Kementan dukung pembangunan industri peternakan di Gowa
9 Januari 2021 21:17 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (tengah) didampingi Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan (kanan) bersama pejabat terkait saat mengunjungi Rumah Potong Hewan (RPH) di Kelurahan Tamarunang, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Sabtu (9/1/2020).
Makassar (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) mendukung program pembangunan industri peternakan yang diusulkan Pemerintah Kabupaten Gowa di Provinsi Sulawesi Selatan, terkait modernisasi Rumah Potong Hewan (RPH) di kabupaten setempat.
"Kita diundang pak Bupati Gowa melihat RPH yang sudah lama untuk diproses modernisasinya, dan beliau menginginkan dioptimalisasi," ujar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat mengunjungi RPH di Kelurahan Tamarunang Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Sabtu.
Menurut dia, program ini akan disinergikan dengan konsep-konsep dari upaya mendorong pemenuhan masalah peternakan, atau ternak yang ada di seluruh Indonesia.
"Oleh karena itu, kita sepakat dengan pak bupati untuk bisa mempersiapkan RPH lebih baik lagi besok, "kata mantan Gubernur Sulsel dua priode itu.
Meskipun RPH tersebut sudah moderen, namun kata dia, masih perlu dioptimalkan agar bisa memenuhi kriteria higienitas dan kriteria daging sehat sehingga bisa bersaing dengan daging impor. Konsep modern dimulai dari hulu ke hilir. Dari pembudidayaan hewan ternak, cara pemotongan, pengemasan sampai industrialisasi.
Tidak hanya itu, mantan Bupati Gowa dua priode ini berharap kotoran hewan ternak ke depan bisa dimanfaatkan, sehingga tidak mengganggu masyarakat sekitar. Selain itu, konsep Kabupaten Gowa bisa menjadi percontohan di Indonesia.
Selain modernisasi RPH, lanjut dia, tentu saja dimulai dengan budidaya sapi yang lebih kuat, di mana pemeliharaan sapi diawal sebagai hulunya, dan harus ada prosesing dipersiapkan. Konsepsi ini mesti disiapkan bupati setempat, dan kementerian tentu akan mendukung.
"Nanti pak bupati siapkan konsepsinya dan lokasi peternakan, saya backup. Kedua, pasca budi daya itu, bagaimana RPH ini bisa maksimal memenuhi semua kriteria higenitas, kriteria kesehatan dan berbagai kriteria daging sehat yang bisa bersaing dengan importasi daging yang ada, " katanya.
Dalam menuju proses industrialisasi peternakan itu, tambah SYL, bisa saja berkembang dan akhirnya bukan hanya ada sapi potong, serta budi dayanya, tapi ke depan ada industri sapi susu, mengingat Kabupaten Gowa dari dulu merupakan daerah penghasil susu sapi.
"Nah kita coba rumuskan itu. Dan mudah-mudah ini bisa baik, berarti, memang konsep ini dari hulu ke hilir. Bukan konsepsi sepotong-sepotong," tambah mantan Camat di Kabupaten Gowa tersebut.
Apalagi, papar SYL, industrialisasi memang menjadi keinginan Presiden Joko Widodo agar membuat sebuah upaya-upaya pertanian dari hulu hingga ke hilir sehingga bisa dirasakan seluruh masyarakat.
Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan Yasin Limpo, pada kesempatan itu memberikan apresiasi Kabupaten Gowa mendapat perhatian pemerintah pusat. Untuk itu, pihaknya segera membuat konsep pematangan dan dibawa ke Jakarta untuk dipresentasikan.
"Kami langsung diundang bapak Dirjen, baik perkebunan maupun peternakan untuk bisa melakukan rapat tindak lanjut pada Rabu, minggu depan. Apa yang menjadi pikiran-pikiran dan gagasan pak menteri langsung kita tindaklanjuti tentang kebijakan secara teknis," kata Adnan.
Pihaknya menyakini dan percaya modernisasi RPH menuju industrialisasi peternakan akan memberikan dampak ekonomi secara positif bagi masyarakat Gowa dan sekitarnya agar hidup jauh lebih baik dan makin sejahtera.
"Rabu, langsung jalan, saya membawa tim bersama seluruh jajaran terkait, baik direktur RPH, maupun yang lain. Kita langsung membuat perencanaan jelas, terkait apa disampaikan pak Mentan, harapannya bulan depan sudah ada MoU," katanya.
Baca juga: Mentan sikapi tegas soal kelangkaan pupuk dimasa tanam
Baca juga: Mentan klaim persoalan kedelai sudah terkendali
Baca juga: Mentan beri bantuan alsintan di "food estate "Sumba Tengah
Baca juga: Mentan ungkap penyebab pengembangan kedelai sulit dilakukan petani
"Kita diundang pak Bupati Gowa melihat RPH yang sudah lama untuk diproses modernisasinya, dan beliau menginginkan dioptimalisasi," ujar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat mengunjungi RPH di Kelurahan Tamarunang Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Sabtu.
Menurut dia, program ini akan disinergikan dengan konsep-konsep dari upaya mendorong pemenuhan masalah peternakan, atau ternak yang ada di seluruh Indonesia.
"Oleh karena itu, kita sepakat dengan pak bupati untuk bisa mempersiapkan RPH lebih baik lagi besok, "kata mantan Gubernur Sulsel dua priode itu.
Meskipun RPH tersebut sudah moderen, namun kata dia, masih perlu dioptimalkan agar bisa memenuhi kriteria higienitas dan kriteria daging sehat sehingga bisa bersaing dengan daging impor. Konsep modern dimulai dari hulu ke hilir. Dari pembudidayaan hewan ternak, cara pemotongan, pengemasan sampai industrialisasi.
Tidak hanya itu, mantan Bupati Gowa dua priode ini berharap kotoran hewan ternak ke depan bisa dimanfaatkan, sehingga tidak mengganggu masyarakat sekitar. Selain itu, konsep Kabupaten Gowa bisa menjadi percontohan di Indonesia.
Selain modernisasi RPH, lanjut dia, tentu saja dimulai dengan budidaya sapi yang lebih kuat, di mana pemeliharaan sapi diawal sebagai hulunya, dan harus ada prosesing dipersiapkan. Konsepsi ini mesti disiapkan bupati setempat, dan kementerian tentu akan mendukung.
"Nanti pak bupati siapkan konsepsinya dan lokasi peternakan, saya backup. Kedua, pasca budi daya itu, bagaimana RPH ini bisa maksimal memenuhi semua kriteria higenitas, kriteria kesehatan dan berbagai kriteria daging sehat yang bisa bersaing dengan importasi daging yang ada, " katanya.
Dalam menuju proses industrialisasi peternakan itu, tambah SYL, bisa saja berkembang dan akhirnya bukan hanya ada sapi potong, serta budi dayanya, tapi ke depan ada industri sapi susu, mengingat Kabupaten Gowa dari dulu merupakan daerah penghasil susu sapi.
"Nah kita coba rumuskan itu. Dan mudah-mudah ini bisa baik, berarti, memang konsep ini dari hulu ke hilir. Bukan konsepsi sepotong-sepotong," tambah mantan Camat di Kabupaten Gowa tersebut.
Apalagi, papar SYL, industrialisasi memang menjadi keinginan Presiden Joko Widodo agar membuat sebuah upaya-upaya pertanian dari hulu hingga ke hilir sehingga bisa dirasakan seluruh masyarakat.
Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan Yasin Limpo, pada kesempatan itu memberikan apresiasi Kabupaten Gowa mendapat perhatian pemerintah pusat. Untuk itu, pihaknya segera membuat konsep pematangan dan dibawa ke Jakarta untuk dipresentasikan.
"Kami langsung diundang bapak Dirjen, baik perkebunan maupun peternakan untuk bisa melakukan rapat tindak lanjut pada Rabu, minggu depan. Apa yang menjadi pikiran-pikiran dan gagasan pak menteri langsung kita tindaklanjuti tentang kebijakan secara teknis," kata Adnan.
Pihaknya menyakini dan percaya modernisasi RPH menuju industrialisasi peternakan akan memberikan dampak ekonomi secara positif bagi masyarakat Gowa dan sekitarnya agar hidup jauh lebih baik dan makin sejahtera.
"Rabu, langsung jalan, saya membawa tim bersama seluruh jajaran terkait, baik direktur RPH, maupun yang lain. Kita langsung membuat perencanaan jelas, terkait apa disampaikan pak Mentan, harapannya bulan depan sudah ada MoU," katanya.
Baca juga: Mentan sikapi tegas soal kelangkaan pupuk dimasa tanam
Baca juga: Mentan klaim persoalan kedelai sudah terkendali
Baca juga: Mentan beri bantuan alsintan di "food estate "Sumba Tengah
Baca juga: Mentan ungkap penyebab pengembangan kedelai sulit dilakukan petani
Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021
Tags: