Investasi elektrifikasi KRL Yogyakarta-Solo capai Rp1,2 triliun
19 Januari 2021 21:20 WIB
Ilustrasi - Pekerja memasang tiang listrik aliran atas untuk kereta rel listrik Yogyakarta-Solo di Tukangan , DI Yogyakarta, Sabtu (27/6/2020). . ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/wsj.
Jakarta (ANTARA) - Investasi elektrifikasi Kereta Rel Listrik (KRL) Yogyakarta-Solo mencapai Rp1,2 triliun yang ditargetkan akan beroperasi pada tahun ini.
“Anggaran pembangunan elektrifikasi Rp1,2 triliun dengan kontrak tahun jamak sejak 2019,” ujar Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Jawa Tengah Putu Sumarjaya dalam diskusi virtual yang bertajuk “Hadirnya KRL Yogya-Solo” di Jakarta, Selasa.
Anggaran tersebut untuk pekerjaan yang meliputi pengadaan peralatan dan scada, pengadaan bangunan sipil gardu, serta pekerjaan instalasi.
Adapun untuk pekerjaan Listrik Aliran Atas (LAA) yakni material peralatan, instalasi, serta uji coba KRL.
Baca juga: KRL Yogyakarta-Solo bakal segera diuji coba, sebelum beroperasi penuh
Selanjutnya pekerjaan modifikasi sinyal elektrik Yogyakarta – Lempuyangan dan penggantian persinyalan elektrik di Stasiun Solo Balapan yang elektrifikasi dilakukan sepanjang 60 kilometer jalur Yogyakarta – Solo meliputi 11 stasiun.
“Secara keseluruhan mulai 2019, mudah-mudahan bisa dioperasikan pada 2021. Dengan progres fisik mencapai 91 persen menyisakan pekerjaan finishing fasilitas pendukung operasi,” katanya.
Putu menuturkan setidaknya ada empat tantangan di lapangan dalam membangun elektrifikasi ini di antaranya masalah utilitas kabel PLN yang banyak melintas di jalur, penertiban lahan untuk jalur simpan di emplasemen Klaten, perubahan desain track layout di emplasemen Solo Balapan, hingga pengadaan material impor terlambat saat pandemi COVID-19.
Baca juga: Yogyakarta - Solo segera terhubung dengan KRL
KRL Yogyakarta – Solo akan menggantikan operasi kereta api Prambanan Ekspress atau Prameks yang bergerak dengan mesin diesel sejak 1994.
Pembangunannya juga menjadi rencana induk kereta api dengan penggunaan energi listrik sebagai penggerak yang efektif, efisien, dan ramah lingkungan.
Dengan hadirnya 11 stasiun, diharapkan dapat menambah aksesibilitas dan memudahkan masyarakat sebab pada lintas KA Prameks hanya ada enam stasiun.
Adapun, sumber daya kelistrikan akan berasal jaringan daya dari lima sumber daya PT Perusahaan Listrik Negara (persero) yang didistribusikan ke delapan gardu listrik substastion.
Pembagian daya dilakukan untuk mengantisipasi gangguan daya di sebuah stasiun sehingga masih ditanggulangi oleh sumber daya di PLN.
Baca juga: Menhub akan resmikan "soft launching" KRL Yogyakarta-Klaten
“Anggaran pembangunan elektrifikasi Rp1,2 triliun dengan kontrak tahun jamak sejak 2019,” ujar Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Jawa Tengah Putu Sumarjaya dalam diskusi virtual yang bertajuk “Hadirnya KRL Yogya-Solo” di Jakarta, Selasa.
Anggaran tersebut untuk pekerjaan yang meliputi pengadaan peralatan dan scada, pengadaan bangunan sipil gardu, serta pekerjaan instalasi.
Adapun untuk pekerjaan Listrik Aliran Atas (LAA) yakni material peralatan, instalasi, serta uji coba KRL.
Baca juga: KRL Yogyakarta-Solo bakal segera diuji coba, sebelum beroperasi penuh
Selanjutnya pekerjaan modifikasi sinyal elektrik Yogyakarta – Lempuyangan dan penggantian persinyalan elektrik di Stasiun Solo Balapan yang elektrifikasi dilakukan sepanjang 60 kilometer jalur Yogyakarta – Solo meliputi 11 stasiun.
“Secara keseluruhan mulai 2019, mudah-mudahan bisa dioperasikan pada 2021. Dengan progres fisik mencapai 91 persen menyisakan pekerjaan finishing fasilitas pendukung operasi,” katanya.
Putu menuturkan setidaknya ada empat tantangan di lapangan dalam membangun elektrifikasi ini di antaranya masalah utilitas kabel PLN yang banyak melintas di jalur, penertiban lahan untuk jalur simpan di emplasemen Klaten, perubahan desain track layout di emplasemen Solo Balapan, hingga pengadaan material impor terlambat saat pandemi COVID-19.
Baca juga: Yogyakarta - Solo segera terhubung dengan KRL
KRL Yogyakarta – Solo akan menggantikan operasi kereta api Prambanan Ekspress atau Prameks yang bergerak dengan mesin diesel sejak 1994.
Pembangunannya juga menjadi rencana induk kereta api dengan penggunaan energi listrik sebagai penggerak yang efektif, efisien, dan ramah lingkungan.
Dengan hadirnya 11 stasiun, diharapkan dapat menambah aksesibilitas dan memudahkan masyarakat sebab pada lintas KA Prameks hanya ada enam stasiun.
Adapun, sumber daya kelistrikan akan berasal jaringan daya dari lima sumber daya PT Perusahaan Listrik Negara (persero) yang didistribusikan ke delapan gardu listrik substastion.
Pembagian daya dilakukan untuk mengantisipasi gangguan daya di sebuah stasiun sehingga masih ditanggulangi oleh sumber daya di PLN.
Baca juga: Menhub akan resmikan "soft launching" KRL Yogyakarta-Klaten
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021
Tags: