Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 306 personel dalam tim Disaster Victim Identification (DVI) di RS Polri Kramat Jati Jakarta dikerahkan untuk melakukan identifikasi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ-182 rute Jakarta-Pontianak.

"Di Rumah Sakit Polri ini, telah bekerja tim DVI sebanyak 306 personel, ini terdiri atas instansi terkait," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Polisi Rusdi Hartono dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu.

Selain dari Polri, personel tim DVI yang akan mulai melakukan identifikasi terhadap jenazah korban pada Senin (11/1) itu adalah dari TNI, Kementerian Kesehatan dan Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia.

Rusdi Hartono menuturkan tim DVI akan melakukan identifikasi terhadap tujuh kantong jenazah yang sudah diterima RS Polri dengan didukung data-data "ante mortem" yang sudah diterima.

"Semua bekerja bersama di RS Polri untuk melakukan identifikasi terhadap jenazah korban dari kecelakaan pesawat tersebut," ucap Rusdi Hartono.

Baca juga: RS Polri terima 7 kantong jenazah diduga penumpang Sriwijaya Air

Baca juga: Kapolda Metro Jaya sambangi RS Polri kuatkan keluarga korban


Ia pun mengimbau agar para keluarga korban segera memberikan data kepada tim DVI, baik berupa ijazah, kartu keluarga dan dokumen-dokumen lain untuk membantu identifikasi.

"Keterangan-keterangan apapun itu sangat membantu bagi tim DVI untuk mengidentifikasi jenazah-jenazah yang menjadi korban pada peristiwa kecelakaan tersebut," tutur Rusdi Hartono.

Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.

Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.

Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB, yakni mundur dari jadwal penerbangan yang seharusnya 13.35 WIB karena faktor cuaca.

Berdasarkan data "manifest", pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.

Baca juga: RS Polri buka "hotline" fasilitasi keluarga korban SJ-182

Baca juga: RS Polri terima 12 data keluarga korban Sriwijaya Air