Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Utara mendirikan Posko Layanan Sosial di dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) 2 Tanjung Priok untuk membatu proses evakuasi korban pesawat Sriwijaya PK-CLC SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu.

"Posko Layanan Sosial Jakarta Utara telah kami dirikan kemarin malam oleh petugas Tagana Taruna Siaga Bencana Sudin Sosial dan Satpol PP," kata Kesatpol PP Jakarta Utara, Yusuf Majid saat dikonfirmasi, Minggu.

Baca juga: Asops Kasau optimistis Tim SAR akan temukan badan pesawat Sriwijaya

Yusuf menyebutkan, posko layanan sosial evakuasi SAR Sriwijaya Air SJ 182 terdiri atas dua tenda yang dimiliki Dinas Sosial dan Satpol PP Kota Jakarta Utara.

Posko tersebut berfungsi sebagai lokasi layanan sosial bagi keluarga korban, petugas, hingga logistik selama proses evakuasi berlangsung.

"Untuk keluarga korban dan petugas silahkan manfaatkan Posko Layanan Sosial yang telah kami dirikan," ujar Yusuf.

Baca juga: Relawan penyelam bantu Basarnas cari puing pesawat Sriwijaya Air

Selain mendirikan posko, sebagai bentuk dukungan operasi SAR tersebut, Pemkot Jakarta Utara juga menyiagakan Kendaraan Dinas Operasional (KDO).

Kendaraan tersebut disiagakan selama 24 jam di dermaga Posko SAR JICT II Tanjung Priok.

Tidak hanya itu, Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta Utara juga ikut membantu menyiagakan sejumlah ambulan gawat darurat (AGD).

Tercatat ada 12 ambulan dari enam puskesmas kecamatan, Pelindo, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan bantuan dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta yang disiagakan di Posko SAR JICT II.

Baca juga: Tim selam Kopaska temukan bagian tubuh diduga korban Sriwijaya Air

Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Utara, Yudi Dimyati menjelaskan, untuk penanganan korban, telah siap Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Jakarta Utara seperti RSUD Koja, Cilincing, dan Tanjung Priok dan seluruh rumah sakit swasta di Jakarta Utara.

"Tim kesehatan di luar Jakarta Utara di bawah komando langsung Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta," kata Yudi.

Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.

Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.

Pesawat take off dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.

Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.