Yogyakarta (ANTARA) - Pedagang kaki lima di kawasan utama wisata di Kota Yogyakarta, Malioboro berkomitmen untuk memenuhi aturan pelaksanaan pembatasan kegiatan masyarakat yang berlangsung dua pekan 11-25 Januari 2021 untuk mengendalikan penyebaran COVID-19.

“Seluruh komunitas di Malioboro sudah memperoleh sosialisasi dan bisa memahami konteks pelaksanaan PPKM. Pedagang kaki lima pun sadar betul untuk mematuhi aturan yang ditetapkan,” kata Ketua Koperasi Tridharma yang beranggotakan PKL Malioboro Rudiarto di Yogyakarta, Minggu.

Menurut dia, pedagang kaki lima yang menjual souvenir akan menutup lapak tepat pada pukul 19.00 WIB sesuai aturan PPKM yang berlaku untuk tempat usaha yang ditetapkan oleh Pemerintah DIY.

“Saya kira, untuk PKL souvenir masih bisa buka seperti biasa. Hanya saja, mereka tutup lebih cepat, yaitu pukul 19.00 WIB,” katanya.

Sedangkan untuk PKL kuliner malam akan mengalami lebih banyak kendala karena tidak akan bisa membuka lapaknya selama dua pekan akibat terkendala aturan.

“Dampak ekonomi untuk PKL kuliner malam yang akan terasa lebih berat. Meskipun untuk PKL souvenir juga pasti terdampak karena wisatawan yang berkunjung pasti berkurang. Apalagi PPKM ini diberlakukan untuk Jawa Bali,” katanya.

Rudiarto menambahkan belum dapat menghitung potensi penurunan omzet yang akan terjadi selama PPKM diberlakukan. “Untuk teman-teman PKL yang masih bisa berjualan, maka diharapkan dapat memastikan penerapan protokol kesehatan secara ketat supaya terhindari dari COVD-19,” katanya.

Ia pun berharap, PPKM hanya diberlakukan selama dua pekan dan tidak diperpanjang untuk menghindari potensi penurunan pendapatan PKL yang sangat terdampak pandemi COVID-19.

Tridharma beranggotakan sekitar 920 PKL dan seluruhnya sudah kembali berjualan namun omzet yang diperoleh belum pulih layaknya sebelum pandemi COVID-19.

Sementara itu, Ketua Paguyuban Pedagang Lesehan Malam Malioboro Desio Hartonowati mengatakan beberapa pedagang kuliner malam sudah memilih untuk tidak berjualan selama PPKM.

“Saya pribadi dan separuh lebih anggota paguyuban memutuskan tidak berjualan dulu. Kami baru buka pukul 18.00 WIB sehingga sangat tidak mungkin jika harus tutup lagi pukul 19.00 WIB,” katanya.

Oleh karenanya, ia berharap PPKM hanya berlangsung 11-25 Januari 2021 dan tidak lagi diperpanjang. “Beralih ke penjualan daring juga sulit karena konsumen utama kami adalah wisatawan. Mereka tidak hanya menikmati kuliner tetapi juga suasana di Malioboro,” katanya.