Bandung (ANTARA) - Sebuah bangunan pendidikan Taman Kanak-anak (TK) di lokasi longsor Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, diruntuhkan guna mempermudah akses pencarian korban.

Kepala Kantor Pencarian dan Penyelamatan (SAR) Bandung Deden Ridwansyah mengatakan ada dua kendala dalam proses pencarian korban itu, yakni faktor cuaca dan akses alat berat.

"Kendalanya cuaca dan akses, karena material di sana, alat berat sudah masuk ke sasaran, karena ada penumpukan di belakang," kata Deden di lokasi longsor, Senin.

Bangunan itu memang tepat terletak di pinggir akses ke pemukiman yang kini telah tertimbun tanah longsoran. Sejak siang, alat berat memang sudah melakukan pengerukan tanah di sekitar bangunan itu.

Baca juga: Tim SAR rilis data identitas 13 korban tewas dalam longsor Sumedang

Baca juga: 900 petugas melakukan pencarian korban longsor Sumedang hari ketiga


Kemudian material tanah yang dikeruk oleh alat berat, dibawa menggunakan truk ke tempat pembuangan. Selama pengerukan tanah itu, petugas SAR juga melakukan pencarian korban longsor.

Dia pun berharap longsor susulan tidak kembali terjadi. Pasalnya, tanah longsor bisa berpotensi menutupi jalan akses satu-satunya ke lokasi tersebut, selain juga ancaman keselamatan.

"Sehingga kendalanya akses alat berat, kemudian mundur dan melakukan pembersihan material yang sudah dilewati itu untuk kita geser ke tempat pembuangan," kata Deden.

Proses pencarian itu bakal dilakukan selama satu pekan. Kemudian pencarian akan diperpanjang apabila berstatus tanggap darurat.

"Kita akan perpanjang terus kalau tanggap darurat 14 hari, kita akan ikuti prosedur itu, mudah-mudahan semakin cepat semakin baik," kata dia.*

Baca juga: 27 orang dilaporkan masih dinyatakan hilang dalam longsor Sumedang

Baca juga: PVMBG: Longsor susulan di Sumedang masih berpotensi terjadi