Ketua Banggar DPR harap LPEI tekan kredit macet turun
22 Januari 2021 08:02 WIB
Said Abdullah saat menyampaikan pernyataan usai terpilih sebagai Ketua Badan Anggaran DPR RI di Jakarta, Rabu. (ANTARA/ Sella Panduarsa Gareta)
Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi XI sekaligus Ketua Badan Anggaran DPR RI Said Abdullah berharap Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank dapat terus meningkatkan pengelolaan kualitas pembiayaan seiring dengan mulai pulihnya ekonomi domestik yang terdampak oleh pandemi.
"Meski di tengah krisis akibat pandemi, LPEI telah mampu menurunkan NPL net menjadi 9,8 persen dan mencatatkan laba bersih sebesar Rp285 miliar. Tentu tren positif ini, saya kira harus terus dijaga seiring momentum pemulihan ekonomi. Namun, perbaikan dan pengelolaan kualitas pembiayaan tetap harus ditingkatkan agar NPL dapat berangsur-angsur menurun," kata Said dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
NPL net LPEI sebelumnya berada di angka 14 persen pada 2019, namun mampu ditekan menjadi 9,8 persen pada 2020. LPEI menargetkan NPL net tiap tahunnya dapat ditekan hingga pada 2024 mencapai kisaran 4-5 persen saja.
Baca juga: LPEI dapatkan pendanaan 200 juta dolar AS dari KEXIM
Selain itu Said mendorong LPEI untuk terus menjaga kinerja sekaligus secara terus menerus mendampingi, memberi pelatihan, juga memberikan berbagai kemudahan kepada sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) agar mampu melakukan ekspor.
"LPEI perlu terus menjaga kerja keras dalam mendorong bangkitnya UMKM yang berorientasi ekspor, termasuk pelaksanaan mandat lainnya dari pemerintah, seperti penugasan khusus ekspor, penjaminan korporasi padat karya, bahkan berperan juga sebagai pelaksana investasi dalam rangka PEN," ujar Said.
Agar semua itu terwujud, ia berharap agar LPEI perlu dengan serius memperkuat kapasitas dan kapabilitasnya baik dari sisi SDM, manajemen risiko, serta dukungan teknologi, eehingga, berbagai tugas dan amanat yang diberikan kepada LPEI sesuai undang-undang dapat direalisasikan.
Baca juga: LPEI dorong pelaku usaha optimistis dapat pulih di 2021
Sekretaris Perusahaan LPEI Agus Windiarto menyampaikan tahun 2020 merupakan titik balik perbaikan kinerja keuangan LPEI dan diharapkan berlanjut pada 2021. Manajamen optimistis LPEI akan terus tumbuh secara berkelanjutan dengan prioritas pada tahun ini meliputi menjalankan mandat, perbaikan kualitas aset, pengembangan bisnis, serta penguatan proses internal.
Sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan, LPEI telah mampu melahirkan 60 eksportir baru dan 2.200 UKM binaan yang siap untuk melakukan ekspor. Per Desember 2020 (unaudited) LPEI telah menyalurkan pembiayaan ekspor senilai Rp90,4 triliun dan penjaminan senilai Rp9,9 triliun, serta asuransi senilai Rp8,1 triliun.
Baca juga: LPEI beri modal kerja pelaku UKM berorientasi ekspor Rp500 juta
"Meski di tengah krisis akibat pandemi, LPEI telah mampu menurunkan NPL net menjadi 9,8 persen dan mencatatkan laba bersih sebesar Rp285 miliar. Tentu tren positif ini, saya kira harus terus dijaga seiring momentum pemulihan ekonomi. Namun, perbaikan dan pengelolaan kualitas pembiayaan tetap harus ditingkatkan agar NPL dapat berangsur-angsur menurun," kata Said dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
NPL net LPEI sebelumnya berada di angka 14 persen pada 2019, namun mampu ditekan menjadi 9,8 persen pada 2020. LPEI menargetkan NPL net tiap tahunnya dapat ditekan hingga pada 2024 mencapai kisaran 4-5 persen saja.
Baca juga: LPEI dapatkan pendanaan 200 juta dolar AS dari KEXIM
Selain itu Said mendorong LPEI untuk terus menjaga kinerja sekaligus secara terus menerus mendampingi, memberi pelatihan, juga memberikan berbagai kemudahan kepada sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) agar mampu melakukan ekspor.
"LPEI perlu terus menjaga kerja keras dalam mendorong bangkitnya UMKM yang berorientasi ekspor, termasuk pelaksanaan mandat lainnya dari pemerintah, seperti penugasan khusus ekspor, penjaminan korporasi padat karya, bahkan berperan juga sebagai pelaksana investasi dalam rangka PEN," ujar Said.
Agar semua itu terwujud, ia berharap agar LPEI perlu dengan serius memperkuat kapasitas dan kapabilitasnya baik dari sisi SDM, manajemen risiko, serta dukungan teknologi, eehingga, berbagai tugas dan amanat yang diberikan kepada LPEI sesuai undang-undang dapat direalisasikan.
Baca juga: LPEI dorong pelaku usaha optimistis dapat pulih di 2021
Sekretaris Perusahaan LPEI Agus Windiarto menyampaikan tahun 2020 merupakan titik balik perbaikan kinerja keuangan LPEI dan diharapkan berlanjut pada 2021. Manajamen optimistis LPEI akan terus tumbuh secara berkelanjutan dengan prioritas pada tahun ini meliputi menjalankan mandat, perbaikan kualitas aset, pengembangan bisnis, serta penguatan proses internal.
Sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan, LPEI telah mampu melahirkan 60 eksportir baru dan 2.200 UKM binaan yang siap untuk melakukan ekspor. Per Desember 2020 (unaudited) LPEI telah menyalurkan pembiayaan ekspor senilai Rp90,4 triliun dan penjaminan senilai Rp9,9 triliun, serta asuransi senilai Rp8,1 triliun.
Baca juga: LPEI beri modal kerja pelaku UKM berorientasi ekspor Rp500 juta
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021
Tags: