana, di mana penginderaan jauh dapat digunakan untuk mengawasi kondisi pemanfaatan tata ruang yang dapat menimbulkan bencana, seperti longsor. Mitigasi bisa dilakukan dengan menggunakan citra satelit untuk mengawasi kondisi daerah aliran sungai dan tata guna lahan di sekitar kawasan untuk mencegah longsor.

Menurut Bambang, selain kementerian dan lembaga, salah satu yang dapat memanfaatkan dengan baik pengolahan data citra satelit penginderaan jauh adalah pemerintah daerah.

"Dengan adanya data ini, maka pemerintah daerah, baik provinsi dan kabupaten/kota, bisa langsung melihat dengan jelas apa yang terjadi di daerahnya dan potensi atau bahaya yang ada di wilayahnya tersebut. Misalnya bahaya bencana," kata Bambang di rakor yang diselenggarakan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) itu.

Baca juga: LAPAN adakan Rakor Nasional Citra Satelit Penginderaan Jauh 2021

Dengan begitu, katanya, maka pemerintah daerah bisa langsung bergerak untuk mempersiapkan langkah mitigasi bencana.

Baca juga: Menristek: Satelit penginderaan jauh penting untuk tangani karhutla

LAPAN mengadakan Rakornas Citra Satelit Penginderaan Jauh 2021 dengan agenda serah terima data penginderaan jauh terbaru kepada kementerian/lembaga, TNI, POLRI, serta pemerintah provinsi, kabupaten dan kota.

Baca juga: Menristek dorong peningkatan kapabilitas satelit penginderaan jauh

Data tersebut akan diserahkan kepada 24 kementerian/lembaga, enam unsur dari TNI dan Polri, 34 pemerintah provinsi, serta 37 pemerintah kota/kabupaten.

Dalam kesempatan rakor itu LAPAN juga memberikan apresiasi Indriya Mandrawa kepada kementerian/lembaga serta pemerintah daerah yang aktif memanfaatkan data dan informasi penginderaan jauh selama 2020.