Jakarta (ANTARA) - Garuda Indonesia Group memastikan terus memperhatikan jadwal pemeliharaan pesawat yang akan beroperasi sehingga laik terbang sekalipun saat ini masih dalam masa pandemi COVID-19.

"Kami tetap menjalani prolong inspection yang ditetapkan oleh produsen manufaktur selama pandemi. Dan prolong inspection tetap dilakukan kendati pesawat dalam keadaan tidak terbang akibat pandemi," kata Direktur Utama PT Garuda Maintenance Facility (GMF) Aero Asia, I Wayan Susena dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.

Ditegaskan, dalam masa pandemi COVID-19 tidak membuat pihaknya tidak memperhatikan jadwal pemeliharaan armada Garuda Indonesia Group dan juga beberapa maskapai yang bekerjasama dengan PT Garuda Maintenance Facility (GMF) untuk perawatan pesawat.

Wayan menjelaskan bahwa prolong inspection dilakukan pada beberapa aspek, seperti mesin, kabin hingga sistem pesawat dengan tujuan menjaga pesawat tetap layak terbang, sesuai dengan aircraft manual masing-masing pesawat. Pengecekan dan perawatan dilakukan agar saat pesawat kembali mengudara, pengguna dapat merasa nyaman dan aman serta pesawat akan dipersiapkan dalam 2-3 hari, sebelum siap kembali mengudara.

"Jadi, pesawat akan kita ambil dari storage 2-3 hari sebelumnya. Kita cek semua, baik dari mesin, kabin hingga sistemnya. Hal ini kami lakukan agar pesawat itu tetap aman dan nanti pada saat dipakai sudah laik," katanya.

Sebelumnya, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra memastikan bahwa pihaknya tetap konsisten dalam melakukan perawatan pesawat. Hal tersebut tetap dilakukan meski dalam masa pandemi COVID-19 membuat banyak pesawat tidak dioperasikan karena menurunnya penumpang.

"Konsistensi ini dijalankan sesuai dengan standar keselamatan manufaktur pesawat dan regulasi keselamatan penerbangan. Garuda Indonesia juga mengupayakan hal tersebut secara menyeluruh dan berlapis. Hal tersebut harus dilakukan dalam menjalankan prosedur inspeksi dan perawatan armada secara komprehensif," katanya.

Irfan juga mengungkapkan hal tersebut sejalan dengan upaya menghadirkan pengalaman penerbangan yang aman dan nyaman serta yang terutama keselamatan penumpang. Dia menegaskan, Garuda Indonesia senantiasa mengedepankan komitmen keselamatan sebagai prioritas utama dalam seluruh lini operasionalnya.

Dekan dan Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Tarumanegara yang juga pakar penerbangan, Prof. Dr. Ahmad Sudiro mengatakan perawatan armada yang optimal menjadi salah satu komponen yang harus dilakukan oleh operator maskapai, karenanya jaminan keselamatan mutlak didapatkan oleh penumpang saat mereka membeli tiket pesawat.

Dikatakan, akibatnya seluruh biaya operasional yang ada pada maskapai itu pada akhirnya dibebankan pada konsumen, sehingga tarif yang ditetapkan oleh Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) saat ini ada perhitungan biaya per kilometernya dan termasuk di dalamnya ada biaya perawatan untuk armada yang digunakan.

"Dengan perhitungan itu dapat dikatakan bahwa dalam harga tiket tersebut maka penumpang juga membeli rasa aman dan nyaman selama penerbangan. Dan dapat saya katakan kalau keselamatan itu memerlukan biaya yang tidak murah, terlebih lagi dengan tarif full service selain dengan memberikan pelayanan yang terbaik maka faktor keselamatan akan lebih utamakan," kata Ahmad.

Untuk ini dirinya meyakini bahwa pihak maskapai yang mengenakan tarif full service kepada calon penumpangnya akan sungguh-sungguh memberikan rasa aman. Hal itu dilakukan dengan perawatan armada yang optimal, pengecekan secara berkala dan juga mempercayakan pengoperasian pesawat kepada pilot-pilot yang handal.

Saat ini Ahmad meyakini bahwa maskapai di Tanah Air yang memiliki performa perawatan terbaik masih ada di maskapai Garuda Indonesia. Dengan tarif yang sedikit lebih mahal dari maskapai lain, flight carier negara kita dipastikan memiliki perawatan yang lebih baik untuk operasional armadanya.

"Terlebih lagi Garuda Indonesia Group memiliki anak usaha yang fokus pada perawatan pesawat yang sudah kelas dunia yaitu GMF. Karena itu kita harapkan Garuda Indonesia terus memperhatikan pelayanannya sehingga bisa memberikan rasa aman dan nyaman kepada para penggunanya dan tentunya tetap menerapkan zero tolerance untuk masalah perawatan armadanya," katanya.

Baca juga: Trafik penerbangan mulai naik, GMF optimis bangkit
Baca juga: GMF-PT DI jajaki kerja sama perawatan dan penyediaan komponen pesawat
Baca juga: Sriwijaya Air jatuh, pengamat sarankan buka riwayat perawatan pesawat