Anti Hoax
Penerima vaksin COVID-19 tidak perlu lagi pakai masker? Cek faktanya!
17 Januari 2021 18:12 WIB
Petugas medis (kanan) menyuntikkan vaksin COVID-19 sinovac kepada Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman (kedua kiri), di RSUP Soekarno Hatta, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Jumat (15/1/2021). ANTARA FOTO/Anindira Kintara/Lmo/hp.
Jakarta (ANTARA/JACX) - Penerima vaksin COVID-19 tidak perlu lagi pakai masker dan rajin cuci tangan karena sudah kebal terhadap virus SARS-CoV-2, demikian narasi yang beredar di media sosial Facebook, Kamis (14/1).
Akun pengunggah narasi tersebut mengatakan kebiasaan sebelumnya, termasuk jaga jarak, itu tidak diperlukan karena setelah divaksin berarti penerima vaksin mempunyai kebal tubuh terhadap virus corona.
Namun ketika penerima vaksin justru masih diminta untuk memakai masker dan rajin cuci tangan, berarti cairan yang disuntikkan ke dalam tubuh bukanlah vaksin.
Berikut narasi lengkap unggahan di Facebook tersebut:
VAKSIN ITU ARTINYA ZAT YG SENGAJA DIBUAT UNTUK MEMBUAT KEKEBALAN TUBUH TERHADAP PENYAKIT TERTENTU.
JADI,VAKSIN COVID19 YG DISUNTIKKAN KE DALAM TUBUH ANDA TUJUANNYA AGAR TUBUH ANDA KEBAL TERHADAP VIRUS COVID19.
JIKA ANDA SUDAH DISUNTIK VAKSIN COVID19, MAKA ANDA TIDAK PERLU LAGI PAKEK MASKER,CUCI TANGAN DAN SEBAGAINYA KARENA ANDA SUDAH KEBAL TERHADAP VIRUS COVID19.
TAPI,JIKA ANDA SUDAH DI SUNTIK VAKSIN COVID19, TAPI MASIH SAJA DISURUH PAKEK MASKER,DISURUH CUCI TANGAN,DUDUK BERJAUHAN DAN SEBAGAINYA,BERARTI YG DISUNTIKKAN KE ANDA ITU BUKAN VAKSIN TAPI VAKCIN(VALUTA KEUANGAN CINA)..."
Selain narasi, pemilik akun juga menyertakan tangkapan layar yang menyantumkan nama mantan Ketua Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai disertai tulisan "Hak Asasi Rakyat Tolak Vaksin".
Namun, benarkah seseorang yang telah menerima vaksin berarti tidak perlu lagi memakai masker serta rajin cuci tangan?
Penjelasan:
Pernyataan bahwa penerima vaksin tidak perlu lagi menggunakan masker atau pun cuci tangan adalah klaim yang salah atau hoaks.
Dokter spesialis penyakit dalam konsultasi alergi imunologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Iris Rengganis mengatakan vaksin COVID-19 diberikan dua dosisi dalam rentang 14 hari.
Setelah vaksinasi dua dosis, antibodi baru terbentuk 14 hari selepas penyuntikan vaksin COVID-19 kedua. Dalam rentang waktu itu, seseorang yang sudah divaksin masih mungkin tertular infeksi dan jatuh sakit karena belum cukup waktu bagi tubuh untuk membentuk antibodi.
Iris mengatakan seseorang yang sudah divaksin harus menjaga protokol kesehatan dengan menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Hal yang serupa juga dikatakan dokter RS Siloam dan RS Awal Bros Makassar, Bambang Budiono. Orang yang divaksin, menurut Bambang, sistem tubuhnya membutuhkan waktu agar dapat memproduksi antibodi.
Vaksin adalah bentuk dari virus yang utuh, bentuknya bisa jadi adalah virus yang dinonatifkan, virus yang dilemahkan atau virus yang dimatikan. Vaksin akan merangsang tubuh membentuk antibodi yang baru.
Ahli epidemiologi Universitas Boston Eleanor Murray juga mengingatkan setelah divaksin bukan berarti seseorang dapat langsung kembali ke kehidupan sebelum pandemi.
Mengutip Kompas.com, Kepala Lembaga Biologi Molekular Eijkman Amin Soebandrio mengatakan vaksin COVID-19 dapat efektif menekan penularan COVID-19 jika cakupan vaksinasi di Indonesia sudah mencapai 70 persen populasi atau setara dengan 182 juta masyarakat Indonesia.
Klaim: Penerima vaksin COVID-19 tidak perlu lagi pakai masker
Rating: Hoaks
Cek fakta: Rizieq Shihab ditendang polisi ketika masuk mobil tahanan?
Cek fakta: Anak-anak tanpa masker akan dijaring dan dikarantinakan?
Akun pengunggah narasi tersebut mengatakan kebiasaan sebelumnya, termasuk jaga jarak, itu tidak diperlukan karena setelah divaksin berarti penerima vaksin mempunyai kebal tubuh terhadap virus corona.
Namun ketika penerima vaksin justru masih diminta untuk memakai masker dan rajin cuci tangan, berarti cairan yang disuntikkan ke dalam tubuh bukanlah vaksin.
Berikut narasi lengkap unggahan di Facebook tersebut:
VAKSIN ITU ARTINYA ZAT YG SENGAJA DIBUAT UNTUK MEMBUAT KEKEBALAN TUBUH TERHADAP PENYAKIT TERTENTU.
JADI,VAKSIN COVID19 YG DISUNTIKKAN KE DALAM TUBUH ANDA TUJUANNYA AGAR TUBUH ANDA KEBAL TERHADAP VIRUS COVID19.
JIKA ANDA SUDAH DISUNTIK VAKSIN COVID19, MAKA ANDA TIDAK PERLU LAGI PAKEK MASKER,CUCI TANGAN DAN SEBAGAINYA KARENA ANDA SUDAH KEBAL TERHADAP VIRUS COVID19.
TAPI,JIKA ANDA SUDAH DI SUNTIK VAKSIN COVID19, TAPI MASIH SAJA DISURUH PAKEK MASKER,DISURUH CUCI TANGAN,DUDUK BERJAUHAN DAN SEBAGAINYA,BERARTI YG DISUNTIKKAN KE ANDA ITU BUKAN VAKSIN TAPI VAKCIN(VALUTA KEUANGAN CINA)..."
Selain narasi, pemilik akun juga menyertakan tangkapan layar yang menyantumkan nama mantan Ketua Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai disertai tulisan "Hak Asasi Rakyat Tolak Vaksin".
Namun, benarkah seseorang yang telah menerima vaksin berarti tidak perlu lagi memakai masker serta rajin cuci tangan?
Penjelasan:
Pernyataan bahwa penerima vaksin tidak perlu lagi menggunakan masker atau pun cuci tangan adalah klaim yang salah atau hoaks.
Dokter spesialis penyakit dalam konsultasi alergi imunologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Iris Rengganis mengatakan vaksin COVID-19 diberikan dua dosisi dalam rentang 14 hari.
Setelah vaksinasi dua dosis, antibodi baru terbentuk 14 hari selepas penyuntikan vaksin COVID-19 kedua. Dalam rentang waktu itu, seseorang yang sudah divaksin masih mungkin tertular infeksi dan jatuh sakit karena belum cukup waktu bagi tubuh untuk membentuk antibodi.
Iris mengatakan seseorang yang sudah divaksin harus menjaga protokol kesehatan dengan menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Hal yang serupa juga dikatakan dokter RS Siloam dan RS Awal Bros Makassar, Bambang Budiono. Orang yang divaksin, menurut Bambang, sistem tubuhnya membutuhkan waktu agar dapat memproduksi antibodi.
Vaksin adalah bentuk dari virus yang utuh, bentuknya bisa jadi adalah virus yang dinonatifkan, virus yang dilemahkan atau virus yang dimatikan. Vaksin akan merangsang tubuh membentuk antibodi yang baru.
Ahli epidemiologi Universitas Boston Eleanor Murray juga mengingatkan setelah divaksin bukan berarti seseorang dapat langsung kembali ke kehidupan sebelum pandemi.
Mengutip Kompas.com, Kepala Lembaga Biologi Molekular Eijkman Amin Soebandrio mengatakan vaksin COVID-19 dapat efektif menekan penularan COVID-19 jika cakupan vaksinasi di Indonesia sudah mencapai 70 persen populasi atau setara dengan 182 juta masyarakat Indonesia.
Klaim: Penerima vaksin COVID-19 tidak perlu lagi pakai masker
Rating: Hoaks
Cek fakta: Rizieq Shihab ditendang polisi ketika masuk mobil tahanan?
Cek fakta: Anak-anak tanpa masker akan dijaring dan dikarantinakan?
Pewarta: Tim JACX
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2021
Tags: