Lab Mobile BSL 2 beroperasi di Bandara Soetta percepat tes PCR 8 jam
7 Januari 2021 15:42 WIB
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Hammam Riza di Jombang, Jawa Timur, Sabtu (26/12/2020). BPPT mengoperasionalkan "Mobile Laboratory Biosafety Level 2" untuk mempercepat pengujian sampel terduga COVID-19. ANTARA/HO-BPPT/am.
Jakarta (ANTARA) - Laboratorium mobile biosafety level (BSL) 2 beroperasi di Bandar Udara (Bandara) Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) untuk mendukung percepatan pemeriksaan COVID-19 dengan tes polymerase chain reaction (PCR).
"Mobile Lab BSL 2 ini ditempatkan di SMMILE Center Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta. BSL 2 varian ketiga ini dilengkapi sejumlah fasilitas canggih, salah satunya adalah HEPA Filter," kata Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA, Jakarta, Kamis.
Hammam menuturkan laboratorium mobile yang dibuat BPPT tersebut dapat mengeluarkan hasil tes COVID-19 berbasis PCR hanya dalam delapan jam.
"Mulai dari proses pengambilan sampel sampai mendapat hasilnya itu delapan jam. Jadi kalau tes PCR pagi, kita berharap nanti sore sudah dapat hasilnya," tutur Hammam.
Baca juga: Menristek dorong satgas dan pemprov miliki bus "lab mobile BSL 2"
Laboratorium mobile itu dibangun di dalam bus, yang didesain untuk tes COVID-19 dengan metode PCR. Laboratorium tersebut mampu melayani hingga 1.000 sampel tes PCR dalam 24 jam. Dengan rincian, pemeriksaan 10 batch dengan satu batch berisi 94 spesimen, jadi bila ditotal bisa menampung 940 spesimen dalam waktu 24 jam.
Laboratorium mobile itu juga dilengkapi fasilitas untuk ekstraksi RNA, sehingga dapat menggunakan reagen yang lebih bervariasi (metode magnetic beads) untuk menjaga keberlanjutan pengujian.
Hammam menuturkan salah satu kunci penanganan pandemik COVID-19 di Indonesia adalah peningkatan kapasitas pelacakan (tracing) melalui peningkatan jumlah pengujian sampel terduga COVID-19. Dengan demikian, keberadaan laboratorium mobile itu akan mendukung percepatan pengujian sampel.
Baca juga: Bus Lab Mobile BSL 2 kunjungi sejumlah daerah perkuat deteksi COVID-19
Pengujian sampel dengan metode PCR telah menjadi "golden standard" di dunia karena tingkat akurasi dan sensitivitasnya yang tinggi.
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 menuturkan kapasitas pengujian di Indonesia saat ini telah mencapai lebih dari 95 persen dari target yang ditetapkan oleh WHO (1 per 1000 penduduk per pekan). Namun, sebagian besar laboratorium tersebut terpusat di kota besar, dan waktu tunggu hasil pengujian masih memerlukan waktu yang lama.
BPPT sebelumnya telah melaksanakan Roadshow Mobile Laboratory Biosafety Level 2 ke berbagai daerah di Indonesia. Mobile lab BSL 2 telah digunakan untuk pengujian sampel usap di Yogyakarta, Bali, dan Jombang pada 16 hingga 29 Desember 2020. Saat ini, Lab mobile BSL 2 dioperasikan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta sejak 6 Januri 2021 untuk pengujian sampel usap dari personel bandara.
Baca juga: Bus Mobile lab BSL-2 dukung percepatan penanganan 3T COVID-19
"Mobile Lab BSL 2 ini ditempatkan di SMMILE Center Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta. BSL 2 varian ketiga ini dilengkapi sejumlah fasilitas canggih, salah satunya adalah HEPA Filter," kata Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA, Jakarta, Kamis.
Hammam menuturkan laboratorium mobile yang dibuat BPPT tersebut dapat mengeluarkan hasil tes COVID-19 berbasis PCR hanya dalam delapan jam.
"Mulai dari proses pengambilan sampel sampai mendapat hasilnya itu delapan jam. Jadi kalau tes PCR pagi, kita berharap nanti sore sudah dapat hasilnya," tutur Hammam.
Baca juga: Menristek dorong satgas dan pemprov miliki bus "lab mobile BSL 2"
Laboratorium mobile itu dibangun di dalam bus, yang didesain untuk tes COVID-19 dengan metode PCR. Laboratorium tersebut mampu melayani hingga 1.000 sampel tes PCR dalam 24 jam. Dengan rincian, pemeriksaan 10 batch dengan satu batch berisi 94 spesimen, jadi bila ditotal bisa menampung 940 spesimen dalam waktu 24 jam.
Laboratorium mobile itu juga dilengkapi fasilitas untuk ekstraksi RNA, sehingga dapat menggunakan reagen yang lebih bervariasi (metode magnetic beads) untuk menjaga keberlanjutan pengujian.
Hammam menuturkan salah satu kunci penanganan pandemik COVID-19 di Indonesia adalah peningkatan kapasitas pelacakan (tracing) melalui peningkatan jumlah pengujian sampel terduga COVID-19. Dengan demikian, keberadaan laboratorium mobile itu akan mendukung percepatan pengujian sampel.
Baca juga: Bus Lab Mobile BSL 2 kunjungi sejumlah daerah perkuat deteksi COVID-19
Pengujian sampel dengan metode PCR telah menjadi "golden standard" di dunia karena tingkat akurasi dan sensitivitasnya yang tinggi.
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 menuturkan kapasitas pengujian di Indonesia saat ini telah mencapai lebih dari 95 persen dari target yang ditetapkan oleh WHO (1 per 1000 penduduk per pekan). Namun, sebagian besar laboratorium tersebut terpusat di kota besar, dan waktu tunggu hasil pengujian masih memerlukan waktu yang lama.
BPPT sebelumnya telah melaksanakan Roadshow Mobile Laboratory Biosafety Level 2 ke berbagai daerah di Indonesia. Mobile lab BSL 2 telah digunakan untuk pengujian sampel usap di Yogyakarta, Bali, dan Jombang pada 16 hingga 29 Desember 2020. Saat ini, Lab mobile BSL 2 dioperasikan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta sejak 6 Januri 2021 untuk pengujian sampel usap dari personel bandara.
Baca juga: Bus Mobile lab BSL-2 dukung percepatan penanganan 3T COVID-19
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2021
Tags: