India mulai ekspor vaksin COVID-19 dengan pengiriman pertama ke Bhutan
20 Januari 2021 16:04 WIB
Pekerja sanitasi Manish Kumar, yang menurut para pejabat adalah orang pertama di negara yang divaksinasi COVID-19, bersiap untuk menerima dosis COVAXIN Bharat Biotech selama kampanye vaksinasi virus corona (COVID-19) di All India Institute of Medical Rumah Sakit Ilmu Pengetahuan (AIIMS) di New Delhi, India, Sabtu (16/1/2021). REUTERS/Adnan Abidi/HP/sa. (REUTERS/ADNAN ABIDI)
New Delhi (ANTARA) - India mulai mengekspor vaksin COVID-19 pada Rabu dengan pengiriman ke negara tetangga, Bhutan, saat negara yang disebut "apotek dunia" itu berupaya meningkatkan diplomasi vaksin.
Banyak negara berpenghasilan rendah dan menengah mengandalkan India, pembuat vaksin terbesar di dunia, untuk persediaan guna memulai program imunisasi COVID-19 dan mengakhiri wabah.
"Pengiriman pertama berangkat ke Bhutan! India mulai memasok vaksin COVID ke negara tetangga dan mitra utamanya," cuit Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Anurag Srivastava di Twitter.
Kementerian Luar Negeri India pada Selasa (19/1) menyatakan bahwa "pasokan di bawah bantuan hibah" akan dikirim ke Maladewa, Bangladesh, Nepal, Myanmar, dan Seychelles, sementara Sri Lanka, Afghanistan, dan Mauritius menunggu izin peraturan untuk menerima vaksin.
India mengesahkan dua vaksin bulan ini untuk penggunaan darurat, satu berlisensi dari Universitas Oxford dan AstraZeneca dan satu lagi dikembangkan di dalam negeri oleh Bharat Biotech dalam kemitraan dengan Dewan Riset Medis India. Keduanya diproduksi secara lokal.
Sedikitnya dua vaksin lain diharapkan akan disahkan oleh India dalam beberapa bulan mendatang. India pada awalnya hanya akan mengirimkan vaksin AstraZeneca, yang dibuat oleh Serum Institute of India, pembuat vaksin terbesar di dunia, yang memberi nama suntikan itu sebagai COVISHIELD.
Bangladesh mengatakan akan menerima hadiah dua juta dosis COVISHIELD pada Kamis (21/1). Negara berpenduduk lebih dari 160 juta itu belum memulai program vaksinasi dan telah memesan 30 juta dosis suntikan lainnya.
India, yang telah melaporkan jumlah infeksi virus corona tertinggi setelah Amerika Serikat, sejauh ini telah memvaksinasi lebih dari 631.417 pekerja garis depan.
Negara terpadat kedua di dunia itu melaporkan 13.823 kasus baru pada Rabu, sehingga total menjadi 10,9 juta kasus. Jumlah kematian akibat penyakit itu meningkat 162 menjadi 152.718, berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan India.
"Apotek Dunia akan mengirim untuk mengatasi tantangan COVID," kata Menteri Luar Negeri S. Jaishankar di Twitter, mengacu pada ekspor vaksin.
Sumber: Reuters
Baca juga: Menlu India berharap vaksin COVID-19 dapat segera diekspor
Baca juga: India temukan enam kasus jenis baru COVID-19 Inggris
Banyak negara berpenghasilan rendah dan menengah mengandalkan India, pembuat vaksin terbesar di dunia, untuk persediaan guna memulai program imunisasi COVID-19 dan mengakhiri wabah.
"Pengiriman pertama berangkat ke Bhutan! India mulai memasok vaksin COVID ke negara tetangga dan mitra utamanya," cuit Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Anurag Srivastava di Twitter.
Kementerian Luar Negeri India pada Selasa (19/1) menyatakan bahwa "pasokan di bawah bantuan hibah" akan dikirim ke Maladewa, Bangladesh, Nepal, Myanmar, dan Seychelles, sementara Sri Lanka, Afghanistan, dan Mauritius menunggu izin peraturan untuk menerima vaksin.
India mengesahkan dua vaksin bulan ini untuk penggunaan darurat, satu berlisensi dari Universitas Oxford dan AstraZeneca dan satu lagi dikembangkan di dalam negeri oleh Bharat Biotech dalam kemitraan dengan Dewan Riset Medis India. Keduanya diproduksi secara lokal.
Sedikitnya dua vaksin lain diharapkan akan disahkan oleh India dalam beberapa bulan mendatang. India pada awalnya hanya akan mengirimkan vaksin AstraZeneca, yang dibuat oleh Serum Institute of India, pembuat vaksin terbesar di dunia, yang memberi nama suntikan itu sebagai COVISHIELD.
Bangladesh mengatakan akan menerima hadiah dua juta dosis COVISHIELD pada Kamis (21/1). Negara berpenduduk lebih dari 160 juta itu belum memulai program vaksinasi dan telah memesan 30 juta dosis suntikan lainnya.
India, yang telah melaporkan jumlah infeksi virus corona tertinggi setelah Amerika Serikat, sejauh ini telah memvaksinasi lebih dari 631.417 pekerja garis depan.
Negara terpadat kedua di dunia itu melaporkan 13.823 kasus baru pada Rabu, sehingga total menjadi 10,9 juta kasus. Jumlah kematian akibat penyakit itu meningkat 162 menjadi 152.718, berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan India.
"Apotek Dunia akan mengirim untuk mengatasi tantangan COVID," kata Menteri Luar Negeri S. Jaishankar di Twitter, mengacu pada ekspor vaksin.
Sumber: Reuters
Baca juga: Menlu India berharap vaksin COVID-19 dapat segera diekspor
Baca juga: India temukan enam kasus jenis baru COVID-19 Inggris
Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021
Tags: