Kapolres Merauke berdayakan Suku Asmat keterampilan home industry
23 Januari 2021 19:57 WIB
Kapolres Merauke AKBP Untung Sangaji (tengah) mengajari para warga pedalaman Asmat untuk membuat kancing dari batok kelapa. (ANTARA/ HO-Polri)
Jakarta (ANTARA) - Kapolres Merauke AKBP Untung Sangaji membina para perempuan pedalaman Asmat untuk membuat minyak kelapa berkualitas dan kancing batok kelapa.
AKBP Untung Sangaji melalui siaran pers, Sabtu, mengatakan pihaknya membagi 21 perempuan pedalaman Asmat itu ke dalam dua tim yakni tim pembuat minyak kelapa dan tim pembuat kancing unik batok kelapa sehingga mereka bisa fokus pada keahlian masing-masing.
Untung menyebut bahwa pihaknya hanya melatih peserta yang tertarik untuk mengikuti pelatihan.
"Tidak boleh dilatih sebelum tertarik. Jadi ada tiga gadis Asmat yang tertarik ikut pelatihan tambahan membuat kancing unik batok kelapa. Kami berikan satu persiapan kepada mereka, manusia dan alat. Akhirnya kami latih, ternyata anak ini tekun dan pintar sekali," kata Kapolres Merauke AKBP Untung Sangaji melalui siaran pers, Jakarta, Sabtu.
Menurut Untung, hasil produksi minyak kelapa yang digeluti perempuan-perempuan Asmat itu makin hari makin bagus. Sebelum diberikan tanggung jawab mengelola home industry di pemukimannya masing-masing, mereka dilatih sebaik mungkin terlebih dahulu di tenda pelatihan home industry Polres Merauke sekaligus hal ini merupakan tahap penilaian.
"Kami mau jadikan team work home industry di kawasan mereka maka kami harus latih sebagus mungkin. Sekarang membuat minyak sudah bagus, muncul lagi keinginan dia yang lain, bikin kancing baju. Baru latihan dasar juga sudah bagus membuat kancing. Jadi hari Senin (pekan depan) mereka ujian," kata pria penerima sertifikat dan penghargaan dari Minister for Communications Singapore dan Under Ambrella and Mission Sacre of United Nations dan A.D.C.A.I.T Bangkok ini.
Ujian yang diberikan kepada puluhan perempuan Asmat tersebut meliputi tata kelola, persiapan manusia dan barang, tata urut alat yang digunakan, perawatan alat-alat, pengemasan sampai pada pengumpulan barang-barang sisa dari pekerjaan itu, baik minyak goreng maupun sisa-sisa batok kelapa.
Saat melatih, Untung selalu mengajarkan cara merapikan, menyiapkan sarana dan prasarana baik alat maupun manusianya sebelum dan sesudah bekerja sehingga hasil pekerjaan makin bagus serta peralatan latihan bisa terpelihara dengan baik.
Selama pembinaan dua pekan, para peserta binaan sudah berhasil memproduksi minyak kelapa sebanyak 100 liter lebih.
Polres Merauke sudah menyiapkan botol kemasan, sedangkan untuk label minyak kelapa disiapkan oleh mitra yakni BPC Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Merauke.
Produksi minyak kelapa kemudian disortir. Hanya yang berkualitas yang akan dipasarkan.
"Kami akan berikan sertifikat kepada mereka yang sudah dilatih dan mahir baik laki-laki maupun perempuan, namun tidak semua. Tim pertama, orang-orang yang sudah kami latih, tinggal ujian saja karena kami hentikan saat berlangsung Pilkada 9 Desember dan Natal 2020. Kemudian, tim kedua yang sekarang ini mama-mama dan gadis Asmat," kata Untung.
AKBP Untung Sangaji melalui siaran pers, Sabtu, mengatakan pihaknya membagi 21 perempuan pedalaman Asmat itu ke dalam dua tim yakni tim pembuat minyak kelapa dan tim pembuat kancing unik batok kelapa sehingga mereka bisa fokus pada keahlian masing-masing.
Untung menyebut bahwa pihaknya hanya melatih peserta yang tertarik untuk mengikuti pelatihan.
"Tidak boleh dilatih sebelum tertarik. Jadi ada tiga gadis Asmat yang tertarik ikut pelatihan tambahan membuat kancing unik batok kelapa. Kami berikan satu persiapan kepada mereka, manusia dan alat. Akhirnya kami latih, ternyata anak ini tekun dan pintar sekali," kata Kapolres Merauke AKBP Untung Sangaji melalui siaran pers, Jakarta, Sabtu.
Menurut Untung, hasil produksi minyak kelapa yang digeluti perempuan-perempuan Asmat itu makin hari makin bagus. Sebelum diberikan tanggung jawab mengelola home industry di pemukimannya masing-masing, mereka dilatih sebaik mungkin terlebih dahulu di tenda pelatihan home industry Polres Merauke sekaligus hal ini merupakan tahap penilaian.
"Kami mau jadikan team work home industry di kawasan mereka maka kami harus latih sebagus mungkin. Sekarang membuat minyak sudah bagus, muncul lagi keinginan dia yang lain, bikin kancing baju. Baru latihan dasar juga sudah bagus membuat kancing. Jadi hari Senin (pekan depan) mereka ujian," kata pria penerima sertifikat dan penghargaan dari Minister for Communications Singapore dan Under Ambrella and Mission Sacre of United Nations dan A.D.C.A.I.T Bangkok ini.
Ujian yang diberikan kepada puluhan perempuan Asmat tersebut meliputi tata kelola, persiapan manusia dan barang, tata urut alat yang digunakan, perawatan alat-alat, pengemasan sampai pada pengumpulan barang-barang sisa dari pekerjaan itu, baik minyak goreng maupun sisa-sisa batok kelapa.
Saat melatih, Untung selalu mengajarkan cara merapikan, menyiapkan sarana dan prasarana baik alat maupun manusianya sebelum dan sesudah bekerja sehingga hasil pekerjaan makin bagus serta peralatan latihan bisa terpelihara dengan baik.
Selama pembinaan dua pekan, para peserta binaan sudah berhasil memproduksi minyak kelapa sebanyak 100 liter lebih.
Polres Merauke sudah menyiapkan botol kemasan, sedangkan untuk label minyak kelapa disiapkan oleh mitra yakni BPC Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Merauke.
Produksi minyak kelapa kemudian disortir. Hanya yang berkualitas yang akan dipasarkan.
"Kami akan berikan sertifikat kepada mereka yang sudah dilatih dan mahir baik laki-laki maupun perempuan, namun tidak semua. Tim pertama, orang-orang yang sudah kami latih, tinggal ujian saja karena kami hentikan saat berlangsung Pilkada 9 Desember dan Natal 2020. Kemudian, tim kedua yang sekarang ini mama-mama dan gadis Asmat," kata Untung.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2021
Tags: