Jakarta (ANTARA) - Badan SAR Nasional mengatakan cuaca buruk di sekitar Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta menghambat proses pencarian korban, puing termasuk rekaman percakapan di kokpit (CVR) pesawat Sriwijaya Air SJ-182 pada hari ke-11 operasi SAR.

"Untuk hari ini kondisi cuaca sangat-sangat tidak bersahabat, sangat tidak menguntungkan untuk dilakukan penyelaman," kata Direktur Operasi SAR Brigadir Jenderal TNI (Mar) Rasman di JICT 2 Tanjung Priok, Jakarta, Selasa.

Rasman menjelaskan data terakhir yang diterima Basarnas, tinggi gelombang laut di perairan Kepulauan Seribu mencapai kisaran 1,5 hingga 2,5 meter, sedangkan kecepatan angin mencapai 31 knot.

"Artinya ini sangat riskan apabila dilaksanakan penyelaman karena berbahaya bagi rekan-rekan kami," katanya.

Untuk itu, tim akan menunggu cuaca membaik sebelum memutuskan untuk menyelam.

"Mudah-mudahan cuacanya mendukung, tidak terlalu lama kondisi seperti ini sehingga rekan-rekan (penyelam) bisa turun ke lapangan. Kita kemarin satu hari tidak begitu efektif dilakukan penyelaman sehingga hasil yang didapatkan juga sangat minim karena faktor cuaca," katanya.

Pada operasi SAR hari ke-11 sebanyak 300 penyelam disiapkan untuk membantu mencari korban, puing pesawat dan CVR Sriwijaya Air SJ-182.

Sementara itu, hingga hari ke-10 pada Senin (18/1), tim gabungan mengevakuasi bagian tubuh korban yang dikumpulkan dalam 310 kantong.

Kemudian, serpihan kecil pesawat dalam 60 kantong dan serpihan besar 55 bagian, satu bagian kotak hitam yakni data penerbangan atau flight data recorder (FDR), dan casing atau pembungkus CVR.

Baca juga: Kapal Basarnas berbenturan dengan kapal Kemenhub saat operasi SJ-182

Baca juga: Tim SAR persempit area pencarian korban SJ-182 pada hari ke-11

Baca juga: Basarnas kumpulkan total 310 kantong jenazah korban pesawat SJ 182