Jakarta (ANTARA) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menargetkan memperoleh protein rekombinan untuk membuat vaksin Merah Putih pada akhir kuartal kedua 2021.

"Sampai saat itu, kami berusaha untuk memperoleh protein dalam jumlah yang cukup, agar bisa dilakukan uji preklinis," kata Kepala Laboratorium Rekayasa Genetika Terapan dan Protein Desain LIPI Wien Kusharyoto saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.

Dalam pengembangan vaksin Merah Putih, LIPI mendesain protein dengan memanfaatkan receptor -binding domain (RBD) dari spike protein pada virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit COVID-19, yang kemudian disebut vektor.

Vektor itu akan dimasukkan ke dalam sel mamalia sehingga sel mamalia itu akan membawa gen penyandi protein tersebut dan kemudian memproduksi proteinnya.

Baca juga: Menristek: LBM Eijkman pengembang vaksin Merah Putih tercepat

Selain LIPI, Universitas Indonesia juga mengembangkan vaksin dengan platform DNA, mRNA, dan virus-like-particles.

Saat dihubungi terpisah, peneliti utama dalam tim pengembangan vaksin COVID-19 Universitas Indonesia Budiman Bela mengatakan pihaknya mulai membuat sel CHO yang mengekspresikan protein/antigen COVI-19 untuk vaksin.

"Selnya untuk tempat produksi vaksinnya. Sama halnya dengan dalam tubuh kita, virus diproduksi dalam sel kita yang juga tergolong mamalia," ujar dia.

Ia menuturkan pemilihan sel mamalia untuk menghasilkan protein virus yang strukturnya sesuai dengan struktur aslinya.

Baca juga: Vaksin Merah Putih, kemandirian saintis dan kedaulatan ekonomi
Baca juga: LIPI targetkan bisa masuk uji klinis vaksin di semester 2 2021