Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana mengatakan pada 2020 Indonesia tercatat mengimpor listrik dari Malaysia untuk memenuhi kebutuhan listrik di daerah perbatasan di Kalimantan Barat.

Dalam jumpa pers virtual, Rabu, Rida menjelaskan impor listrik dilakukan atas kesepakatan kerja sama bilateral kedua negara melalui PT PLN (Persero) dan Sarawak Electricity Supply Corporation (SESCO), anak usaha Sarawak Energy Berhad.

"Kita ada kerja sama dengan Malaysia, tepatnya di Sarawak sana, khususnya di Kalimantan Barat yang secara bilateral G to G (government to government). Ini kerja sama untuk jual beli atau ekspor impor listrik. Untuk tahap awal sekarang ini, kita kebagian untuk impor," jelasnya.

Rida mengungkapkan impor listrik yang dilakukan Indonesia sepanjang 2020 yakni sebesar 0,54 persen dari total konsumsi listrik nasional. Ada pun secara angka, impor listrik yang dilakukan berkisar di kisaran 100-120 MW.

"Bisa dibayangkan, kalau misal kita konsumsi 100, sekitar 0,54 persennya itu yang kemudian kita impor dari negara jiran," katanya.

Rida berharap jika pembangkit listrik di Kalimantan Barat selesai dibangun, maka Indonesia bisa mengekspor listrik ke Malaysia.

"Maka pada saatnya, kita akan membalikkan situasi, mengekspor listrik dari Indonesia ke Malaysia dengan jalur yang sama," katanya.

Baca juga: Pembangunan pembangkit listrik 2020 separuh target karena pandemi

Baca juga: Tarif listrik Januari-Maret 2021 tidak naik

Baca juga: Menteri ESDM akan negosiasi ulang proyek pembangkit listrik 35 ribu MW