14 warga Pontianak korban jatuh pesawat Sriwijaya Air
10 Januari 2021 21:26 WIB
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono (dua dari kiri) menemui sejumlah keluarga korban jatuh pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di Posko Crisis Center di Gedung Graha Chandra Dista Wiradi Bandara Supadio, Minggu (10/1/2021). ANTARA/HO-Humas Pemkot Pontianak.
Pontianak (ANTARA) - Wali Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Edi Rusdi Kamtono, menyatakan ada 14 warga setempat yang menjadi korban musibah jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182, Sabtu (9/1).
"Hingga saat ini, terdata ada 14 warga Kota Pontianak menjadi korban tragedi Sriwijaya Air," kata dia di Pontianak, Minggu.
Ia mengatakan pihak keluarga korban, sejak Sabtu (9/1) malam hingga hari ini sudah berdatangan ke Posko Crisis Center di Gedung Graha Chandra Dista Wiradi Bandara Supadio.
Kedatangan mereka, selain untuk mendapatkan informasi terbaru terkait dengan pencarian para korban, juga diambil sampel darah untuk pemeriksaan DNA di Posko Ante Mortem di Posko Crisis Center Bandara Supadio Pontianak.
"Kita berharap para korban ditemukan secepatnya dan kejadian ini tidak terulang kembali," ujarnya.
Baca juga: Basarnas harapkan semangat tim dan kesabaran keluarga korban
Pihaknya akan memberikan santunan kepada keluarga korban musibah jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182.
"Kita sedang mendata 'by name by address' para korban, untuk kemudian kita berikan santunan dari Pemerintah Kota Pontianak," katanya.
Ia telah menemui para keluarga korban jatuh Sriwijaya Air SJ-182 di Posko Crisis Center pada Minggu pagi.
Ia sempat berbincang dengan pihak keluarga korban. Mereka menceritakan saat terakhir berkomunikasi dengan korban sebelum musibah.
Musibah ini, katanya, menyisakan kesedihan mendalam pihak keluarga. Mereka juga trauma karena belum bisa melupakan saat terakhir berkomunikasi dengan korban.
"Pihak keluarga menantikan kepastian ditemukannya para korban yang saat ini tengah dalam pencarian," katanya.
Baca juga: Jasa Raharja tunggu identifikasi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya
Pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1), pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu, di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 mil laut di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat tinggal landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifes penerbangan, pesawat yang diproduksi pada 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi, sedangkan 12 kru terdiri atas enam kru aktif dan enam kru ekstra.
Baca juga: Tiga warga Lampung korban jatuh pesawat Sriwijaya SJ-182
Baca juga: Menhub minta penuhi segera hak keluarga korban Sriwijaya Air SJ 182
Baca juga: Sriwijaya Air: Tiga keluarga korban akan berangkat ke Jakarta
"Hingga saat ini, terdata ada 14 warga Kota Pontianak menjadi korban tragedi Sriwijaya Air," kata dia di Pontianak, Minggu.
Ia mengatakan pihak keluarga korban, sejak Sabtu (9/1) malam hingga hari ini sudah berdatangan ke Posko Crisis Center di Gedung Graha Chandra Dista Wiradi Bandara Supadio.
Kedatangan mereka, selain untuk mendapatkan informasi terbaru terkait dengan pencarian para korban, juga diambil sampel darah untuk pemeriksaan DNA di Posko Ante Mortem di Posko Crisis Center Bandara Supadio Pontianak.
"Kita berharap para korban ditemukan secepatnya dan kejadian ini tidak terulang kembali," ujarnya.
Baca juga: Basarnas harapkan semangat tim dan kesabaran keluarga korban
Pihaknya akan memberikan santunan kepada keluarga korban musibah jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182.
"Kita sedang mendata 'by name by address' para korban, untuk kemudian kita berikan santunan dari Pemerintah Kota Pontianak," katanya.
Ia telah menemui para keluarga korban jatuh Sriwijaya Air SJ-182 di Posko Crisis Center pada Minggu pagi.
Ia sempat berbincang dengan pihak keluarga korban. Mereka menceritakan saat terakhir berkomunikasi dengan korban sebelum musibah.
Musibah ini, katanya, menyisakan kesedihan mendalam pihak keluarga. Mereka juga trauma karena belum bisa melupakan saat terakhir berkomunikasi dengan korban.
"Pihak keluarga menantikan kepastian ditemukannya para korban yang saat ini tengah dalam pencarian," katanya.
Baca juga: Jasa Raharja tunggu identifikasi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya
Pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1), pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu, di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 mil laut di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat tinggal landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifes penerbangan, pesawat yang diproduksi pada 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi, sedangkan 12 kru terdiri atas enam kru aktif dan enam kru ekstra.
Baca juga: Tiga warga Lampung korban jatuh pesawat Sriwijaya SJ-182
Baca juga: Menhub minta penuhi segera hak keluarga korban Sriwijaya Air SJ 182
Baca juga: Sriwijaya Air: Tiga keluarga korban akan berangkat ke Jakarta
Pewarta: Andilala
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021
Tags: