Dosen Teknologi Kosmetik Itera buat masker kecantikan organik
12 Januari 2021 13:55 WIB
Dosen Program Studi (Prodi) Teknologi Kecantikan Institut Teknologi Sumatera (ITERA) Tikarahayu Putri S.Pd, M.Si saat menunjukan varian kosmetik buatannya yang berbahan organik. Selasa. (12/1/2021). ANTARA/Dian Hadiyatna/HO.
Bandarlampung (ANTARA) - Dosen Program Studi (Prodi) Teknologi Kecantikan Institut Teknologi Sumatera (Itera) Tikarahayu Putri S.Pd, M.Si berinisiatif membuat produk masker organik sederhana dari bahan baku beras dan daun kelor (Moringa Oleifera).
"Di era milenial saat ini penggunaan masker kecantikan menjadi salah satu tren, terutama bagi kalangan remaja. Hal tersebut mendorong saya membuat produk kecantikan dari bahan organik," kata Dosen Itera Tikarahayu, di Bandarlampung, Selasa.
Menurutnya, penggunaan bahan dasar dari bahan alami tersebut menjadikan masker jenis ini hampir tidak menimbulkan efek samping, sehingga aman jika digunakan oleh remaja, bahkan oleh ibu hamil dan menyusui sekalipun dapat menggunakannya.
Tika mengaku memilih beras sebagai bahan baku sebab mudah untuk didapatkan serta mudah diolah menjadi masker, selain itu juga kaya akan manfaat untuk kesehatan kulit wajah.
Baca juga: Rektor Itera umumkan positif tertular COVID-19
Baca juga: Itera benarkan satu dosen dan mahasiswa positif terjangkit COVID-19
"Salah satu kandungan zat yang terdapat dalam beras adalah asam ferulic dan allantoin yang dapat menjadi agen anti-inflamasi yang baik, serta dapat menenangkan kulit yang terbakar akibat paparan sinar matahari,” kata dia.
Sementara itu, masker daun kelor memiliki kandungan asam lemak yaitu asam oleat serta memiliki efek antimikroba. Daun kelor ini sangat cocok dimanfaatkan untuk mengobati jerawat dan komedo.
"Selain itu daun kelor juga bermanfaat untuk mengecilkan pori-pori dan menyamarkan noda hitam,” ujar
Hingga saat ini Dosen Itera itu telah memproduksi empat varian masker dari bahan-bahan organik tersebut yakni susu, arang aktif (charcoal), susu, dan coklat, serta telah dipasarkan melalui media sosial dan e-commerce.
Dia menyebutkan bahwa masker organik tersebut dapat bertahan sampai enam bulan setelah kemasan di buka.
Penggunaan masker ini juga tergolong mudah. "Hanya mencampurkan bubuk masker dengan air, madu, atau air mawar. Selanjutnya masker dapat digunakan ke seluruh wajah dan ditunggu 15-20 menit. Setelah masker mengering dan kulit terasa kencang, bilas wajah dengan menggunakan air bersih," kata dia.*
Baca juga: Itera terima 2.075 mahasiswa baru dari jalur SNMPTN
Baca juga: Antisipasi COVID-19, ITERA berlakukan kuliah daring dan tunda wisuda
"Di era milenial saat ini penggunaan masker kecantikan menjadi salah satu tren, terutama bagi kalangan remaja. Hal tersebut mendorong saya membuat produk kecantikan dari bahan organik," kata Dosen Itera Tikarahayu, di Bandarlampung, Selasa.
Menurutnya, penggunaan bahan dasar dari bahan alami tersebut menjadikan masker jenis ini hampir tidak menimbulkan efek samping, sehingga aman jika digunakan oleh remaja, bahkan oleh ibu hamil dan menyusui sekalipun dapat menggunakannya.
Tika mengaku memilih beras sebagai bahan baku sebab mudah untuk didapatkan serta mudah diolah menjadi masker, selain itu juga kaya akan manfaat untuk kesehatan kulit wajah.
Baca juga: Rektor Itera umumkan positif tertular COVID-19
Baca juga: Itera benarkan satu dosen dan mahasiswa positif terjangkit COVID-19
"Salah satu kandungan zat yang terdapat dalam beras adalah asam ferulic dan allantoin yang dapat menjadi agen anti-inflamasi yang baik, serta dapat menenangkan kulit yang terbakar akibat paparan sinar matahari,” kata dia.
Sementara itu, masker daun kelor memiliki kandungan asam lemak yaitu asam oleat serta memiliki efek antimikroba. Daun kelor ini sangat cocok dimanfaatkan untuk mengobati jerawat dan komedo.
"Selain itu daun kelor juga bermanfaat untuk mengecilkan pori-pori dan menyamarkan noda hitam,” ujar
Hingga saat ini Dosen Itera itu telah memproduksi empat varian masker dari bahan-bahan organik tersebut yakni susu, arang aktif (charcoal), susu, dan coklat, serta telah dipasarkan melalui media sosial dan e-commerce.
Dia menyebutkan bahwa masker organik tersebut dapat bertahan sampai enam bulan setelah kemasan di buka.
Penggunaan masker ini juga tergolong mudah. "Hanya mencampurkan bubuk masker dengan air, madu, atau air mawar. Selanjutnya masker dapat digunakan ke seluruh wajah dan ditunggu 15-20 menit. Setelah masker mengering dan kulit terasa kencang, bilas wajah dengan menggunakan air bersih," kata dia.*
Baca juga: Itera terima 2.075 mahasiswa baru dari jalur SNMPTN
Baca juga: Antisipasi COVID-19, ITERA berlakukan kuliah daring dan tunda wisuda
Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021
Tags: