Keinginan itu disampaikan Castro dalam pertemuan virtual antara Duta Besar RI di Panama City Sukmo Harsono dengan AIPAH pada Senin (18/1), menurut keterangan tertulis KBRI Panama City yang diterima di Jakarta, Selasa.
Castro menjelaskan bahwa kebutuhan pasar minyak sawit itu tidak dapat dicukupi oleh Honduras akibat badai Eta dan Iota, yang merusak lebih dari 18.600 hektare lahan sawit di negara tersebut pada November 2020 lalu.
"Indonesia adalah mitra penting Honduras dalam pengembangan sawit Honduras. Oleh karena itu, kami berharap dapat bekerja sama dengan Indonesia untuk membantu mengembangkan sektor sawit Honduras," ujar dia.
Selain itu, presiden AIPAH itu juga menyampaikan permohonan bantuan kepada Indonesia berupa bantuan bibit dengan rendemen tinggi untuk ditanam di 18.600 hektar area perkebunan yang rusak akibat terjangan badai Eta dan Iota.
AIPAH juga meminta bantuan pupuk, peralatan pertanian, peralatan untuk perbaikan infrastruktur sekitar 9.696 kilometer jalan dan jembatan yang rusak, serta bantuan teknis untuk peningkatan kapasitas di bidang teknik pertanian dan industri kelapa sawit.
Pertemuan virtual itu juga diikuti oleh Menteri Pertanian dan Peternakan Honduras Mauricio Guevara dan Wakil Menteri Pertanian David Ernesto Wainwright Ortega.
"Sebagai sesama negara produsen kelapa sawit yang tergabung dalam CPOPC kami berharap Indonesia dapat memberikan bantuan bagi pemulihan sektor kelapa sawit di Honduras pasca COVID-19 serta pascaterjangan badai Eta dan Iota," kata Menteri Guevara.
Council of Palm oil Producing Countries (CPOPC) adalah organisasi antarpemerintah untuk negara-negara penghasil minyak sawit.
Sementara itu, Wakil Menteri Ortega menyampaikan pula pentingnya kerja sama Indonesia dan Honduras di sektor sawit guna mengembangkan sektor kelapa sawit dan membantu kehidupan para petani dan keluarganya yang terdampak, baik pandemi COVID-19 maupun badai Eta dan Iota.
Ketika menanggapi permintaan Honduras tersebut, Dubes Sukmo mengatakan akan berusaha semaksimal mungkin untuk mendorong realisasi kerja sama Indonesia-Honduras di bidang sawit.
"Indonesia dan Honduras adalah teman, untuk itu sudah selayaknya untuk saling membantu terlebih dalam kondisi seperti saat ini di mana sektor sawit Honduras sedang mengalami tantangan besar akibat bencana badai Eta dan Iota," ujar Sukmo.
Honduras merupakan produsen sawit terbesar di Amerika Tengah. Luas lahan sawit di Honduras kurang lebih 198.300 hektar dengan jumlah produsen sekitar 18.600 di mana sebagian besar merupakan petani kecil yang memiliki lahan kurang dari 20 hektar.
Baca juga: Ekspor kelapa sawit 2020 diperkirakan tak terpengaruh COVID-19
Baca juga: Jepang ingin impor limbah sawit Indonesia untuk energi
Baca juga: Honduras berencana pindahkan kedutaan untuk Israel ke Yerusalem