"Sudah banyak yang menghubungi saya untuk mendonorkan plasma konvalesennya, tapi kami yang belum siap, karena masih ada beberapa hal yang harus kami persiapkan untuk bisa melakukan donor plasma," kata Aditya di Bandarlampung, Minggu.
Baca juga: ASN penyintas COVID-19 diminta donorkan plasma konvalesen
Baca juga: Wapres imbau pemda sosialisasikan donor plasma konvalesen
Ia menjelaskan saat ini masyarakat belum bisa melakukan donor plasma konvalensen, sebab PMI sedang mengurus kelayakan UTD untuk dapat melakukan transfusi plasma tersebut di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).Baca juga: ASN penyintas COVID-19 diminta donorkan plasma konvalesen
Baca juga: Wapres imbau pemda sosialisasikan donor plasma konvalesen
"Jadi, persiapannya itu kan banyak, seperti UTD ya harus ada sertifikat dari BPOM, bahwa UTD ini memiliki kemampuan, kami sedang mengurusnya, kemudian kita juga masih belum punya kantong plasmanya," kata dia.
Ia mengatakan bahwa kantong untuk plasma konvalesen tersebut sulit untuk didapatkan di Indonesia, sebab produknya merupakan buatan dari luar negeri.
"Kantong plasma konvalesen di seluruh Indonesia sedang kosong stoknya, katanya baru mau dikirim," tuturnya.
Namun, lanjutnya, untuk kesiapan lainnya, seperti sumber daya manusia (SDM) dan alat-alat lainnya UTD Palang Merah Indonesia (PMI) Lampung sudah lengkap.
"Meskipun nanti sudah lengkap semua persiapannya dan BPOM telah memberikan sertifikat kelayakan tidak semua penyitas COVID-19 dapat mendonorkan plasmanya, karena ada kriterianya dan akan dilakukan skrining dahulu," ucapnya.
Ia mengatakan bahwa plasma konvalesen ini sama dengan vaksin, hanya saja cara ini menggunakan plasma darah pasien COVID-19 yang sudah sembuh dengan harapan pasien yang sedang sakit dapat terbentuk antibodinya.
Baca juga: Wapres dorong penyintas COVID-19 donorkan plasma darah
Baca juga: 57 anggota Polresta Sidoarjo ikuti donor darah plasma
Baca juga: Airlangga dorong penyintas COVID-19 donor plasma konvalesen
"Pemberian plasma konvalesen ini juga belum tentu direspons baik oleh tubuh pasien COVID-19. Respons tubuh orang pasti berbeda-beda, ada yang terbentuk antibodinya dan ada yang tidak," kata dia.Baca juga: Wapres dorong penyintas COVID-19 donorkan plasma darah
Baca juga: 57 anggota Polresta Sidoarjo ikuti donor darah plasma
Baca juga: Airlangga dorong penyintas COVID-19 donor plasma konvalesen