Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan bahwa pengadaan vaksin COVID-19 melalui fasilitas global COVAX yang dipimpin oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Aliansi Vaksin (GAVI), akan tersedia lebih cepat yaitu pada kuartal kedua tahun ini.

“Kita melihat adanya tren kemajuan […] jika awalnya vaksin melalui jalur multilateral baru akan tersedia pada kuartal ketiga atau kuartal keempat, maka dalam komunikasi akhir-akhir ini (dengan WHO dan GAVI), vaksin multilateral kemungkinan besar sudah tersedia pada kuartal kedua 2021,” kata Retno kepada wartawan, Rabu.

Untuk memperoleh akses terhadap vaksin COVID-19 dari GAVI, Indonesia yang termasuk dalam 92 negara berpenghasilan rendah dan menengah akan ikut dibantu oleh negara-negara donor melalui mekanisme pendanaan COVAX AMC.


Baca juga: Menlu RI terpilih pimpin kerja sama vaksin multilateral COVAX AMC


Indonesia sendiri telah menyampaikan submisi yang disyaratkan oleh Fasilitas COVAX, yaitu surat expression of interest pada 16 Oktober 2020, formulir permintaan bantuan teknis pada 27 November 2020, formulir permintaan vaksin bagian A pada 7 Desember 2020, dan dilanjutkan dengan formulir permintaan vaksin bagian B terkait indemnifikasi 
pada 8 Januari 2021.

Submisi berikutnya yang akan disampaikan Indonesia adalah formulir cold chain equipment (CCE) support request terkait kapasitas teknis penyediaan sistem pendingin vaksin pada kuartal pertama 2021.

Sebagai salah satu negara AMC, Indonesia berkesempatan mendapatkan vaksin dengan subsidi penuh untuk 20 persen dari total populasi atau sekitar 54 juta orang.

Dengan penandatanganan formulir vaksin bagian B, Indonesia berkesempatan mendapatkan hingga 108 juta dosis vaksin COVID-19 dari Fasilitas COVAX.

Pengiriman vaksin dari Fasilitas COVAX akan dilakukan secara bertahap, yaitu tiga persen pada kuartal pertama 2021 dan secara proporsional kepada 92 negara AMC.


Baca juga: Vaksinator : Vaksin berhasil disuntikan ke Presiden tanpa rasa sakit

Baca juga: Jokowi: Vaksinasi sebagai ikhtiar agar Indonesia bebas pandemi