Sri Mulyani paparkan rincian pembiayaan investasi 2020 Rp104,8 triliun
27 Januari 2021 15:09 WIB
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam acara Media Group News Summit 2021 “Economic Recovery: How to Accelerate Economic Growth”, secara daring Rabu (27/1/2021). ANTARA/HO-Kemenkeu/pri.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan rincian realisasi pembiayaan investasi sepanjang 2020 sebesar Rp104,8 triliun yang ditujukan untuk mendukung UMKM dan dunia usaha di masa pandemi COVID-19.
“Untuk pembiayaan investasi yang tadi terealisasi Rp104,8 triliun itu adalah untuk pertama beberapa BUMN yang memang memiliki peran critical terhadap pembangunan,” katanya dalam Raker bersama Komisi XI DPR RI di Jakarta, Rabu.
Sri Mulyani menyebutkan penyertaan modal negara (PMN) untuk BUMN dan lembaga adalah sebesar Rp56,3 triliun dalam rangka memperbaiki struktur permodalan dan meningkatkan kapasitas usaha serta melaksanakan penugasan khusus program PEN.
BUMN yang melaksanakan penugasan khusus program PEN meliputi PT PLN sebesar Rp5 triliun, PT Hutama Karya Rp11 triliun, PT SMF Rp1,7 triliun, PT GDE Rp0,7 triliun, PT PNM Rp2,5 triliun, PT BPUI Rp6,3 triliun, PT PPI Rp0,5 triliun, PT PPI Rp1,6 triliun, PT Biofarma Rp2 triliun, PT LPEI Rp10 triliun, dan LPI Rp15 triliun.
“PT PANN waktu itu tidak tahu dan tidak jadi kita berikan,” ujarnya.
Kemudian investasi pada BLU sebesar Rp31,3 triliun dalam rangka meningkatkan efektivitas pembiayaan bagi koperasi, UMKM, UMi dan pembiayaan perumahan bagi MBR untuk akselerasi pemulihan ekonomi sekaligus memperkuat daya saing melalui peningkatan kualitas SDM.
Investasi bagi BLU diberikan kepada BLU LPDB Rp1,3 triliun, BLU PPDPP Rp9 triliun, BLU PIP Rp1 triliun, BLU LPDP Rp18 triliun dan BLU BPDLH Rp2 triliun.
“Kami juga melakukan investasi pemerintah dalam bentuk pinjaman, bukan PMN ke beberapa BUMN senilai Rp39,7 triliun,” katanya.
Ia menjelaskan dukungan kepada BUMN dalam bentuk skema pinjaman ini berfungsi sebagai stimulus modal kerja BUMN yang terdampak COVID-19 dan mempercepat proses pemulihan pasca pandemi di daerah.
BUMN yang mendapat pinjaman antara lain PT Garuda Indonesia Rp8,5 triliun, PT KAI Rp3,5 triliun, Perumnas Rp0,7 triliun, PTPN III Rp4 triliun, PT Krakatau Steel Rp3 triliun dan pinjaman PEN daerah Rp20 triliun.
“Sehingga dananya tidak dalam bentuk penyertaan modal,” tegasnya.
Selanjutnya, investasi kepada organisasi atau LK sebesar Rp0,7 triliun dalam rangka mempertahankan dan memperkuat posisi Indonesia dalam organisasi Lembaga Keuangan Internasional.
Sementara itu, terdapat penerimaan kembali investasi sebesar Rp23,2 triliun berasal dari BLU LMAN Rp19,9 triliun, BLU pusat P2H Rp2 triliun, dan pinjaman PEN daerah Rp1,2 triliun.
Baca juga: Kemenkeu paparkan enam arah kebijakan pembiayaan investasi 2021
Baca juga: Bappenas incar pembiayaan berbasis ekuitas
Baca juga: Pemerintah terbitkan PP Lembaga Pengelola Investasi
“Untuk pembiayaan investasi yang tadi terealisasi Rp104,8 triliun itu adalah untuk pertama beberapa BUMN yang memang memiliki peran critical terhadap pembangunan,” katanya dalam Raker bersama Komisi XI DPR RI di Jakarta, Rabu.
Sri Mulyani menyebutkan penyertaan modal negara (PMN) untuk BUMN dan lembaga adalah sebesar Rp56,3 triliun dalam rangka memperbaiki struktur permodalan dan meningkatkan kapasitas usaha serta melaksanakan penugasan khusus program PEN.
BUMN yang melaksanakan penugasan khusus program PEN meliputi PT PLN sebesar Rp5 triliun, PT Hutama Karya Rp11 triliun, PT SMF Rp1,7 triliun, PT GDE Rp0,7 triliun, PT PNM Rp2,5 triliun, PT BPUI Rp6,3 triliun, PT PPI Rp0,5 triliun, PT PPI Rp1,6 triliun, PT Biofarma Rp2 triliun, PT LPEI Rp10 triliun, dan LPI Rp15 triliun.
“PT PANN waktu itu tidak tahu dan tidak jadi kita berikan,” ujarnya.
Kemudian investasi pada BLU sebesar Rp31,3 triliun dalam rangka meningkatkan efektivitas pembiayaan bagi koperasi, UMKM, UMi dan pembiayaan perumahan bagi MBR untuk akselerasi pemulihan ekonomi sekaligus memperkuat daya saing melalui peningkatan kualitas SDM.
Investasi bagi BLU diberikan kepada BLU LPDB Rp1,3 triliun, BLU PPDPP Rp9 triliun, BLU PIP Rp1 triliun, BLU LPDP Rp18 triliun dan BLU BPDLH Rp2 triliun.
“Kami juga melakukan investasi pemerintah dalam bentuk pinjaman, bukan PMN ke beberapa BUMN senilai Rp39,7 triliun,” katanya.
Ia menjelaskan dukungan kepada BUMN dalam bentuk skema pinjaman ini berfungsi sebagai stimulus modal kerja BUMN yang terdampak COVID-19 dan mempercepat proses pemulihan pasca pandemi di daerah.
BUMN yang mendapat pinjaman antara lain PT Garuda Indonesia Rp8,5 triliun, PT KAI Rp3,5 triliun, Perumnas Rp0,7 triliun, PTPN III Rp4 triliun, PT Krakatau Steel Rp3 triliun dan pinjaman PEN daerah Rp20 triliun.
“Sehingga dananya tidak dalam bentuk penyertaan modal,” tegasnya.
Selanjutnya, investasi kepada organisasi atau LK sebesar Rp0,7 triliun dalam rangka mempertahankan dan memperkuat posisi Indonesia dalam organisasi Lembaga Keuangan Internasional.
Sementara itu, terdapat penerimaan kembali investasi sebesar Rp23,2 triliun berasal dari BLU LMAN Rp19,9 triliun, BLU pusat P2H Rp2 triliun, dan pinjaman PEN daerah Rp1,2 triliun.
Baca juga: Kemenkeu paparkan enam arah kebijakan pembiayaan investasi 2021
Baca juga: Bappenas incar pembiayaan berbasis ekuitas
Baca juga: Pemerintah terbitkan PP Lembaga Pengelola Investasi
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: