Kepala Basarnas segera ke Kalsel dan Mamuju bawa alat operasi SAR
15 Januari 2021 18:19 WIB
Sejumlah petugas dengan alat berat mencari korban di Rumah Sakit Mitra Manakarra yang runtuh akibat gempa bumi, di Mamuju, Sulawesi Barat, Kamis (15/1/2021).. ANTARA FOTO/ Akbar Tado/hp. (ANTARA FOTO/AKBAR TADO)
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Marsekal Madya Bagus Puruhito akan meninjau penanganan korban banjir di Banjarmasin, Kalimantan Selatan dan evakuasi korban gempa di Mamuju, Sulawesi Barat pada Sabtu (16/01).
"Besok Panglima TNI dan saya ke Kalsel dan Mamuju dengan membawa keperluan yang dibutuhkan," kata Marsekal Madya Bagus Puruhito saat memberikan keterangan pers di Dermaga 2 JICT Tanjung Priok Jakarta, Jumat.
Menurut dia, peralatan yang dibawa di antaranya peralatan untuk mendukung operasi SAR, perahu karet dan alat pendukung lainnya.
Baca juga: BNPB: 21.990 jiwa terdampak banjir di Kalsel
Untuk bencana gempa bumi di Mamuju, Sulawesi Barat, tim SAR gabungan sudah turun dan melaksanakan estrikasi atau mencari korban yang tertimbun reruntuhan bangunan.
Operasi SAR di Sulawesi Barat itu juga didukung tim SAR dari Balikpapan, Makassar dan tim dari Palu.
Tim SAR dari Jakarta atau Urban SAR, kata dia, juga sudah diterbangkan ke Mamuju dengan membawa 10 set peralatan estrikasi.
"Sampai saat ini operasi SAR masih berlangsung dan kami optimis melaksanakan dengan upaya yang ada bersama semua pihak," imbuhnya.
Baca juga: BNPB: 34 orang meninggal akibat gempa Sulbar
Tak hanya dari SAR, operasi pencarian dan pertolongan itu juga dilaksanakan oleh potensi SAR lain di antaranya TNI, Polri, BNPB dan unsur lainnya.
Sementara itu, terkait jumlah pengungsi di Kalimantan Selatan, lanjut dia, tercatat sebanyak 2.600 orang.
Sedangkan di Mamuju, Bagus Puruhito mencatat ada 34 korban meninggal dunia dengan jumlah pengungsi diperkirakan mencapai belasan ribu.
Baca juga: Basarnas berangkatkan tim bantu evakuasi korban gempa Sulbar
Tak hanya di dua daerah itu, Basarnas juga memberikan fokus bencana tanah longsor di Sumedang, Jawa Barat.
Kepala Basarnas menyebutkan korban selamat mencapai 25 orang dan 24 korban meninggal dunia serta dalam pencarian mencapai 16 orang.
"Faktor cuaca menjadi hambatan dalam pelaksanaan operasi SAR. Jumlahnya sangat dinamis, bisa bergerak dan berubah," imbuhnya.
Baca juga: Sejumlah bangunan di Mamuju ambruk akibat gempa magnitudo 6,2
"Besok Panglima TNI dan saya ke Kalsel dan Mamuju dengan membawa keperluan yang dibutuhkan," kata Marsekal Madya Bagus Puruhito saat memberikan keterangan pers di Dermaga 2 JICT Tanjung Priok Jakarta, Jumat.
Menurut dia, peralatan yang dibawa di antaranya peralatan untuk mendukung operasi SAR, perahu karet dan alat pendukung lainnya.
Baca juga: BNPB: 21.990 jiwa terdampak banjir di Kalsel
Untuk bencana gempa bumi di Mamuju, Sulawesi Barat, tim SAR gabungan sudah turun dan melaksanakan estrikasi atau mencari korban yang tertimbun reruntuhan bangunan.
Operasi SAR di Sulawesi Barat itu juga didukung tim SAR dari Balikpapan, Makassar dan tim dari Palu.
Tim SAR dari Jakarta atau Urban SAR, kata dia, juga sudah diterbangkan ke Mamuju dengan membawa 10 set peralatan estrikasi.
"Sampai saat ini operasi SAR masih berlangsung dan kami optimis melaksanakan dengan upaya yang ada bersama semua pihak," imbuhnya.
Baca juga: BNPB: 34 orang meninggal akibat gempa Sulbar
Tak hanya dari SAR, operasi pencarian dan pertolongan itu juga dilaksanakan oleh potensi SAR lain di antaranya TNI, Polri, BNPB dan unsur lainnya.
Sementara itu, terkait jumlah pengungsi di Kalimantan Selatan, lanjut dia, tercatat sebanyak 2.600 orang.
Sedangkan di Mamuju, Bagus Puruhito mencatat ada 34 korban meninggal dunia dengan jumlah pengungsi diperkirakan mencapai belasan ribu.
Baca juga: Basarnas berangkatkan tim bantu evakuasi korban gempa Sulbar
Tak hanya di dua daerah itu, Basarnas juga memberikan fokus bencana tanah longsor di Sumedang, Jawa Barat.
Kepala Basarnas menyebutkan korban selamat mencapai 25 orang dan 24 korban meninggal dunia serta dalam pencarian mencapai 16 orang.
"Faktor cuaca menjadi hambatan dalam pelaksanaan operasi SAR. Jumlahnya sangat dinamis, bisa bergerak dan berubah," imbuhnya.
Baca juga: Sejumlah bangunan di Mamuju ambruk akibat gempa magnitudo 6,2
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021
Tags: