BNPB: Bantuan korban gempa Sulbar yang masuk harus segera disalurkan
20 Januari 2021 21:37 WIB
Satuan aparat keamanan TNI Polri Imelakukan penjagaan di toko Mamuju, Sulawesi Barat, Rabu (20/1/2021). Pengamanan tersebut dilakukan guna mengantisipasi adanya tindakan yang tidak diinginkan seperti penjarahan. ANTARA FOTO / Akbar Tado/foc.
Mamuju (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo menginstruksikan bantuan bagi korban gempa Sulawesi Barat (Sulbar) yang masuk ke posko-posko atau gudang penampungan logistik harus segera disalurkan.
"Barang-barang (bantuan) yang masuk tidak boleh lebih dari 24 jam berada di posko penampungan. Begitu masuk harus segera didistribusikan," katanya dalam rapat koordinasi penanganan pascabencana Sulbar dengan berbagai pihak di Sekretariat Bersama Desk Relawan di Kabupaten Mamuju, Rabu.
Doni tidak ingin korban bencana utamanya pengungsi menunggu bantuan terlalu lama. Ia khawatir jika bantuan yang didistribusikan terlalu lama dapat mengancam kehidupan para pengungsi.
Baca juga: BNPB: Potensi gempa berskala besar Sulbar sudah diingatkan pada 2019
Ia meminta agar relawan yang mendistribusikan bantuan memprioritaskan titik pengungsian yang berada di daerah-daerah yang masih terisolasi yang belum bisa dijangkau dengan kendaraan roda empat.
"Baik melewati jalur darat maupun jalur udara. Kami (BNPB) menyiapkan dua helikopter khusus untuk mendistribusikan bantuan ke wilayah Kabupaten Majene," ujarnya.
Masing-masing helikopter, lanjutnya, dapat menampung maksimal dua ton logistik dan lima ton logistik. Diutamakan logistik berupa bahan-bahan kebutuhan dasar seperti sembilan bahan pokok (sembako).
Selain itu Doni meminta seluruh relawan jika menemukan pengungsi yang sakit utamanya yang berada di daerah-daerah terisolir namun terkendala jarak dan fasilitas untuk membawa mereka segera melaporkan kepada BNPB.
"Kami juga menyiapkan helikopter khusus untuk mengangkut yang sakit. Yang pasti semua dimudahkan. Tidak ada yang dipersulit," tambahnya.
Baca juga: BNPB catat 154 bencana alam di Indonesia pada awal 2021
Baca juga: BNPB pastikan pencegahan COVID-19 dalam penanganan gempa Sulbar
Baca juga: 84 orang meninggal akibat gempa magnitudo 6,2 di Sulawesi Barat
"Barang-barang (bantuan) yang masuk tidak boleh lebih dari 24 jam berada di posko penampungan. Begitu masuk harus segera didistribusikan," katanya dalam rapat koordinasi penanganan pascabencana Sulbar dengan berbagai pihak di Sekretariat Bersama Desk Relawan di Kabupaten Mamuju, Rabu.
Doni tidak ingin korban bencana utamanya pengungsi menunggu bantuan terlalu lama. Ia khawatir jika bantuan yang didistribusikan terlalu lama dapat mengancam kehidupan para pengungsi.
Baca juga: BNPB: Potensi gempa berskala besar Sulbar sudah diingatkan pada 2019
Ia meminta agar relawan yang mendistribusikan bantuan memprioritaskan titik pengungsian yang berada di daerah-daerah yang masih terisolasi yang belum bisa dijangkau dengan kendaraan roda empat.
"Baik melewati jalur darat maupun jalur udara. Kami (BNPB) menyiapkan dua helikopter khusus untuk mendistribusikan bantuan ke wilayah Kabupaten Majene," ujarnya.
Masing-masing helikopter, lanjutnya, dapat menampung maksimal dua ton logistik dan lima ton logistik. Diutamakan logistik berupa bahan-bahan kebutuhan dasar seperti sembilan bahan pokok (sembako).
Selain itu Doni meminta seluruh relawan jika menemukan pengungsi yang sakit utamanya yang berada di daerah-daerah terisolir namun terkendala jarak dan fasilitas untuk membawa mereka segera melaporkan kepada BNPB.
"Kami juga menyiapkan helikopter khusus untuk mengangkut yang sakit. Yang pasti semua dimudahkan. Tidak ada yang dipersulit," tambahnya.
Baca juga: BNPB catat 154 bencana alam di Indonesia pada awal 2021
Baca juga: BNPB pastikan pencegahan COVID-19 dalam penanganan gempa Sulbar
Baca juga: 84 orang meninggal akibat gempa magnitudo 6,2 di Sulawesi Barat
Pewarta: Muhammad Arshandi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021
Tags: