Qoala Plus komit ciptakan peluang kerja selama pandemi
8 Januari 2021 13:43 WIB
Founder dan Chief Executive Officer Qoala, Harshet Lunani (duduk di tengah) bersama jajaran manajemen lainnya memberikan penjelasan prospek bisnis asuransi 2021 dalam acara Kick-off 2021 Qoala Plus. ANTARA/Ganet Dirgantoro.
Jakarta (ANTARA) - Perusahaan rintisan di bidang teknologi asuransi (insurtech) Qoala Plus, berkomitmen menciptakan peluang kerja selama pandemi melalui program kemitraan.
"Sampai saat ini sudah bekerja sama dengan lebih dari 30 perusahaan asuransi serta membantu 10.000 mitra Qoala Plus untuk mendapat penghasilan sekaligus melayani kebutuhan asuransi masyarakat," kata Head of Sales Qoala Plus, Banua Sianturi dalam keterangan tertulis, Jumat.
Qoala Plus sebagai penyedia platform digital yang menghubungkan perusahaan asuransi dengan masyarakat, optimis pada tahun ini minat masyarakat untuk berasuransi kian meningkat terutama produk asuransi kesehatan karena pertumbuhan preminya pada kuartal ke IV 2020 sebesar 13,2 persen (yoy).
Sedangkan Qoala Plus sendiri, menurut Banua, menargetkan pertumbuhan tahun ini bisa mencapai empat kali lipat.
"Pada tahun ini, kami bisa menghimpun premi Rp50 miliar atau tumbuh 10 sampai 15 persen. Angka ini tumbuh di atas rata-rata premi perusahaan asuransi di Indonesia sekitar tujuh persen. Dengan target tumbuh empat kali lipat, diharapkan premi bisa mencapai Rp200 miliar," jelas Banua.
Baca juga: Pandemi suburkan praktik fraud pada asuransi?
Sedangkan Founder sekaligus Chief Executive Officer (CEO) Qoala, Harshet Lunani mengatakan kesadaran masyarakat tentang kesehatan meningkat, termasuk kebutuhan akan asuransi.
Selama ini, jelas Harshet, pendistribusian produk asuransi terkendala, lantaran adanya peraturan daerah maupun pusat yang diberlakukan saat pandemi, seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hampir di semua kota besar di Indonesia.
Hal itu yang mendorong Qoala menghadirkan layanan digital untuk memudahkan masyarakat memiliki produk asuransi yang diinginkan.
Dilan
Harshet menambahkan, berbagai kemudahan digital yang ditawarkan Qoala, sebenarnya selaras dengan imbauan Presiden Joko Widodo yang mengkampanyekan peranan digital melalui istilah Dilan alias Digital Melayani.
“Sejak berdiri di 2018, Qoala sudah membantu perusahaan asuransi dengan menyediakan layanan digital bagi puluhan juta orang, termasuk melalui kerja sama dengan berbagai platform digital ternama di Indonesia,” tambah Harshet.
Baca juga: Ekonomi belum pulih, Manulife fokus proteksi kesehatan nasabah
Terkait penambahan perusahaan asuransi yang saat ini masih 30 perusahaan yang dilayani secara digital, Banua mengatakan belum berencana untuk itu, saat ini Qoala masih fokus pada peningkatan kualitas layanan.
"Kami masih fokus pada peningkatan layanan, salah satunya bagaimana penyelesaian klaim secara cepat dan mudah untuk memberikan kepercayaan kepada masyarakat," ujar Banua.
"Sampai saat ini sudah bekerja sama dengan lebih dari 30 perusahaan asuransi serta membantu 10.000 mitra Qoala Plus untuk mendapat penghasilan sekaligus melayani kebutuhan asuransi masyarakat," kata Head of Sales Qoala Plus, Banua Sianturi dalam keterangan tertulis, Jumat.
Qoala Plus sebagai penyedia platform digital yang menghubungkan perusahaan asuransi dengan masyarakat, optimis pada tahun ini minat masyarakat untuk berasuransi kian meningkat terutama produk asuransi kesehatan karena pertumbuhan preminya pada kuartal ke IV 2020 sebesar 13,2 persen (yoy).
Sedangkan Qoala Plus sendiri, menurut Banua, menargetkan pertumbuhan tahun ini bisa mencapai empat kali lipat.
"Pada tahun ini, kami bisa menghimpun premi Rp50 miliar atau tumbuh 10 sampai 15 persen. Angka ini tumbuh di atas rata-rata premi perusahaan asuransi di Indonesia sekitar tujuh persen. Dengan target tumbuh empat kali lipat, diharapkan premi bisa mencapai Rp200 miliar," jelas Banua.
Baca juga: Pandemi suburkan praktik fraud pada asuransi?
Sedangkan Founder sekaligus Chief Executive Officer (CEO) Qoala, Harshet Lunani mengatakan kesadaran masyarakat tentang kesehatan meningkat, termasuk kebutuhan akan asuransi.
Selama ini, jelas Harshet, pendistribusian produk asuransi terkendala, lantaran adanya peraturan daerah maupun pusat yang diberlakukan saat pandemi, seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hampir di semua kota besar di Indonesia.
Hal itu yang mendorong Qoala menghadirkan layanan digital untuk memudahkan masyarakat memiliki produk asuransi yang diinginkan.
Dilan
Harshet menambahkan, berbagai kemudahan digital yang ditawarkan Qoala, sebenarnya selaras dengan imbauan Presiden Joko Widodo yang mengkampanyekan peranan digital melalui istilah Dilan alias Digital Melayani.
“Sejak berdiri di 2018, Qoala sudah membantu perusahaan asuransi dengan menyediakan layanan digital bagi puluhan juta orang, termasuk melalui kerja sama dengan berbagai platform digital ternama di Indonesia,” tambah Harshet.
Baca juga: Ekonomi belum pulih, Manulife fokus proteksi kesehatan nasabah
Terkait penambahan perusahaan asuransi yang saat ini masih 30 perusahaan yang dilayani secara digital, Banua mengatakan belum berencana untuk itu, saat ini Qoala masih fokus pada peningkatan kualitas layanan.
"Kami masih fokus pada peningkatan layanan, salah satunya bagaimana penyelesaian klaim secara cepat dan mudah untuk memberikan kepercayaan kepada masyarakat," ujar Banua.
Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2021
Tags: