Yogyakarta siapkan informasi real time jumlah tempat tidur COVID-19
18 Januari 2021 17:09 WIB
Ilustrasi - Petugas merapikan tempat tidur untuk pasien COVID-19 berstatus OTG di Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (15/1/2021). ANTARA/Fakhri Hermansyah/hp
Yogyakarta (ANTARA) - Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Yogyakarta meminta setiap rumah sakit rujukan untuk menyediakan informasi “real time” ketersediaan tempat tidur perawatan pasien sebagai upaya menjawab keluhan mengenai sulitnya pasien mengakses tempat tidur.
“Titik lemah yang ada saat ini adalah tidak adanya informasi real time antar rumah sakit sehingga rumah sakit tidak bisa merujuk ke rumah sakit lain yang sekiranya masih memiliki tempat tidur perawatan pasien,” kata Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Senin.
Oleh karenanya, lanjut dia, diperlukan sistem informasi ketersediaan tempat tidur di rumah sakit rujukan yang menyajikan data secara real time dan dapat diakses antar rumah sakit.
Selama ini, data mengenai ketersediaan tempat tidur untuk perawatan pasien COVID-19 dari rumah sakit rujukan di Kota Yogyakarta diperbarui setiap hari pada pukul 12.00 WIB.
“Karena data pasien ini sangat dinamis, maka dimungkinkan ada perbedaan data pada pukul 14.00 WIB atau pada pukul 16.00 WIB. Terlebih untuk perawatan di ICU yang memang jumlahnya terbatas,” katanya.
Baca juga: Satgas catat PDP COVID-19 di DIY jadi 154 orang
Di tiap rumah sakit rujukan, lanjut Heroe, rata-rata hanya memiliki dua hingga tiga tempat tidur untuk pasien kritis atau tempat tidur ICU sehingga cepat sekali penuh.
“Pasien pun membutuhkan waktu yang berbeda-beda untuk dirawat di ICU. Bisa saja komorbid yang diderita semakin memperparah gejala COVID-19 yang muncul,” katanya.
Sedangkan tempat tidur untuk pasien nonkritis, lanjut Heroe, tidak pernah terisi lebih dari 80 persen. “Mudah-mudahan tren kasus COVID-19 yang menunjukkan penurunan selama delapan hari terakhir terus berlanjut sehingga jumlah pasien di rumah sakit tidak bertambah” katanya.
Heroe mengingatkan, penggunaan tempat tidur untuk perawatan pasien COVID-19 di rumah sakit hanya ditujukan untuk pasien dengan gejala moderat hingga berat.
“Selama ini, banyak masyarakat yang terkonfirmasi positif meski tidak menunjukkan gejala sakit berat inginnya dirawat di rumah sakit,” katanya.
Pasien terkonfirmasi positif yang tidak menunjukkan gejala atau hanya bergejala ringan diharapkan dapat melakukan isolasi mandiri di rumah atau di shelter yang disiapkan pemerintah daerah setempat.
Baca juga: Objek wisata di Yogyakarta diwajibkan bentuk Satgas COVID-19
Pada awal Desember, rumah sakit rujukan di Kota Yogyakarta berkomitmen untuk menambah total 98 tempat tidur sehingga total tempat tidur perawatan menjadi 226 unit.
“Sampai saat ini, sudah ada 229 tempat tidur perawatan. Artinya, jumlahnya sudah melebihi komitmen yang dibuat dan diharapkan bisa terus ditambah,” katanya.
Di RS Jogja, juga akan ditambah dua unit tempat tidur perawatan pasien kritis dari sebelumnya tersedia tempat tidur untuk pasien kritis. “Begitu pula untuk RS Pratama juga bisa ditambah. Saat ini hanya ada satu tempat tidur ICU,” katanya.
Direktur Utama RS Jogja Ariyudi Yunita mengatakan berencana menambah sebanyak 10 kamar untuk perawatan isolasi pasien COVID-19. “Harapannya sudah bisa dimanfaatkan awal Februari. Untuk ketersediaan sumber daya manusia masi memenuhi,” katanya.
Pada Minggu (17/1), dari 23 tempat tidur isolasi di RS Jogja terisi 18 pasien. Sebanyak dua pasen kritis menggunakan ventilator.
Baca juga: Satgas COVID-19 Yogyakarta harap tes antigen beri rasa aman wisatawan
“Titik lemah yang ada saat ini adalah tidak adanya informasi real time antar rumah sakit sehingga rumah sakit tidak bisa merujuk ke rumah sakit lain yang sekiranya masih memiliki tempat tidur perawatan pasien,” kata Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Senin.
Oleh karenanya, lanjut dia, diperlukan sistem informasi ketersediaan tempat tidur di rumah sakit rujukan yang menyajikan data secara real time dan dapat diakses antar rumah sakit.
Selama ini, data mengenai ketersediaan tempat tidur untuk perawatan pasien COVID-19 dari rumah sakit rujukan di Kota Yogyakarta diperbarui setiap hari pada pukul 12.00 WIB.
“Karena data pasien ini sangat dinamis, maka dimungkinkan ada perbedaan data pada pukul 14.00 WIB atau pada pukul 16.00 WIB. Terlebih untuk perawatan di ICU yang memang jumlahnya terbatas,” katanya.
Baca juga: Satgas catat PDP COVID-19 di DIY jadi 154 orang
Di tiap rumah sakit rujukan, lanjut Heroe, rata-rata hanya memiliki dua hingga tiga tempat tidur untuk pasien kritis atau tempat tidur ICU sehingga cepat sekali penuh.
“Pasien pun membutuhkan waktu yang berbeda-beda untuk dirawat di ICU. Bisa saja komorbid yang diderita semakin memperparah gejala COVID-19 yang muncul,” katanya.
Sedangkan tempat tidur untuk pasien nonkritis, lanjut Heroe, tidak pernah terisi lebih dari 80 persen. “Mudah-mudahan tren kasus COVID-19 yang menunjukkan penurunan selama delapan hari terakhir terus berlanjut sehingga jumlah pasien di rumah sakit tidak bertambah” katanya.
Heroe mengingatkan, penggunaan tempat tidur untuk perawatan pasien COVID-19 di rumah sakit hanya ditujukan untuk pasien dengan gejala moderat hingga berat.
“Selama ini, banyak masyarakat yang terkonfirmasi positif meski tidak menunjukkan gejala sakit berat inginnya dirawat di rumah sakit,” katanya.
Pasien terkonfirmasi positif yang tidak menunjukkan gejala atau hanya bergejala ringan diharapkan dapat melakukan isolasi mandiri di rumah atau di shelter yang disiapkan pemerintah daerah setempat.
Baca juga: Objek wisata di Yogyakarta diwajibkan bentuk Satgas COVID-19
Pada awal Desember, rumah sakit rujukan di Kota Yogyakarta berkomitmen untuk menambah total 98 tempat tidur sehingga total tempat tidur perawatan menjadi 226 unit.
“Sampai saat ini, sudah ada 229 tempat tidur perawatan. Artinya, jumlahnya sudah melebihi komitmen yang dibuat dan diharapkan bisa terus ditambah,” katanya.
Di RS Jogja, juga akan ditambah dua unit tempat tidur perawatan pasien kritis dari sebelumnya tersedia tempat tidur untuk pasien kritis. “Begitu pula untuk RS Pratama juga bisa ditambah. Saat ini hanya ada satu tempat tidur ICU,” katanya.
Direktur Utama RS Jogja Ariyudi Yunita mengatakan berencana menambah sebanyak 10 kamar untuk perawatan isolasi pasien COVID-19. “Harapannya sudah bisa dimanfaatkan awal Februari. Untuk ketersediaan sumber daya manusia masi memenuhi,” katanya.
Pada Minggu (17/1), dari 23 tempat tidur isolasi di RS Jogja terisi 18 pasien. Sebanyak dua pasen kritis menggunakan ventilator.
Baca juga: Satgas COVID-19 Yogyakarta harap tes antigen beri rasa aman wisatawan
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021
Tags: