Pangkoarmada I hentikan sementara penyelaman Sriwijaya Air
13 Januari 2021 16:47 WIB
Prajurit Batalyon Intai Amfibi 1 (Yontaifib) Korps Marinir TNI AL melakukan operasi pencarian korban dan puing pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ182 pada hari keempat dengan menggunakan pinker finder di dalam perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Selasa (12/1/2021). ANTARA FOTO/Yontaifib 1 Korps Marinir TNI AL/HO/MRH/rwa.
Jakarta (ANTARA) - Panglima Komando Armada I Laksamana Muda TNI Abdul Rasyid menghentikan sementara operasi penyelaman di lokasi jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182 sekitar perairan Kepulauan Seribu, Jakarta.
"Sejak pukul 13.00 WIB, penyelaman oleh semua tim saya hentikan," kata Rasyid dari KRI Rigel-933, Rabu.
Rasyid menjelaskan alasannya, karena pada saat bersamaan, KM Baruna Jaya IV akan melaksanakan pemotretan bawah laut menggunakan Remotely Operated Vehicle (ROV).
Kata dia, saat mengoperasikan ROV tidak boleh ada aktivitas di bawah laut, apalagi aktivitas penyelaman, karena sangat berbahaya.
Aktivitas itu kata dia, dilakukan sejak pukul 13.00 WIB hingga Kamis (14/1) pukul 05.00 WIB.
"Penyelaman akan dilanjutkan besok pukul 07.00 WIB," ujar Rasyid.
Hasil analisis dan pemetaan yang dilakukan Baruna Jaya akan diselami lagi, tetapi dengan cara manual, karena dua "beacon" atau pemancar signal dari Flight Data Recorder (FDR) dan Voice Recorder (CVR) sudah ditemukan sebelumnya.
"Di bawah laut sudah tidak ada lagi petunjuk atau signal," ujarnya.
Selasa (12/1) petang, salah satu bagian dari kotak hitam yakni Flight Data Recorder (FDR) atau rekaman data penerbangan telah ditemukan tim penyelam dari TNI Angkatan Laut (AL).
Tersisa Voice Cockpit Recorder (VCR) atau rekaman pembicaraan pilot yang masih dilakukan pencarian.
Pesawat Sriwijaya Air bernomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.
Baca juga: Sriwijaya Air: Terdata 20 korban SJ-182 asal Kalbar
Baca juga: Polisi selidiki akun "Jackie Skw" terkait musibah Sriwijaya Air
Baca juga: Co-Pilot Fadly Satrianto terima santunan Jasa Raharja
"Sejak pukul 13.00 WIB, penyelaman oleh semua tim saya hentikan," kata Rasyid dari KRI Rigel-933, Rabu.
Rasyid menjelaskan alasannya, karena pada saat bersamaan, KM Baruna Jaya IV akan melaksanakan pemotretan bawah laut menggunakan Remotely Operated Vehicle (ROV).
Kata dia, saat mengoperasikan ROV tidak boleh ada aktivitas di bawah laut, apalagi aktivitas penyelaman, karena sangat berbahaya.
Aktivitas itu kata dia, dilakukan sejak pukul 13.00 WIB hingga Kamis (14/1) pukul 05.00 WIB.
"Penyelaman akan dilanjutkan besok pukul 07.00 WIB," ujar Rasyid.
Hasil analisis dan pemetaan yang dilakukan Baruna Jaya akan diselami lagi, tetapi dengan cara manual, karena dua "beacon" atau pemancar signal dari Flight Data Recorder (FDR) dan Voice Recorder (CVR) sudah ditemukan sebelumnya.
"Di bawah laut sudah tidak ada lagi petunjuk atau signal," ujarnya.
Selasa (12/1) petang, salah satu bagian dari kotak hitam yakni Flight Data Recorder (FDR) atau rekaman data penerbangan telah ditemukan tim penyelam dari TNI Angkatan Laut (AL).
Tersisa Voice Cockpit Recorder (VCR) atau rekaman pembicaraan pilot yang masih dilakukan pencarian.
Pesawat Sriwijaya Air bernomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.
Baca juga: Sriwijaya Air: Terdata 20 korban SJ-182 asal Kalbar
Baca juga: Polisi selidiki akun "Jackie Skw" terkait musibah Sriwijaya Air
Baca juga: Co-Pilot Fadly Satrianto terima santunan Jasa Raharja
Pewarta: Fauzi
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2021
Tags: