Jakarta (ANTARA) - Kementerian Sosial hingga saat ini masih terus mencari data-data ahli waris yang keluarganya menjadi korban gempa di Kabupaten Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat untuk diberikan santunan senilai Rp15 juta.

"Kemensos akan memberikan santunan kepada ahli waris masing-masing sebesar Rp15 juta," kata Pekerja Sosial Ahli Muda Kemensos Dika Yudhistira R. saat konferensi pers secara daring yang dipantau di Jakarta, Rabu.

Hingga hari ini, korban meninggal dunia dilaporkan 91 orang. Namun, Kemensos masih menunggu data valid dari pihak Basarnas.

Pencarian data ahli waris dilakukan oleh tim layanan dukungan psikososial (LDP).

Selain itu, tim tersebut juga memberikan pendampingan kepada penyintas, baik di tenda yang didirikan Kemensos maupun tenda mandiri yang didirikan warga.

Baca juga: Kemensos salurkan bantuan Rp1,7 miliar bagi korban gempa Sulbar

Untuk mempercepat penanganan korban, Kemensos melibatkan tim LDP pusat empat orang, termasuk mengader personel Tagana, tenaga kesejahteraan sosial kecamatan (TKSK), anggota program keluarga harapan, hingga relawan dari berbagai komunitas.

"Total ada 30 orang yang kami sebar di dua kabupaten untuk melakukan kegiatan layanan dukungan psikososial," ujar Dika.

Secara umum, Kemensos telah melakukan berbagai upaya penanganan di lokasi bencana, mulai dari penyaluran makanan siap saji, makanan anak, tenda gulung, hingga mendirikan tenda merah putih COVID-19 dan berbagai kebutuhan lainnya.

Terkait dengan dapur umum yang didirikan di delapan titik lokasi bencana, Kemensos bisa memproduksi 21.100 bungkus makanan per hari. Meskipun demikian, jumlah itu masih kurang untuk memenuhi seluruh kebutuhan.

Kemensos juga menambah dua lokasi konsentrasi penampungan warga yang lebih layak untuk ditempati, satu tenda didirikan di jalur dua Kabupaten Mamuju dan satu lainnya di Kabupaten Majene guna menampung penyintas.

Baca juga: Yayasan BUMN salurkan bantuan korban gempa Sulbar
Baca juga: Panglima TNI minta distribusi logistik korban gempa dikawal ketat