BNPB: Gubernur Sulbar tetapkan status tanggap darurat pascagempa
17 Januari 2021 18:15 WIB
Sejumlah relawan dan anggota TNI berupaya mencari korban di puing-puing bangunan yang ambruk diterjang gempa bumi di Sulawesi Barat. ANTARA/HO-Dinkes Sulbar/am.
Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa Gubernur Sulawesi Barat H.M. Ali Baal Masdar telah menetapkan status tanggap darurat pascagempa di daerah itu yang berlaku selama 14 hari, terhitung mulai tanggal 15 Januari 2021.
"Jadi tolong dikoreksi, tidak ada status bencana nasional, adanya status tanggap darurat. Ini sudah ditandatangani oleh kepala daerah, yaitu Bapak Ali Baal Masdar, Gubernur Sulawesi Barat," kata Kepala Pusat Data, Informasi (Kapusdatin) dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Dr. Raditya Jati dalam konferensi pers secara virtual di Jakarta, Ahad.
Ia mengatakan surat penetapan status tanggap darurat itu bernomor 001/Darurat-SB/I/2021 dan berlaku selama 14 hari, terhitung mulai tanggal 15 Januari 2021.
Terkait upaya penanganan sendiri, Kepala BNPB untuk sementara waktu akan berkantor di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, untuk memantau secara langsung upaya penanganan dampak di lapangan.
Baca juga: Anggota DPR serukan warga jangan tinggalkan Mamuju
Baca juga: UNM kirim relawan dan bantuan ke Sulbar
Kemudian, BNPB juga telah menempatkan tiga helikopter di lapangan untuk distribusi logistik dan peralatan serta operasional yang dibutuhkan. Sementara posko dikonsentrasikan di belakang Kantor Gubernur Sulawesi Barat.
Berikutnya, Raditya Jati juta mengatakan bahwa pemerintah terus berupaya memastikan pelayanan kesehatan kepada korban terdampak, baik di RS Bayangkara, maupun rumah sakit regional agar tetap beroperasi, sementara protokol kesehatan diharapkan tetap dijalankan dengan baik.
Untuk kebutuhan air bersih, logistik, makanan dan sandang, menurutnya, sudah cukup memadai untuk 10 hari ke depan. Sementara, Danrem 142/Tatag Mamuju telah ditunjuk oleh Gubernur Sulawesi Barat sebagai pelaksana harian Dansatgas Gempa Sulbar.
Sebelumnya, gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 6,2 mengguncang wilayah Majene, Sulawesi Barat, pada Jumat (15/1), pukul 01.28 WIB. Pusat gempa berada di darat, 6 kilometer di timut laut Majene, tidak berpotensi tsunami.
Gempa dirasakan di wilayah Majene pada skala IV-VI MMI, dan mengakibatkan 73 orang meninggal dunia, 826 luka-luka serta 27 850 orang lainnya mengungsi.*
Baca juga: Personel TNI mulai bersihkan reruntuhan gedung akibat gempa
Baca juga: Tim SAR lakukan pencarian korban di RS Manakarra setelah terima aduan
"Jadi tolong dikoreksi, tidak ada status bencana nasional, adanya status tanggap darurat. Ini sudah ditandatangani oleh kepala daerah, yaitu Bapak Ali Baal Masdar, Gubernur Sulawesi Barat," kata Kepala Pusat Data, Informasi (Kapusdatin) dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Dr. Raditya Jati dalam konferensi pers secara virtual di Jakarta, Ahad.
Ia mengatakan surat penetapan status tanggap darurat itu bernomor 001/Darurat-SB/I/2021 dan berlaku selama 14 hari, terhitung mulai tanggal 15 Januari 2021.
Terkait upaya penanganan sendiri, Kepala BNPB untuk sementara waktu akan berkantor di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, untuk memantau secara langsung upaya penanganan dampak di lapangan.
Baca juga: Anggota DPR serukan warga jangan tinggalkan Mamuju
Baca juga: UNM kirim relawan dan bantuan ke Sulbar
Kemudian, BNPB juga telah menempatkan tiga helikopter di lapangan untuk distribusi logistik dan peralatan serta operasional yang dibutuhkan. Sementara posko dikonsentrasikan di belakang Kantor Gubernur Sulawesi Barat.
Berikutnya, Raditya Jati juta mengatakan bahwa pemerintah terus berupaya memastikan pelayanan kesehatan kepada korban terdampak, baik di RS Bayangkara, maupun rumah sakit regional agar tetap beroperasi, sementara protokol kesehatan diharapkan tetap dijalankan dengan baik.
Untuk kebutuhan air bersih, logistik, makanan dan sandang, menurutnya, sudah cukup memadai untuk 10 hari ke depan. Sementara, Danrem 142/Tatag Mamuju telah ditunjuk oleh Gubernur Sulawesi Barat sebagai pelaksana harian Dansatgas Gempa Sulbar.
Sebelumnya, gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 6,2 mengguncang wilayah Majene, Sulawesi Barat, pada Jumat (15/1), pukul 01.28 WIB. Pusat gempa berada di darat, 6 kilometer di timut laut Majene, tidak berpotensi tsunami.
Gempa dirasakan di wilayah Majene pada skala IV-VI MMI, dan mengakibatkan 73 orang meninggal dunia, 826 luka-luka serta 27 850 orang lainnya mengungsi.*
Baca juga: Personel TNI mulai bersihkan reruntuhan gedung akibat gempa
Baca juga: Tim SAR lakukan pencarian korban di RS Manakarra setelah terima aduan
Pewarta: Katriana
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021
Tags: