Klinik bersalin di Bantul kenalkan metode persalinan minim rasa sakit
18 Januari 2021 17:04 WIB
Pengelola Rumah Sehat Alisa Bantul, Sri Sulistyowati menunjukkan izin terkait metode persalinan PAZ Maryam atau teknik melahirkan minim rasa sakit atau trauma (ANTARA/Hery Sidik)
Bantul (ANTARA) - Klinik bersalin Rumah Sehat Alisa di Desa Bantul, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta mengenalkan metode persalinan pengobatan akhir zaman (PAZ ) ala Maryam, atau teknik melahirkan tanpa menyisakan rasa sakit atau minim trauma.
"Kelebihan metode persalinan PAZ ini selain mempercepat pembukaan, meminimalkan trauma, juga meminimalkan sobekan (usai persalinan), bahkan nyaris tidak ada," kata Pengelola Rumah Sehat Alisa Bantul, Sri Sulistyowati saat pengenalan metode persalinan PAZ Maryam di Bantul, Senin.
Menurut dia, metode persalinan ala Maryam ini mengambil inspirasi kisah di dalam kitab Suci Al Quran dalam Surat Maryam ayat 22 sampai 26, yang mana Maryam atas kuasa Allah SWT saat itu hamil tanpa ada suami, kemudian diolok-olok dan dijauhi orang-orang di sekitarnya.
Kemudian Allah SWT memberi petunjuk melalui Malaikat Jibril agar saat melahirkan, Maryam lari ke padang pasir dan disuruh menggoyang pohon kurma hingga buahnya jatuh, dan beberapa waktu kemudian Maryam dapat melahirkan Isa (Nabi Isa AS) dengan mudah dan selamat.
Baca juga: RSUD Pekalongan siapkan ruang persalinan khusus terkonfirmasi COVID-19
Baca juga: BPJS Kesehatan berkoordinasi untuk menekan angka persalinan caesar
"Ayat itu dikaji oleh ustadz Haris hingga terciptalah metode PAZ Maryam ini. Caranya adalah dengan posisi setengah jongkok seolah menarik pohon berulang kali, dan ternyata saat kontraksi tidak terlalu sakit, tidak nyeri, kita amalkan ajaran itu, apalagi metode ini membantu persalinan tanpa obat kimia," katanya.
Guna mendukung metode ini, di ruang persalinan klinik bersalin itu dipasang besi untuk berpegangan, lukisan pohon kurma yang di bawahnya ada kolam, sehingga ibu hamil bisa melakukan gerakan berdiri berpegangan besi yang diibaratkan pohon kurma, seolah menariknya berulang kali.
"Telah terbukti bahwa gerakan ini membantu mengencangkan tulang belakang, namun perut tetap rileks dan tidak sakit. Barulah kemudian bayi akan lahir dan posisi ibu paling nyaman adalah berdiri," katanya.
Guna melengkapi layanan, usai melahirkan ibu akan diberi perawatan seperti facial, pijat, creambath sehingga merasa segar dan bugar, selain itu juga ada perawatan nifas, hingga perawatan tali pusar, juga spa dan pijat bayi. Untuk mendapatkan semua perawatan dan metode dalam sekali persalinan biayanya sekitar Rp2 hingga Rp3 juta.
Dia mengatakan, para tenaga kesehatan di Rumah Sehat Alisa juga telah mengikuti pelatihan dengan Komunitas Mamalia D’Maryam Holisticare, dan metode PAZ Maryam di kliniknya yang telah mengantongi izin pemerintah sejak November 2020 itu, saat ini sudah lebih dari 30 ibu melahirkan dengan metode itu.
"Jadi jangan trauma ketika pernah mengalami melahirkan yang sulit, kita tangani Insha Allah lebih tenang saat melahirkan. Bahkan yang awalnya (operasi) sesar, tetap bisa melahirkan normal untuk selanjutnya. Kita juga membuka program hamil (promil) bagi pasangan yang lama belum mendapat kerurunan," katanya.*
Baca juga: Yoga antisipasi persalinan istri dengan JKN-KIS
Baca juga: Pria berpotensi trauma setelah istri melahirkan
"Kelebihan metode persalinan PAZ ini selain mempercepat pembukaan, meminimalkan trauma, juga meminimalkan sobekan (usai persalinan), bahkan nyaris tidak ada," kata Pengelola Rumah Sehat Alisa Bantul, Sri Sulistyowati saat pengenalan metode persalinan PAZ Maryam di Bantul, Senin.
Menurut dia, metode persalinan ala Maryam ini mengambil inspirasi kisah di dalam kitab Suci Al Quran dalam Surat Maryam ayat 22 sampai 26, yang mana Maryam atas kuasa Allah SWT saat itu hamil tanpa ada suami, kemudian diolok-olok dan dijauhi orang-orang di sekitarnya.
Kemudian Allah SWT memberi petunjuk melalui Malaikat Jibril agar saat melahirkan, Maryam lari ke padang pasir dan disuruh menggoyang pohon kurma hingga buahnya jatuh, dan beberapa waktu kemudian Maryam dapat melahirkan Isa (Nabi Isa AS) dengan mudah dan selamat.
Baca juga: RSUD Pekalongan siapkan ruang persalinan khusus terkonfirmasi COVID-19
Baca juga: BPJS Kesehatan berkoordinasi untuk menekan angka persalinan caesar
"Ayat itu dikaji oleh ustadz Haris hingga terciptalah metode PAZ Maryam ini. Caranya adalah dengan posisi setengah jongkok seolah menarik pohon berulang kali, dan ternyata saat kontraksi tidak terlalu sakit, tidak nyeri, kita amalkan ajaran itu, apalagi metode ini membantu persalinan tanpa obat kimia," katanya.
Guna mendukung metode ini, di ruang persalinan klinik bersalin itu dipasang besi untuk berpegangan, lukisan pohon kurma yang di bawahnya ada kolam, sehingga ibu hamil bisa melakukan gerakan berdiri berpegangan besi yang diibaratkan pohon kurma, seolah menariknya berulang kali.
"Telah terbukti bahwa gerakan ini membantu mengencangkan tulang belakang, namun perut tetap rileks dan tidak sakit. Barulah kemudian bayi akan lahir dan posisi ibu paling nyaman adalah berdiri," katanya.
Guna melengkapi layanan, usai melahirkan ibu akan diberi perawatan seperti facial, pijat, creambath sehingga merasa segar dan bugar, selain itu juga ada perawatan nifas, hingga perawatan tali pusar, juga spa dan pijat bayi. Untuk mendapatkan semua perawatan dan metode dalam sekali persalinan biayanya sekitar Rp2 hingga Rp3 juta.
Dia mengatakan, para tenaga kesehatan di Rumah Sehat Alisa juga telah mengikuti pelatihan dengan Komunitas Mamalia D’Maryam Holisticare, dan metode PAZ Maryam di kliniknya yang telah mengantongi izin pemerintah sejak November 2020 itu, saat ini sudah lebih dari 30 ibu melahirkan dengan metode itu.
"Jadi jangan trauma ketika pernah mengalami melahirkan yang sulit, kita tangani Insha Allah lebih tenang saat melahirkan. Bahkan yang awalnya (operasi) sesar, tetap bisa melahirkan normal untuk selanjutnya. Kita juga membuka program hamil (promil) bagi pasangan yang lama belum mendapat kerurunan," katanya.*
Baca juga: Yoga antisipasi persalinan istri dengan JKN-KIS
Baca juga: Pria berpotensi trauma setelah istri melahirkan
Pewarta: Hery Sidik
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021
Tags: