Banda Aceh (ANTARA) - Masyarakat Provinsi Aceh mengalami kerugian mencapai Rp11,6 miliar lebih akibat bencana yang terjadi sepanjang Januari 2021 di beberapa daerah provinsi paling barat Indonesia itu, menurut Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA).

“Total 62 kali kejadian bencana di Aceh selama bulan Januari 2021. Banjir merupakan bencana yang paling dominan,” kata Kepala Pelaksana BPBA Ilyas dalam keterangan Pusat Data dan Infromasi (Pusdatin) di Banda Aceh, Senin.

Pusadatin BPBA mencatat banjir sebanyak 27 kali kejadian, peristiwa yang paling banyak terjadi di Kabupaten Aceh Timur dan Aceh Tamiang. Kemudian, 15 kali longsor, 11 kali kebakaran pemukiman, empat kali kejadian angin puting beliung.

Selanjutnya, satu kali kejadian banjir dan longsor di Aceh Utara, dua kali kejadian abrasi di Kota Langsa dan Aceh Tamiang serta dua kali kejadian kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah Aceh Selatan dan Banda Aceh.

Selama peristiwa bencana tersebut, kata Ilyas, korban yang terdampak mencapai 33.380 jiwa dalam 8.815 kepala keluarga (KK), yang tersebar di 125 kecamatan dalam beberapa kabupaten/kota di daerah "Tanah Rencong" itu.

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Sultan Iskandar Muda Aceh Besar memprakirakan beberapa kabupaten/kota di provinsi itu masih diguyur hujan sedang hingga deras selama beberapa hari ke depan.

“Beberapa daerah yang berpotensi hujan sedang hingga lebat seperti Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah, Gayo Lues, Pidie, Aceh Tenggara, Aceh Jaya, Pidie Jaya dan Subulussalam,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Aceh Besar Zakaria Ahmad.

Ia menjelaskan peringatan dini cuaca itu dikeluarkan mengingat adanya belokan angin atau shearline di sekitar wilayah Aceh yang dapat meningkatkan potensi pembentukan awan hujan di daerah setempat.

“Kondisi ini dapat mengakibatkan fenomena cuaca ekstrem seperti hujan lebat yang disertai kilat atau petir dan angin kencang pada sore hingga malam hari,” katanya.

Oleh sebab itu kami mengimbau warga selalu wasapda dan siaga terhadap potensi terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor, demikian Zakaria Ahmad.

Baca juga: Banjir, dominasi peristiwa bencana di Aceh awal 2021

Baca juga: Ratusan warga pedalaman Aceh Timur mengungsi akibat banjir

Baca juga: Aktivitas pendidikan di Aceh kembali normal setelah banjir