Presiden sampaikan duka cita atas jatuhnya pesawat Sriwijaya SJ 182
10 Januari 2021 11:46 WIB
Tangkapan layar - Presiden Joko Widodo menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas musibah jatuhnya pesawat Sriwijaya Air PK CLC register SJ 182 di area Kepulauan Seribu melalui YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (10/1/2021). ANTARA/Tangkapan layar Youtube Sekretariat Presiden/pri.
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas musibah jatuhnya pesawat Sriwijaya Air PK CLC register SJ 182 di area Kepulauan Seribu.
“Saya atas nama Pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia menyampaikan duka cita yang mendalam atas terjadinya musibah ini,” kata Presiden Joko Widodo melalui YouTube Sekretariat Presiden, Minggu.
Presiden Joko Widodo mendapatkan laporan secara terus-menerus mengenai update dan perkembangan evakuasi korban dan pesawat tersebut.
Baca juga: SJ 182 jatuh, YLKI minta pemerintah awasi maskapai lebih ketat lagi
Kepala Negara mendapatkan laporan mengenai jatuhnya pesawat dengan rute Jakarta-Pontianak itu pada Sabtu (9/1) sore, atau tak lama setelah kejadian.
Ia kemudian segera memerintahkan jajarannya termasuk Menteri Perhubungan, Kepala Basarnas, didukung TNI/Polri agar segera melakukan operasi pencarian dan pertolongan sesegera mungkin kepada para korban.
“Kemarin sore dan tadi malam saya telah mendapat laporan dari Menteri Perhubungan mengenai musibah jatuhnya pesawat Sriwijaya dengan kode penerbangan SJ 182 rute penerbangan dari Jakarta menuju ke Pontianak di area Kepulauan Seribu,” katanya.
Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Baca juga: Sejumlah selebritas sampaikan duka atas jatuhnya Sriwijaya Air SJ182
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat take off dari Bandara Soekarno-Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifes, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.
Baca juga: Kemlu Turki sampaikan dukacita atas jatuhnya pesawat Sriwijaya Air
Keberadaan pesawat itu tengah dalam investigasi dan pencarian oleh Badan SAR Nasional (Basarnas) dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Koordinasi langsung dilakukan dengan berbagai pihak, baik Kepolisian, TNI maupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Sejumlah armada angkatan laut milik TNI dikerahkan, sekitar 10 kapal diterjunkan ke lokasi diduga jatuhnya pesawan di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Di antara kapal-kapal TNI AL yang dikerahkan yakni KRI Teluk Gilimanuk-531 mengangkut para kru SAR dan juga awak media. Lalu KRI Rigel-933 milik Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Pushidrosal).
Baca juga: Basarnas cari pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di enam lokasi
Baca juga: Permintaan maaf Kapten
“Saya atas nama Pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia menyampaikan duka cita yang mendalam atas terjadinya musibah ini,” kata Presiden Joko Widodo melalui YouTube Sekretariat Presiden, Minggu.
Presiden Joko Widodo mendapatkan laporan secara terus-menerus mengenai update dan perkembangan evakuasi korban dan pesawat tersebut.
Baca juga: SJ 182 jatuh, YLKI minta pemerintah awasi maskapai lebih ketat lagi
Kepala Negara mendapatkan laporan mengenai jatuhnya pesawat dengan rute Jakarta-Pontianak itu pada Sabtu (9/1) sore, atau tak lama setelah kejadian.
Ia kemudian segera memerintahkan jajarannya termasuk Menteri Perhubungan, Kepala Basarnas, didukung TNI/Polri agar segera melakukan operasi pencarian dan pertolongan sesegera mungkin kepada para korban.
“Kemarin sore dan tadi malam saya telah mendapat laporan dari Menteri Perhubungan mengenai musibah jatuhnya pesawat Sriwijaya dengan kode penerbangan SJ 182 rute penerbangan dari Jakarta menuju ke Pontianak di area Kepulauan Seribu,” katanya.
Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Baca juga: Sejumlah selebritas sampaikan duka atas jatuhnya Sriwijaya Air SJ182
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat take off dari Bandara Soekarno-Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifes, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.
Baca juga: Kemlu Turki sampaikan dukacita atas jatuhnya pesawat Sriwijaya Air
Keberadaan pesawat itu tengah dalam investigasi dan pencarian oleh Badan SAR Nasional (Basarnas) dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Koordinasi langsung dilakukan dengan berbagai pihak, baik Kepolisian, TNI maupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Sejumlah armada angkatan laut milik TNI dikerahkan, sekitar 10 kapal diterjunkan ke lokasi diduga jatuhnya pesawan di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Di antara kapal-kapal TNI AL yang dikerahkan yakni KRI Teluk Gilimanuk-531 mengangkut para kru SAR dan juga awak media. Lalu KRI Rigel-933 milik Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Pushidrosal).
Baca juga: Basarnas cari pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di enam lokasi
Baca juga: Permintaan maaf Kapten
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2021
Tags: