Kemristek-Yayasan Pengembangan Teknologi tanda tangani MoU riset
13 Januari 2021 17:19 WIB
Ilustrasi - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro dalam acara roadshow laboratorium mobile BSL-2 varian bus di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Jumat (18/12/2020). ANTARA/HO-UGM/am
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek)/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Yayasan Pengembangan Teknologi Indonesia menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) tentang riset, inovasi, dan pengabdian masyarakat.
"Salah satu esensi MoU ini adalah memudahkan akses dari mahasiswa, dosen dan peneliti di Institut Teknologi Indonesia untuk bisa mempergunakan fasilitas penelitian di lingkungan Puspiptek secara khusus dan di Kementerian Riset dan Teknologi secara umum," kata Menristek Bambang dalam acara penandatangan tersebut di Jakarta, Rabu.
Ruang lingkup nota kesepahaman itu meliputi percepatan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendorong transformasi Institut Teknologi Indonesia menjadi perguruan tinggi terkemuka di bidang riset, inovasi dan pengabdian kepada masyarakat; dan kerja sama atau kemitraan dalam riset, inovasi dan pengabdian kepada masyarakat.
Baca juga: Tiga PT terima dana riset Dikti-JSPS
Menristek Bambang berharap nota kesepahaman itu segera ditindaklanjuti dengan tindakan yang lebih konkret dan operasional.
"Mudah-mudahan MoU ini bisa segera ditindaklanjuti dengan real action yang barang kali bisa segera terlihat dalam jangka waktu pendek," tuturnya.
Dia menuturkan sinergi antara lembaga penelitian dan dunia pendidikan harus kuat untuk menciptakan hasil riset dan inovasi yang menjawab kebutuhan bangsa.
Menristek Bambang berharap ke depan Institut Teknologi Indonesia akan fokus di bidang science, technology, engineering dan math (STEM) yang memang masih menjadi kebutuhan Indonesia.
Dia juga mendorong agar Institut Teknologi Indonesia bisa berpartisipasi langsung dalam Prioritas Riset Nasional (PRN) dan melahirkan produk riset dan inovasi yang bermanfaat dalam penanganan COVID-19.
Baca juga: Enam universitas Indonesia terima pendanaan riset dari Norwegia
Baca juga: Menristek: Bumikan riset dan inovasi demi tingkatkan ekonomi Indonesia
"Salah satu esensi MoU ini adalah memudahkan akses dari mahasiswa, dosen dan peneliti di Institut Teknologi Indonesia untuk bisa mempergunakan fasilitas penelitian di lingkungan Puspiptek secara khusus dan di Kementerian Riset dan Teknologi secara umum," kata Menristek Bambang dalam acara penandatangan tersebut di Jakarta, Rabu.
Ruang lingkup nota kesepahaman itu meliputi percepatan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendorong transformasi Institut Teknologi Indonesia menjadi perguruan tinggi terkemuka di bidang riset, inovasi dan pengabdian kepada masyarakat; dan kerja sama atau kemitraan dalam riset, inovasi dan pengabdian kepada masyarakat.
Baca juga: Tiga PT terima dana riset Dikti-JSPS
Menristek Bambang berharap nota kesepahaman itu segera ditindaklanjuti dengan tindakan yang lebih konkret dan operasional.
"Mudah-mudahan MoU ini bisa segera ditindaklanjuti dengan real action yang barang kali bisa segera terlihat dalam jangka waktu pendek," tuturnya.
Dia menuturkan sinergi antara lembaga penelitian dan dunia pendidikan harus kuat untuk menciptakan hasil riset dan inovasi yang menjawab kebutuhan bangsa.
Menristek Bambang berharap ke depan Institut Teknologi Indonesia akan fokus di bidang science, technology, engineering dan math (STEM) yang memang masih menjadi kebutuhan Indonesia.
Dia juga mendorong agar Institut Teknologi Indonesia bisa berpartisipasi langsung dalam Prioritas Riset Nasional (PRN) dan melahirkan produk riset dan inovasi yang bermanfaat dalam penanganan COVID-19.
Baca juga: Enam universitas Indonesia terima pendanaan riset dari Norwegia
Baca juga: Menristek: Bumikan riset dan inovasi demi tingkatkan ekonomi Indonesia
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021
Tags: