SAR TNI AL persempit area pencarian kotak hitam Sriwijaya Air
11 Januari 2021 23:03 WIB
Sejumlah prajurit Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) Armada 1 berusaha mengangkat puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182 dari dasar perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Senin (11/1/2021). Operasi pertolongan dan pencarian kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 pada hari ketiga difokuskan pada pencarian di bawah permukaan laut, baik untuk jenazah penumpang, serpihan potongan bagian pesawat terbang maupun kotak hitam. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/wsj.
Jakarta (ANTARA) - Panglima Komando Armada I Laksamana Muda TNI Abdul Rasyid mengatakan pihaknya mempersempit area pencarian kotak hitam pesawat Sriwijaya Air yang jatuh diperairan Kepulauan Seribu.
"Hari ini area pencarian bentuk segitiga, 100 meter kali 100 meter kali 80 meter, dimana kami mendapatkan kantong puing pesawat," kata Rasyid dari KRI Rigel-933 di Perairan Pulau Laki, Senin.
Baca juga: SAR TNI AL kumpulkan empat kantong puing pesawat Sriwijaya Air
Rasyid menegaskan di hari ketiga pada Selasa (12/1), area pencarian akan semakin dipersempit, karena sinyal pancaran dari kotak hitam pesawat Sriwijaya Air SJ182 masih kuat diterima oleh KRI Rigel dan para penyelam.
Rasyid mengatakan informasi dari para penyelam, masih banyak rintangan yang dihadapi untuk menemukan kotak hitam itu, diantaranya tertutup puing-puing pesawat yang padat di bawah air.
Walaupun demikian, pihaknya optimis lokasi dari kota hitam pesawat Sriwijaya Air itu tidak akan bergeser, berdasarkan pemantauan KRI Rigel-933. Untuk memaksimalkan pencarian, Rasyid menyatakan akan memaksimalkan penggunaan ROV melakukan foto tiga dimensi di bawah air.
Baca juga: KRI Teluk Mentawai-959 disiapkan untuk derek puing Sriwijaya Air
"Saat ini kondisi arus laut masih sangat mendukung, dan relatif tidak ada perubahan," ujarnya.
Pesawat Sriwijaya Air bernomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Baca juga: BPPT rekomendasikan pencarian pesawat Sriwijaya ke arah Timur Tenggara
Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.
Keberadaan pesawat itu tengah dalam investigasi dan pencarian oleh Badan SAR Nasional (Basarnas) dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Koordinasi langsung dilakukan dengan berbagai pihak, baik Kepolisian, TNI maupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Hari ini area pencarian bentuk segitiga, 100 meter kali 100 meter kali 80 meter, dimana kami mendapatkan kantong puing pesawat," kata Rasyid dari KRI Rigel-933 di Perairan Pulau Laki, Senin.
Baca juga: SAR TNI AL kumpulkan empat kantong puing pesawat Sriwijaya Air
Rasyid menegaskan di hari ketiga pada Selasa (12/1), area pencarian akan semakin dipersempit, karena sinyal pancaran dari kotak hitam pesawat Sriwijaya Air SJ182 masih kuat diterima oleh KRI Rigel dan para penyelam.
Rasyid mengatakan informasi dari para penyelam, masih banyak rintangan yang dihadapi untuk menemukan kotak hitam itu, diantaranya tertutup puing-puing pesawat yang padat di bawah air.
Walaupun demikian, pihaknya optimis lokasi dari kota hitam pesawat Sriwijaya Air itu tidak akan bergeser, berdasarkan pemantauan KRI Rigel-933. Untuk memaksimalkan pencarian, Rasyid menyatakan akan memaksimalkan penggunaan ROV melakukan foto tiga dimensi di bawah air.
Baca juga: KRI Teluk Mentawai-959 disiapkan untuk derek puing Sriwijaya Air
"Saat ini kondisi arus laut masih sangat mendukung, dan relatif tidak ada perubahan," ujarnya.
Pesawat Sriwijaya Air bernomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Baca juga: BPPT rekomendasikan pencarian pesawat Sriwijaya ke arah Timur Tenggara
Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.
Keberadaan pesawat itu tengah dalam investigasi dan pencarian oleh Badan SAR Nasional (Basarnas) dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Koordinasi langsung dilakukan dengan berbagai pihak, baik Kepolisian, TNI maupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Pewarta: Fauzi
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021
Tags: