Pontianak (ANTARA) - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Kalimantan Barat (Kalbar) optimis produksi dan harga minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) pada 2021 akan tetap baik.
"Jika mengulas sifat iklim tahun 2019 – 2020 yang cukup kondusif bagi sektor perkebunan sawit, optimis produksi dan harga CPO pada tahun 2021 ini akan tetap baik," ujar Ketua Gapki Kalbar, Purwati Munawir di Pontianak, Senin.
Ia menjelaskan bahwa dari sisi kinerja produksi CPO tetap baik karena diproyeksikan sama dengan produksi 2020 yaitu lebih kurang 6 juta ton terdiri dari 5 juta ton CPO dan 1 juta ton inti sawit atau PK.
Sedangkan dari sisi harga CPO, pergerakannya cenderung semakin membaik sejak 2019 dan diperkirakan masih tetap bergerak naik setidaknya sampai semester I- 2021.
Baca juga: Menko Airlangga: Harga CPO bakal naik hingga 668 dolar/ton tahun depan
Namun demikian, tambahnya, strategi pasar masih harus dikawal terutama terkait dengan efisiensi tata kelola sawit di lapangan.
"Demikian pula serapan pasar global terutama ke negara Cina, India diperkirakan masih tetap baik hal ini dipengaruhi oleh daya saing CPO yang cukup kuat terhadap minyak nabati lain (kedele, jagung) karena produksi yang cenderung terbatas," kata dia.
Menurutnya, dengan perkiraan tersebut dan dengan kondisi harga yang baik akan dapat berpengaruh positif bagi sisi penerimaan petani sawit di Kalbar.
"Penerimaan petani sawit dapat dilihat dari nilai tukar petani atau NTP terutama di sektor perkebunan. Nah dari histori yang ada selalu tinggi atau di atas 100 poin. Dengan potret yang ada diharapkan dari sisi pengeluaran dapat terkelola dengan baik dan petani lebih sejahtera," kata dia.
Baca juga: Pemerintah sebut penyesuaian pungutan ekspor bantu pengembangan sawit
Dari analisa Gapki Kalbar dan data yang ada, meski di tengah situasi pandemi COVID -19 sejak awal 2020 hingga saat ini, ternyata CPO sebagai salah satu komoditi turunan dari kelapa sawit, mampu bertahan dengan posisi harga lebih baik dibandingkan dengan harga rata-rata CPO pada 2019 yaitu sebesar Rp6.540/kg di mana harga terendah sebesar Rp5.877/kg pada Januari dan harga tertinggi pada Desember 2019 yakni Rp8.155 /kg.
Harga rata-rata CPO selama 2020 berada pada posisi Rp8.117/kg, dengan harga tertinggi pada kwartal- IV yaitu sebesar Rp9.373/kg.
Pergerakan harga sepanjang tahun 2020 relatif stabil dengan sedikit berfluktuasi turun walaupun tidak signifikan pada Triwulan III dengan harga terendah pada kisaran Rp 6265/kg.
Data Dinas Perkebunan Provinsi Kalbar menyampaikan bahwa di awal 2021 harga Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit mencatat rekor tertinggi dibandingkan dengan setiap penetapan harga sepanjang 2020 lalu terutama untuk umur 10 - 20 tahun karena saat ini harganya sudah mencapai Rp2.109,05 per kilogram. Untuk harga CPO Rp9.250, 33 /kg.
Sementara itu, berdasarkan data Direktorat Jenderal Bea Cukai (Kanwil DJBC) Kalbar bahwa sawit dan produk turunannya masuk dalam jajaran lima besar mencatat devisa ekspor dan bea keluar.
Pada tahun 2020, bea keluar yang dicatatkan oleh komoditas minyak kelapa sawit dan fraksinya sebesar Rp5,890 miliar. Sedangkan nilai devisa yang dicatatkan dari komoditas CPO dan turunannya sebesar 110 juta dolar AS.
Kepala Seksi Pengolahan Data Kanwil DJBC Kalbagbar, Purba Sadi, melihat ada fenomena menarik dengan bergeliatnya ekspor komoditas pertanian ini.
"Yang menarik komoditas perkebunan ini, ada peningkatan," tutur dia.
Baca juga: Harga CPO turun Rp80, menjadi di bawah Rp9.300 per kilogram
Baca juga: Harga CPO membaik, Gapki catat nilai ekspor sawit Juli naik 15 persen
Gapki Kalbar optimis produksi dan harga CPO 2021 tetap baik
25 Januari 2021 10:25 WIB
Perkebunan sawit di Kalbar (ANTARA/Dedi)
Pewarta: Dedi
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021
Tags: