Surabaya (ANTARA) - Dekan Fakultas Kedokteran (FK) se-Jawa Timur membuat pernyataan sikap menghadapi pandemi COVID-19 yang berkelanjutan hingga saat ini melalui rapat secara virtual, Sabtu.

Pernyataan sikap menghadapi COVID-19 tersebut dibuat oleh 13 pimpinan FK se-Jatim yakni FK Universitas Airlangga, FK Universitas Brawijaya, FK Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, FK Universitas Hang Tuah, FK Universitas Negeri Jember, FK Universitas Muhammadiyah Malang dan FK Universitas Islam Malang.

Selanjutnya FK Universitas Katolik Widya Mandala, FK Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, FK Universitas Ciputra, FK Universitas Surabaya, FK Universitas Muhammadiyah Surabaya, dan FK Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Baca juga: Budayawan Jatim tanggapi pemberlakuan PPKM di Surabaya

Dekan FK Unair Prof Budi Santoso, dr SpOG mengatakan pernyataan sikap tersebut berisi keprihatinan dan duka cita atas meningkatnya kasus COVID-19 yang telah banyak memakan korban jiwa baik pada tenaga kesehatan maupun masyarakat umum di Indonesia.

"Kami juga mengapresiasi dan mendukung seluruh tenaga kesehatan baik medis maupun non-medis yang telah berjuang dalam penanganan kasus COVID-19," ujar Prof Budi.

Dalam pernyataan sikap ini, para dekan juga mengimbau kepada para tokoh masyarakat untuk tetap menjadi panutan kepada komunitasnya dalam hal pencegahan penularan dan penanganan COVID-19

"Kami juga mendorong kepada masyarakat untuk tetap waspada dan disiplin serta senantiasa menerapkan protokol '5M' (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilitas dan interaksi)," ucapnya.

Baca juga: Kadin Jatim : PPKM hambat lajunya ekonomi daerah

Melalui pernyataan sikap itu para pimpinan FK se-Jatim juga mendukung upaya pemerintah dan mendorong masyarakat untuk terlibat secara aktif dalam pelaksanaan "3T" (testing, tracing, treatment) dan vaksinasi bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Pihaknya juga mengimbau kepada seluruh institusi pendidikan untuk tetap mengutamakan keselamatan peserta didik, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.

"Gerakan yang dilakukan 13 dekan ini merupakan gerakan moral, menyatukan pendapat, yang menjadi sasaran kami adalah tentu masyarakat untuk diimbau tetap melaksanakan '5M' dan '3T'," katanya.

Meski merupakan gerakan moral, Prof Budi menyebut pernyataan sikap ini diharapkan mampu untuk memberikan motivasi agar semua lapisan masyarakat mau, melakukan yang terbaik dalam penanggulangan COVID-19.

Baca juga: Delapan kepala OPD di Pemprov Jatim positif COVID-19

Imbauan ini akan disebarkan secara resmi ke instansi-instansi, pemangku kepentingan, pemuka agama dan tokoh masyarakat.

Sementara itu, Dekan FK Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), dr Handayani menilai dukungan dan imbauan dari pernyataan tersebut bukan sesuatu yang membutuhkan gerakan.

Menurut dia, sudah ada lembaga-lembaga yang secara langsung memiliki otoritas dari pemerintah di setiap provinsi dan kabupaten untuk menangani COVID-19, bahkan setiap institusi juga telah memiliki satgas.

"Tetapi meskipun sudah diatur sedemikian rupa ternyata kasusnya masih tetap meningkat, bahkan kematiannya tetap tinggi. Istilahnya menambahi kekuatan dari apa yang sudah dilaksanakan oleh pemerintah maupun tokoh-tokoh masyarakat sekarang ini," tutur dia.

Baca juga: Gubernur Khofifah cuci baju sendiri saat jalani isolasi mandiri