Saham Asia capai rekor tertinggi setelah Yellen serukan paket besar
20 Januari 2021 15:03 WIB
Seorang wanita yang memakai masker wajah, berdiri di depan papan elektronik yang menunjukkan indeks Nikkei di kawasan bisnis di Tokyo, Jepang, Senin (4 /1/2021). ANTARA/REUTERS/Kim Kyung- Hoon/am.
Tokyo (ANTARA) - Saham-saham Asia naik ke rekor tertinggi pada Rabu, setelah calon Menteri Keuangan AS Janet Yellen menganjurkan paket bantuan fiskal yang besar dan kuat untuk membantu ekonomi terbesar dunia itu keluar dari kemerosotan yang dipicu pandemi.
Pada sidang pengesahannya pada Selasa (19/1), dia mengatakan manfaat paket stimulus besar, lebih besar daripada biaya beban utang yang lebih tinggi.
Presiden AS terpilih Joe Biden, yang akan dilantik pada Rabu waktu setempat, pekan lalu mengajukan proposal paket stimulus senilai 1,9 triliun dolar AS untuk meningkatkan ekonomi dan mempercepat distribusi vaksin.
“Akan ada belanja fiskal besar-besaran. The Fed berusaha mencapai inflasi dua persen dan lapangan kerja penuh, yang masih terlihat jauh, sehingga akan mempertahankan suku bunga rendah untuk beberapa waktu dan sentimen pasar akan tetap kuat,” kata Yoshinori Shigemi, ahli strategi makro di Fidelity International.
Indeks MSCI Asia-Pasifik di luar Jepang naik 0,81 persen, mencapai level tertinggi yang pernah ada.
Indeks Hang Seng Hong Kong naik 1,0 persen mendekati tertinggi 2019, sementara saham Australia naik 0,4 persen, mencapai rekor tertinggi. Namun, indeks Nikkei Jepang tergelincir 0,45 persen karena aksi ambil untung.
Saham-saham Eropa tampak beragam, dengan indeks berjangka euro stoxx 50 datar dan indeks berjangka FTSE Inggris naik 0,3 persen.
Indeks berjangka Nasdaq AS naik 0,5 persen, dengan saham Netflix melonjak 12,2 persen setelah bel ketika perintis layanan streaming itu melaporkan pertumbuhan pelanggan yang kuat dan memproyeksikan tidak perlu lagi menambah utang.
Hasil tersebut muncul setelah ketiga indeks utama Wall Street membukukan keuntungan yang solid pada Selasa (19/1/2021).
Presiden AS Donald Trump, dalam pidato perpisahan yang dirilis pada Selasa (19/1/2021), menggembar-gemborkan peninggalannya dan mendoakan keberuntungan bagi pemerintahan baru meskipun ia menghindari mengakui penggantinya dengan nama.
Biden akan menjabat pada Rabu waktu setempat di bawah langkah-langkah pengamanan yang belum pernah terjadi sebelumnya setelah serangan 6 Januari di Capitol.
“Transisi kemungkinan akan lancar dan tidak merepotkan, jadi itulah alasan lain untuk mendukung pasar secara keseluruhan,” kata Yasutada Suzuki, kepala investasi emerging markets di Sumitomo Mitsui Bank.
Di pasar mata uang, dolar melemah terhadap mata uang lainnya.
Euro berdiri di 1,2148 dolar, naik 0,15 persen dan turun dari level terendah 1,5 bulan pada Senin (18/1/2021) di 1,2054 dolar, menarik dukungan dari survei sentimen investor ZEW yang mengalahkan perkiraan dan pemerintah Italia bertahan dari mosi percaya.
Yen sedikit bergerak pada 103,81 per dolar, sementara yuan China naik sekitar 0,1 persen menjadi 6,4741 per dolar.
Emas menguat 0,64 persen menjadi 1.852,0 dolar per ounce, tetapi bitcoin kehilangan 1,28 persen menjadi 35.458 dolar, dalam konsolidasi setelah kenaikan meteorik hingga awal bulan ini.
Harga minyak naik di tengah harapan bahwa stimulus yang diusulkan Biden akan meningkatkan output ekonomi.
Minyak mentah berjangka AS naik tipis 0,3 persen menjadi 53,15 dolar per barel, sementara patokan internasional minyak mentah berjangka Brent naik 0,3 persen menjadi 56,09 dolar per barel.
"Pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung, hambatan jangka pendek yang berkaitan dengan virus, akan didukung lebih lanjut oleh peningkatan pengeluaran fiskal," kata Brendan Mulhern, ahli strategi untuk BNY Mellon Global Real Return Strategy pada Newton Investment Management.
"Akselerasi pertumbuhan pendapatan nominal yang berkelanjutan akan memastikan pemulihan tajam yang berkelanjutan dalam aktivitas yang akan berfungsi sebagai penarik lebih lanjut untuk bagian-bagian siklikal pasar, khususnya material dan energi."
Baca juga: Kebijakan Yellen bantu aset berisiko, tingkatkan kekhawatiran utang
Baca juga: Pasar Asia bersiap untuk keuntungan moderat setelah Wall Street naik
Baca juga: Wall Street ditutup menguat dipicu dukungan Yellen untuk stimulus
Baca juga: Yellen: AS harus 'bertindak besar' pada paket bantuan berikutnya
Pada sidang pengesahannya pada Selasa (19/1), dia mengatakan manfaat paket stimulus besar, lebih besar daripada biaya beban utang yang lebih tinggi.
Presiden AS terpilih Joe Biden, yang akan dilantik pada Rabu waktu setempat, pekan lalu mengajukan proposal paket stimulus senilai 1,9 triliun dolar AS untuk meningkatkan ekonomi dan mempercepat distribusi vaksin.
“Akan ada belanja fiskal besar-besaran. The Fed berusaha mencapai inflasi dua persen dan lapangan kerja penuh, yang masih terlihat jauh, sehingga akan mempertahankan suku bunga rendah untuk beberapa waktu dan sentimen pasar akan tetap kuat,” kata Yoshinori Shigemi, ahli strategi makro di Fidelity International.
Indeks MSCI Asia-Pasifik di luar Jepang naik 0,81 persen, mencapai level tertinggi yang pernah ada.
Indeks Hang Seng Hong Kong naik 1,0 persen mendekati tertinggi 2019, sementara saham Australia naik 0,4 persen, mencapai rekor tertinggi. Namun, indeks Nikkei Jepang tergelincir 0,45 persen karena aksi ambil untung.
Saham-saham Eropa tampak beragam, dengan indeks berjangka euro stoxx 50 datar dan indeks berjangka FTSE Inggris naik 0,3 persen.
Indeks berjangka Nasdaq AS naik 0,5 persen, dengan saham Netflix melonjak 12,2 persen setelah bel ketika perintis layanan streaming itu melaporkan pertumbuhan pelanggan yang kuat dan memproyeksikan tidak perlu lagi menambah utang.
Hasil tersebut muncul setelah ketiga indeks utama Wall Street membukukan keuntungan yang solid pada Selasa (19/1/2021).
Presiden AS Donald Trump, dalam pidato perpisahan yang dirilis pada Selasa (19/1/2021), menggembar-gemborkan peninggalannya dan mendoakan keberuntungan bagi pemerintahan baru meskipun ia menghindari mengakui penggantinya dengan nama.
Biden akan menjabat pada Rabu waktu setempat di bawah langkah-langkah pengamanan yang belum pernah terjadi sebelumnya setelah serangan 6 Januari di Capitol.
“Transisi kemungkinan akan lancar dan tidak merepotkan, jadi itulah alasan lain untuk mendukung pasar secara keseluruhan,” kata Yasutada Suzuki, kepala investasi emerging markets di Sumitomo Mitsui Bank.
Di pasar mata uang, dolar melemah terhadap mata uang lainnya.
Euro berdiri di 1,2148 dolar, naik 0,15 persen dan turun dari level terendah 1,5 bulan pada Senin (18/1/2021) di 1,2054 dolar, menarik dukungan dari survei sentimen investor ZEW yang mengalahkan perkiraan dan pemerintah Italia bertahan dari mosi percaya.
Yen sedikit bergerak pada 103,81 per dolar, sementara yuan China naik sekitar 0,1 persen menjadi 6,4741 per dolar.
Emas menguat 0,64 persen menjadi 1.852,0 dolar per ounce, tetapi bitcoin kehilangan 1,28 persen menjadi 35.458 dolar, dalam konsolidasi setelah kenaikan meteorik hingga awal bulan ini.
Harga minyak naik di tengah harapan bahwa stimulus yang diusulkan Biden akan meningkatkan output ekonomi.
Minyak mentah berjangka AS naik tipis 0,3 persen menjadi 53,15 dolar per barel, sementara patokan internasional minyak mentah berjangka Brent naik 0,3 persen menjadi 56,09 dolar per barel.
"Pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung, hambatan jangka pendek yang berkaitan dengan virus, akan didukung lebih lanjut oleh peningkatan pengeluaran fiskal," kata Brendan Mulhern, ahli strategi untuk BNY Mellon Global Real Return Strategy pada Newton Investment Management.
"Akselerasi pertumbuhan pendapatan nominal yang berkelanjutan akan memastikan pemulihan tajam yang berkelanjutan dalam aktivitas yang akan berfungsi sebagai penarik lebih lanjut untuk bagian-bagian siklikal pasar, khususnya material dan energi."
Baca juga: Kebijakan Yellen bantu aset berisiko, tingkatkan kekhawatiran utang
Baca juga: Pasar Asia bersiap untuk keuntungan moderat setelah Wall Street naik
Baca juga: Wall Street ditutup menguat dipicu dukungan Yellen untuk stimulus
Baca juga: Yellen: AS harus 'bertindak besar' pada paket bantuan berikutnya
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021
Tags: