Jakarta (ANTARA) - Program vaksinasi COVID-19 perdana berlangsung hari ini, diawali oleh Presiden Joko Widodo dan perwakilan berbagai latar belakang termasuk selebritas Raffi Ahmad sebagai perwakilan generasi muda, yang diharapkan bisa mensukseskan upaya mengatasi pandemi COVID-19.

Musisi dan komposer Bemby Gusti kepada ANTARA mengatakan dirinya lebih memilih untuk menunggu hingga ada vaksin dengan varian yang lebih efektif.

Baca juga: Raffi Ahmad siap jadi penerima pertama vaksin COVID-19

"Opini saya, apa pun yang terlalu diburu-buru efektivitasnya kadang kita juga belum tahu, dan kontroversinya juga belum tahu," kata pemain drum band Sore itu.

Penggunaan vaksin COVID-19 produksi Sinovac China hari ini sudah mendapatkan izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Izin penggunaan darurat diberikan setelah BPOM mendapat data uji klinis tahap ketiga di Bandung, Turki dan Brasil.

Berdasarkan uji klinis tahap ketiga di Bandung, data efikasi virus Sinovac sebesar 65,3 persen, memenuhi ambang batas Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni 50 persen. Sebelumnya hasil uji klinis tahap ketiga di Turki menunjukkan efikasi sebesar 91,25 persen dan di Brazil sebesar 78 persen.

Pada aspek keamanan, dipastikan vaksin Sinovac tidak memiliki efek samping berat namun hanya ringan hingga sedang yaitu nyeri, iritasi, pembengkakan, serta efek samping sistemik berupa nyeri otot, kelelahan dan demam.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga telah resmi mengeluarkan fatwa halal terhadap vaksin tersebut.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin berharap agar 70 persen masyarakat di Indonesia mau mengikuti vaksinasi COVID-19 agar tercipta kekebalan komunitas (herd immunity).

Epidemiolog Universitas Padjadjaran dr Panji Fortuna Hadisoemarto memastikan vaksin dapat mengurangi angka kesakitan atau kematian akibat COVID-19 dalam waktu cepat.

Dengan angka kesakitan yang berkurang, diharapkan tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan dan rumah sakit darurat tetap terjaga di level aman.

Sementara untuk mencapai kekebalan kelompok (herd immunity), dibutuhkan waktu lebih dari satu tahun karena harus mencakup 70 persen penduduk.

Kekebalan kelompok tergantung dari tiga keadaan. Pertama adalah seberapa tinggi penularan setelah vaksinasi, Jika penularan secara masif terjadi, kekebalan kelompok takkan terjadi.

Lalu, seberapa lama perlindungan yang diberikan vaksin. Jarak waktu antara penyuntikan pertama dan kedua adalah dua pekan. Vaksin Sinovac baru akan memberi proteksi dua minggu setelah penyuntikan kedua.

Ketiga, sebanyak apa cakupan masyarakat yang akan divaksin. Secara nasional orang yang harus divaksin 181,5 juta jiwa.

Setelah Presiden Jokowi dan jajarannya, pada Kamis (13/1), vaksin akan disuntikkan ke kepala daerah dan tenaga kesehatan yang memenuhi syarat seperti berusia 18-59 tahun, tanpa komorbid, dan tak pernah terinfeksi COVID-19.


Baca juga: Marcelino Lefrandt sambut baik vaksin, tapi tetap jalankan prokes

Baca juga: Menteri-tokoh-artis hingga buruh divaksin perdana bareng Presiden

Baca juga: Risa Sarasvati ungkap alasannya bersedia disuntik vaksin COVID-19