BMKG catat 31 gempa susulan di Sulbar
18 Januari 2021 17:56 WIB
Kepala Pusat Seismologi Teknik BMKG Rahmat Triyono (kedua kanan) berbicara dalam konferensi pers virtual BNPB dari Sulbar, Senin (18/1/2021). (ANTARA/Katriana)
Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat 31 gempa di Sulawesi Barat (Sulbar) hingga Senin sore (18/1), termasuk gempa berkekuatan magnitudo 5,9 dan 6,2 yang mengguncang Majene dan Mamuju pada Jumat (15/1).
"Saya sampaikan bahwa sampai sore hari ini telah tercatat 31 kali gempa bumi, termasuk ini gempa bumi yang magnitudo 5,9 dan 6,2. Dan yang terakhir adalah 4,2 juga dirasakan di Mamuju sekitar jam siang tadi," kata Kepala Pusat Seismologi Teknik BMKG Rahmat Triyono dalam konferensi pers virtual BNPB dari Sulbar, Senin.
Ia mengatakan BMKG terus memonitor gempa bumi susulan yang masih terus terjadi di wilayah tersebut. Namun demikian, ia menyatakan bahwa tren gempa susulan yang terjadi saat ini sudah tidak signifikan dan sangat jarang sekali.
Ia juga mengatakan bahwa gempa susulan yang terjadi di Sulbar berbeda dengan gempa susulan yang terjadi di Palu, karena percepatan pergerakan sesar gempa di Palu dengan yang di Mamuju juga sangat berbeda.
Baca juga: Akibat longsor, 46 gardu listrik PLN di Sulbar alami gangguan
Baca juga: Bank Mandiri salurkan bantuan tanggap darurat bagi korban bencana
"Tingkat aktivitasnya juga sangat berbeda. Di Palu kurang lebih pergerakan sesarnya sekitar 35 milimeter (mm) per tahun. Sementara di sini mungkin sekitar 10-15 mm. Ini sangat jauh tingkat aktivitas pergeserannya dengan perbedaan yang ini. Tentunya dampak terkait dengan gempa-gempa susulan yang terjadi juga berbeda jauh," katanya.
Jika gempa susulan di Palu terjadi sampai ribuan kali dengan kekuatan rata-rata gempa susulan tersebut dapat dirasakan oleh warga, maka tidak demikian halnya dengan gempa susulan yang terjadi di Sulbar.
Gempa susulan di Sulbar tercatat hanya sekitar 31 kali, dengan sebagian besar kekuatan gempa-gempa tersebut tidak dirasakan oleh warga.
Namun demikian, meski gempa susulan yang masih terjadi tercatat sudah sangat jarang dan tidak signifikan, tetapi BMKG belum dapat menyimpulkan kapan gempa-gempa susulan itu akan berakhir.
"Jadi kalau trennya masih tinggi, jumlah harinya akan semakin panjang. Itu artinya gempa susulannya akan panjang. Namun, ini kelihatan sekali dalam tabel kami ini. Pada tabel kami ini terlihat menurunnya sangat drastis, sehingga harapan kami ini tidak akan berlangsung lama," kata Rahmat.
Dalam beberapa hari ke depan, ia memperkirakan kemungkinan masih adanya gempa susulan di Sulbar. Namun demikian, ia berharap gempa-gempa susulan itu nantinya tidak signifikan, dan bahkan sampai tidak dirasakan oleh warga.
"Kalaupun ada gempa susulan tapi dirasakan, ya, silakan. Karena memang ini bagian dari pelepasan energi. Bahwa setiap kali ada gempa-gempa besar yang merusak itu selalu akan diikuti oleh pelepasan energi dengan gempa-gempa susulan. Dan tentunya intensitas dan jumlahnya lama kelamaan akan menurun, dan pada akhirnya nanti akan berhenti dan Mamuju kembali normal," kata dia.
Untuk itu, dalam beberapa jangka waktu ke depan ia berharap gempa-gempa susulan itu akan segera berakhir sehingga kondisi di Sulbar akan kembali normal.*
Baca juga: Kelompok rentan pengungsi Sulbar ditempatkan di tenda khusus
Baca juga: BMKG minta masyarakat tetap waspada gempa susulan di Sulbar
"Saya sampaikan bahwa sampai sore hari ini telah tercatat 31 kali gempa bumi, termasuk ini gempa bumi yang magnitudo 5,9 dan 6,2. Dan yang terakhir adalah 4,2 juga dirasakan di Mamuju sekitar jam siang tadi," kata Kepala Pusat Seismologi Teknik BMKG Rahmat Triyono dalam konferensi pers virtual BNPB dari Sulbar, Senin.
Ia mengatakan BMKG terus memonitor gempa bumi susulan yang masih terus terjadi di wilayah tersebut. Namun demikian, ia menyatakan bahwa tren gempa susulan yang terjadi saat ini sudah tidak signifikan dan sangat jarang sekali.
Ia juga mengatakan bahwa gempa susulan yang terjadi di Sulbar berbeda dengan gempa susulan yang terjadi di Palu, karena percepatan pergerakan sesar gempa di Palu dengan yang di Mamuju juga sangat berbeda.
Baca juga: Akibat longsor, 46 gardu listrik PLN di Sulbar alami gangguan
Baca juga: Bank Mandiri salurkan bantuan tanggap darurat bagi korban bencana
"Tingkat aktivitasnya juga sangat berbeda. Di Palu kurang lebih pergerakan sesarnya sekitar 35 milimeter (mm) per tahun. Sementara di sini mungkin sekitar 10-15 mm. Ini sangat jauh tingkat aktivitas pergeserannya dengan perbedaan yang ini. Tentunya dampak terkait dengan gempa-gempa susulan yang terjadi juga berbeda jauh," katanya.
Jika gempa susulan di Palu terjadi sampai ribuan kali dengan kekuatan rata-rata gempa susulan tersebut dapat dirasakan oleh warga, maka tidak demikian halnya dengan gempa susulan yang terjadi di Sulbar.
Gempa susulan di Sulbar tercatat hanya sekitar 31 kali, dengan sebagian besar kekuatan gempa-gempa tersebut tidak dirasakan oleh warga.
Namun demikian, meski gempa susulan yang masih terjadi tercatat sudah sangat jarang dan tidak signifikan, tetapi BMKG belum dapat menyimpulkan kapan gempa-gempa susulan itu akan berakhir.
"Jadi kalau trennya masih tinggi, jumlah harinya akan semakin panjang. Itu artinya gempa susulannya akan panjang. Namun, ini kelihatan sekali dalam tabel kami ini. Pada tabel kami ini terlihat menurunnya sangat drastis, sehingga harapan kami ini tidak akan berlangsung lama," kata Rahmat.
Dalam beberapa hari ke depan, ia memperkirakan kemungkinan masih adanya gempa susulan di Sulbar. Namun demikian, ia berharap gempa-gempa susulan itu nantinya tidak signifikan, dan bahkan sampai tidak dirasakan oleh warga.
"Kalaupun ada gempa susulan tapi dirasakan, ya, silakan. Karena memang ini bagian dari pelepasan energi. Bahwa setiap kali ada gempa-gempa besar yang merusak itu selalu akan diikuti oleh pelepasan energi dengan gempa-gempa susulan. Dan tentunya intensitas dan jumlahnya lama kelamaan akan menurun, dan pada akhirnya nanti akan berhenti dan Mamuju kembali normal," kata dia.
Untuk itu, dalam beberapa jangka waktu ke depan ia berharap gempa-gempa susulan itu akan segera berakhir sehingga kondisi di Sulbar akan kembali normal.*
Baca juga: Kelompok rentan pengungsi Sulbar ditempatkan di tenda khusus
Baca juga: BMKG minta masyarakat tetap waspada gempa susulan di Sulbar
Pewarta: Katriana
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021
Tags: