DPR minta Kemenhub awasi realisasi kompensasi bagi korban Sriwijaya
10 Januari 2021 00:07 WIB
Petugas berjaga di Posko Crisis Center Sriwijaya Air SJ 182 di Terminal 2D Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (9/1/2021). Posko tersebut didirikan untuk memberikan informasi bagi keluarga korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak yang hingga kini masih hilang kontak. (ANTARA/Fauzan)
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi V DPR RI Syarief Abdullah Alkadrie meminta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengawasi secara ketat proses realisasi kompensasi bagi keluarga korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182, agar segera direalisasikan dan tidak berbelit-belit prosesnya.
"Kementerian Perhubungan sebagai pemegang regulasi harus mengawasi dan menekan pihak asuransi dan perusahaan untuk segera merealisasikan kompensasi bagi keluarga korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182," kata Syarief, di Jakarta, Sabtu malam.
Dia menilai, kompensasi tersebut harus menjadi perhatian dan diawasi, agar segera direalisasikan bagi keluarga korban. Menurut dia, jangan sampai keluarga penumpang menjadi korban karena dana kompensasi tidak kunjung dibayar.
"Jangan sampai dana kompensasi tersebut tidak direalisasikan dengan berbagai macam alasan seperti yang terjadi selama ini. Ini perlu jadi perhatian untuk diawasi, jangan sampai keluarga penumpang menjadi korban, karena dana kompensasi tidak kunjung dibayarkan," ujarnya pula.
Selain itu, Syarief meminta Kemenhub untuk terus-menerus memperbaharui informasi terkait jatuhnya pesawat Sriwijaya Air tersebut selama 24 jam.
Langkah itu, menurut dia, agar keluarga korban dan masyarakat tahu terkait informasi musibah kecelakaan pesawat tersebut.
"Saya juga menyampaikan bela sungkawa sedalam-dalamnya atas musibah jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182. Saya harap keluarga korban diberikan kekuatan dalam menghadapi musibah ini," katanya.
Sebelumnya, Kemenhub mengonfirmasi pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu pukul 14.40 WIB.
Total penumpang pesawat tersebut adalah sebanyak 50 orang, terdiri dari 40 dewasa, 7 anak-anak dan 3 bayi. Lalu, ditambah 12 orang yaitu 6 kru aktif dan 6 ekstra kru.
Saat ini tim penyelamat telah menurunkan sejumah kapal untuk melakukan pertolongan, yaitu kapal dari KPLP Ditjen Perhubungan Laut, Kapal Basarnas (3 kapal dan 3 kapal karet, 2 sea rider), dan kapal TNI Angkatan Laut (KRI Lalat, KRI Kurau, KRI Siwar, dan KRI Cut Nyak Dien yang sedang menuju tempat kejadian).
Baca juga: Pencarian korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182 kerahkan KRI Rigel-933
Baca juga: Keluarga Captain Afwan masih berharap kabar baik dari hilangnya SJ-182
"Kementerian Perhubungan sebagai pemegang regulasi harus mengawasi dan menekan pihak asuransi dan perusahaan untuk segera merealisasikan kompensasi bagi keluarga korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182," kata Syarief, di Jakarta, Sabtu malam.
Dia menilai, kompensasi tersebut harus menjadi perhatian dan diawasi, agar segera direalisasikan bagi keluarga korban. Menurut dia, jangan sampai keluarga penumpang menjadi korban karena dana kompensasi tidak kunjung dibayar.
"Jangan sampai dana kompensasi tersebut tidak direalisasikan dengan berbagai macam alasan seperti yang terjadi selama ini. Ini perlu jadi perhatian untuk diawasi, jangan sampai keluarga penumpang menjadi korban, karena dana kompensasi tidak kunjung dibayarkan," ujarnya pula.
Selain itu, Syarief meminta Kemenhub untuk terus-menerus memperbaharui informasi terkait jatuhnya pesawat Sriwijaya Air tersebut selama 24 jam.
Langkah itu, menurut dia, agar keluarga korban dan masyarakat tahu terkait informasi musibah kecelakaan pesawat tersebut.
"Saya juga menyampaikan bela sungkawa sedalam-dalamnya atas musibah jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182. Saya harap keluarga korban diberikan kekuatan dalam menghadapi musibah ini," katanya.
Sebelumnya, Kemenhub mengonfirmasi pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu pukul 14.40 WIB.
Total penumpang pesawat tersebut adalah sebanyak 50 orang, terdiri dari 40 dewasa, 7 anak-anak dan 3 bayi. Lalu, ditambah 12 orang yaitu 6 kru aktif dan 6 ekstra kru.
Saat ini tim penyelamat telah menurunkan sejumah kapal untuk melakukan pertolongan, yaitu kapal dari KPLP Ditjen Perhubungan Laut, Kapal Basarnas (3 kapal dan 3 kapal karet, 2 sea rider), dan kapal TNI Angkatan Laut (KRI Lalat, KRI Kurau, KRI Siwar, dan KRI Cut Nyak Dien yang sedang menuju tempat kejadian).
Baca juga: Pencarian korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182 kerahkan KRI Rigel-933
Baca juga: Keluarga Captain Afwan masih berharap kabar baik dari hilangnya SJ-182
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021
Tags: