New York (ANTARA) - Saham-saham Asia tampaknya akan naik pada perdagangan Rabu, memantul kembali dari aksi jual tajam pada Selasa (26/1/2021), sementara saham Australia terlihat dibuka melemah setelah hari libur pada kemarin.

Pasar lebih tinggi di Eropa dan sedikit penurunan dari rekor tertinggi di Amerika Serikat (AS) semalam menunjukkan bahwa investor berhati-hati tentang kemungkinan hambatan rencana stimulus AS dan menjelang pengumuman kebijakan dari Federal Reserve (Fed).

Mata tertuju pada angka inflasi Australia yang akan keluar Rabu malam, kata Steven Daghlian, seorang analis pasar di CommSec di Sydney, yang mencatat baik ekuitas dan dolar Aussie telah "terkoyak." Saham Aussie mencapai tertinggi 11 bulan pada Senin (25/1/2021), "mendekati level sebelum COVID," katanya.

Baca juga: Wall Street jatuh, Indeks S&P dan Nasdaq tergelincir dari tertinggi

Federal Reserve AS akan mengumumkan hasil pertemuan kebijakan dua hari pada Rabu waktu setemapat. Analis memperkirakan The Fed akan tetap berpegang pada nada dovish untuk membantu mempercepat pemulihan ekonomi.

Pembicaraan stimulus AS sedang dalam fokus, dengan Pemimpin Mayoritas Senat AS Chuck Schumer mengatakan Demokrat akan melanjutkan rencana bantuan Virus Corona Presiden Joe Biden tanpa dukungan Partai Republik jika perlu.

Saham Eropa naik pada Selasa (26/1/2021) terangkat laba yang kuat dari manajer kekayaan UBS dan pembuat suku cadang mobil Autoliv menambah serangkaian pembaruan perusahaan yang positif, sementara Dana Moneter Internasional (IMF) menaikkan perkiraannya untuk pertumbuhan global pada 2021.

Baca juga: Saham Inggris setop rugi beruntun, Indeks FTSE 100 bangkit 0,23 persen

Baca juga: Saham Prancis "rebound" dari rugi, Indeks CAC 40 terangkat 0,93 persen


Imbal hasil obligasi AS sebagian besar turun dalam perdagangan berfluktuasi semalam, setelah sebelumnya mencapai posisi terendah tiga minggu di ujung kurva yang panjang, saat investor tetap berhati-hati tentang ukuran paket stimulus AS yang diusulkan.

Obligasi pemerintah AS 10-tahun yang menjadi acuan memberikan imbal hasil 1,033 persen, dibandingkan dengan 1,040 persen pada Selasa sore (26/1/2021).

Indeks berjangka S&P/ASX 200 Australia kehilangan 0,25 persen di awal perdagangan. Indeks berjangka Nikkei 225 Jepang naik 0,07 persen, dan indeks berjangka Hang Seng Hong Kong naik 0,68 persen.

Baca juga: Saham Spanyol "menghijau" setelah rugi, Indeks IBEX naik 0,86 persen

Baca juga: Saham Prancis "rebound" dari rugi, Indeks CAC 40 terangkat 0,93 persen


Indeks berjangka E-mini untuk S&P 500 naik 0,21 persen.

Dolar Australia menguat 0,05 persen terhadap greenback pada 0,775 dolar AS.

Dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang karena para pedagang memburu mata uang berisiko. Indeks dolar turun 0,194 persen, dengan euro menguat 0,02 persen menjadi 1,2162 dolar AS.

Yen Jepang melemah 0,01 persen terhadap greenback di 103,61 per dolar, sementara Sterling diperdagangkan terakhir pada 1,3735 dolar, naik 0,01 persen.

Baca juga: Dolar AS melemah, investor beralih buru mata uang berisiko