Tokyo (ANTARA) - Dolar terjebak cenderung dikalahkan mata uang utama lainnya pada Rabu, ketika pasar menunggu komentar dari Ketua Federal Reserve (Fed) Jerome Powell, yang kemungkinan akan memperbarui komitmen untuk kebijakan ultra-longgar.
Greenback menahan penurunan terhadap mata uang berisiko, dengan pemulihan pandemi berharap mendapatkan dorongan ketika Dana Moneter Internasional (IMF) meningkatkan perkiraannya untuk pertumbuhan global 2021.
Imbal hasil obligasi, yang kenaikannya telah mendukung dolar pada awal tahun ini, turun semalam di tengah kehati-hatian tentang ukuran akhir dan potensi penundaan rencana stimulus fiskal Presiden Joe Biden sebesar 1,9 triliun dolar AS.
"Semakin kuat prospek ekonomi dunia, semakin lemah dolar AS," kata Analis Mata Uang Commonwealth Bank of Australia, Joseph Capurso, di Sydney.
Baca juga: Dolar AS melemah, investor beralih buru mata uang berisiko
“Powell akan menjelaskan bahwa mereka tidak melihat adanya jalan keluar dalam waktu dekat dari sikap kebijakan mereka yang sangat longgar, dan itu akan menurunkan dolar.”
Powell akan berbicara pada konferensi pers setelah pertemuan kebijakan dua hari Fed yang berakhir Rabu waktu setempat.
Pedagang juga dengan cermat mengamati kemajuan stimulus AS setelah Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer mengatakan Demokrat mungkin mencoba untuk meloloskan sebagian besar paket pengeluaran besar-besaran Presiden dengan suara mayoritas, tetapi tidak jelas apakah mereka memiliki angka untuk mengesampingkan keberatan Partai Republik.
Baca juga: Wall Street jatuh, Indeks S&P dan Nasdaq tergelincir dari tertinggi
Indeks dolar sedikit berubah pada 90,172 di awal sesi Asia, mempertahankan penurunan 0,2 persen pada Selasa (26/1/2021).
Greenback diperdagangkan pada 103,61 yen, sedikit berubah setelah penurunan 0,1 persen semalam. Euro sebagian besar datar di 1,21625 dolar AS setelah naik sekitar 0,1 persen di sesi sebelumnya.
Dolar Aussie yang berisiko naik 0,1 persen menjadi 77,51 sen AS, menambah reli 0,5 persen pada Selasa (26/1/2021).
Pound Inggris naik setinggi 1,3753 dolar AS untuk pertama kalinya sejak Mei 2018 pada Kamis, sebelum diperdagangkan 0,1 persen lebih tinggi pada 1,3746 dolar AS.
Baca juga: Harga Minyak brent naik tipis, tertekan naiknya kematian akibat virus
Dolar AS di posisi defensif, pasar tunggu komentar Ketua The Fed
27 Januari 2021 08:26 WIB
Ilustrasi - Virus Corona berdampak pada krisis ekonomi Amerika. ANTARA/Shutterstock/pri.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021
Tags: