Tim SAR Jepara masih cari belasan nelayan Batang di laut Jepara
16 Januari 2021 19:34 WIB
Evakuasi nelayan asal Batang yang berhasil diselamatkan oleh nelayan asal Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, di perairan Pailus Jepara. ANTARA/HO-Humas BPBD Jepara.
Jepara (ANTARA) - Tim Regu Pencari dan Penolong (SAR) gabungan Jepara, Jawa Tengah, masih melakukan pencarian belasan nelayan asal Kabupaten Batang yang dikabarkan kapal yang ditumpanginya mengalami kecelakaan di Perairan Batang, sedangkan dua nelayan diselamatkan nelayan Jepara.
"Proses pencarian nelayan asal Batang masih kami lakukan bersama tim gabungan di Jepara sejak Kamis (7/1) setelah menerima informasi adanya dua nelayan asal Batang yang diselamatkan oleh nelayan Mlonggo, Jepara," kata Koordinator Basarnas Pos SAR Jepara Wisnu Yuas di Jepara, Sabtu.
Posko gabungan SAR laka laut KMN Berkah Abadi dengan pusat posko di Kantor Pelabuhan Kartini Jepara, serta dibentuk pula Pokos Pantai Bayuran dan Posko Pantai Pailus.
Hingga hari ke tiga pencarian, kata dia, belum mendapatkan hasil keberadaan nelayan asal Batang tersebut. Pencarian juga dilakukan oleh Tim Basarnas Surabaya karena diperkirakan nelayan tersebut hanyut hingga menuju Laut Tuban.
Baca juga: Kapal nelayan asal Jakarta ditemukan terbalik di Laut Karimunjawa
Pencarian nelayan di Laut Jepara melibatkan berbagai pihak terkait dengan menerjunkan kapal RIP (Rigit Inflatable Boat) dari Basarnas Semarang dan kapal RIB (Rigid Inflatable Boat) Pos SAR Jepara dan perahu karet dari Polair, serta kapal cepat sea rider Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP). Sedangkan personel yang dilibatkan mencapai 50-an orang khusus dari pos pencarian di Jepara.
Informasi yang diterima, kecelakaan kapal cantrang yang terdapat 14 anak buah kapal (ABK) tersebut, disebabkan karena saat di tengah laut mengalami tabrakan dengan kapal tangker dari arah Jakarta tujuan Surabaya pada tanggal 10 Januari 2021. Akibatnya haluan depan kiri kapal bocor dan tenggelam.
Sebanyak 14 ABK membuat rakit untuk menyelamatkan diri, namun seorang ABK meninggal dan ditempatkan di tengah rakit. Akan tetapi saat terjadi ombak besar jenazah terlepas dan hilang.
Dengan dipimpin nahkoda, memecah rakit untuk menyelamatkan diri karena melihat lampu suar PLTU Batang. Sedangkan Selasa (12/1) malam, tersisa delapan ABK di atas rakit dan tiga ABK memisahkan diri dari rakit sebelumnya.
Pada Rabu (13/1) sekitar pukul 03.00 WIB, nelayan tersebut melihat kapal cumi di sekitar perairan PLTU Jepara dan tiga ABK memisahkan diri untuk meminta pertolongan kapal cumi dengan berteriak. Kemudian pada hari yang sama pukul 09.00 WIB ada dua korban diselamatkan nelayan asal Mlonggo, Jepara dan dievakuasi ke daratan kemudian dilarikan ke RSUD Kartini Jepara untuk mendapatkan perawatan. ***3***
"Proses pencarian nelayan asal Batang masih kami lakukan bersama tim gabungan di Jepara sejak Kamis (7/1) setelah menerima informasi adanya dua nelayan asal Batang yang diselamatkan oleh nelayan Mlonggo, Jepara," kata Koordinator Basarnas Pos SAR Jepara Wisnu Yuas di Jepara, Sabtu.
Posko gabungan SAR laka laut KMN Berkah Abadi dengan pusat posko di Kantor Pelabuhan Kartini Jepara, serta dibentuk pula Pokos Pantai Bayuran dan Posko Pantai Pailus.
Hingga hari ke tiga pencarian, kata dia, belum mendapatkan hasil keberadaan nelayan asal Batang tersebut. Pencarian juga dilakukan oleh Tim Basarnas Surabaya karena diperkirakan nelayan tersebut hanyut hingga menuju Laut Tuban.
Baca juga: Kapal nelayan asal Jakarta ditemukan terbalik di Laut Karimunjawa
Pencarian nelayan di Laut Jepara melibatkan berbagai pihak terkait dengan menerjunkan kapal RIP (Rigit Inflatable Boat) dari Basarnas Semarang dan kapal RIB (Rigid Inflatable Boat) Pos SAR Jepara dan perahu karet dari Polair, serta kapal cepat sea rider Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP). Sedangkan personel yang dilibatkan mencapai 50-an orang khusus dari pos pencarian di Jepara.
Informasi yang diterima, kecelakaan kapal cantrang yang terdapat 14 anak buah kapal (ABK) tersebut, disebabkan karena saat di tengah laut mengalami tabrakan dengan kapal tangker dari arah Jakarta tujuan Surabaya pada tanggal 10 Januari 2021. Akibatnya haluan depan kiri kapal bocor dan tenggelam.
Sebanyak 14 ABK membuat rakit untuk menyelamatkan diri, namun seorang ABK meninggal dan ditempatkan di tengah rakit. Akan tetapi saat terjadi ombak besar jenazah terlepas dan hilang.
Dengan dipimpin nahkoda, memecah rakit untuk menyelamatkan diri karena melihat lampu suar PLTU Batang. Sedangkan Selasa (12/1) malam, tersisa delapan ABK di atas rakit dan tiga ABK memisahkan diri dari rakit sebelumnya.
Pada Rabu (13/1) sekitar pukul 03.00 WIB, nelayan tersebut melihat kapal cumi di sekitar perairan PLTU Jepara dan tiga ABK memisahkan diri untuk meminta pertolongan kapal cumi dengan berteriak. Kemudian pada hari yang sama pukul 09.00 WIB ada dua korban diselamatkan nelayan asal Mlonggo, Jepara dan dievakuasi ke daratan kemudian dilarikan ke RSUD Kartini Jepara untuk mendapatkan perawatan. ***3***
Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021
Tags: