Konsultan: Harga jual apartemen tak banyak berubah
6 Januari 2021 12:10 WIB
Ilustrasi: Apartemen Taman Melati Yogyakata . ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko. (Antara Foto/Andreas Fitri Atmoko)
Jakarta (ANTARA) - Senior Associate Director Colliers International Ferry Salanto menyatakan harga jual apartemen sepanjang tahun 2020 di kawasan Jabodetabek rata-rata tidak terlalu banyak berubah, yang juga merupakan dampak dari terjadinya pandemi.
"Untuk harga jual tidak ada perubahan pada kuartal IV-2020 dibanding kuartal III-2020," kata Ferry Salanto dalam paparan properti di Jakarta, Rabu.
Menurut Ferry, pandemi COVID-19 juga membuat kalangan pengembang tidak percaya diri dalam meluncurkan produk mereka pada tahun 2020.
Baca juga: Konsultan: Properti perkantoran kelebihan pasokan, hunian kian menurun
Selain itu, ujar dia, pasokan unit apartemen juga terus menurun selama beberapa tahun terakhir. "Biasanya pasokan kita lihat bisa hingga 10.000 unit per tahun, pada tahun 2020 suplai masuk sekitar 2.700 unit," paparnya.
Ia berpendapat pada saat ini pengembang akan tetap fokus menyelesaikan proyek yang ada, karena masih ada limpahan proyek dari tahun-tahun sebelumnya.
Sementara untuk aktivitas pemasaran dinilai akan lebih banyak dilakukan secara digital, terutama dengan memberikan promo kepada pembeli yang kebanyakan masih bersifat wait and see terhadap pemulihan kondisi perekonomian.
Baca juga: Konsultan: Prioritas konsumen sekarang bukan "spending" properti
Sebenarnya, kata dia, banyak pengembang yang ingin menaikkan harga jual pada 2021, karena bagi mereka sudah cukup untuk menahan kenaikan harga pada 2020 sedangkan proses pembangunan masih harus dilanjutkan.
Sebelumnya Asosiasi Real Estate Indonesia (REI) mengungkapkan terdapat sejumlah peluang yang dapat menggairahkan kembali kebangkitan industri properti pada tahun 2021.
Baca juga: Asosiasi REI ungkap kebangkitan sektor properti 2021
Baca juga: Menteri PUPR optimis dua hal ini akan bangkitkan pasar properti 2021
"Untuk harga jual tidak ada perubahan pada kuartal IV-2020 dibanding kuartal III-2020," kata Ferry Salanto dalam paparan properti di Jakarta, Rabu.
Menurut Ferry, pandemi COVID-19 juga membuat kalangan pengembang tidak percaya diri dalam meluncurkan produk mereka pada tahun 2020.
Baca juga: Konsultan: Properti perkantoran kelebihan pasokan, hunian kian menurun
Selain itu, ujar dia, pasokan unit apartemen juga terus menurun selama beberapa tahun terakhir. "Biasanya pasokan kita lihat bisa hingga 10.000 unit per tahun, pada tahun 2020 suplai masuk sekitar 2.700 unit," paparnya.
Ia berpendapat pada saat ini pengembang akan tetap fokus menyelesaikan proyek yang ada, karena masih ada limpahan proyek dari tahun-tahun sebelumnya.
Sementara untuk aktivitas pemasaran dinilai akan lebih banyak dilakukan secara digital, terutama dengan memberikan promo kepada pembeli yang kebanyakan masih bersifat wait and see terhadap pemulihan kondisi perekonomian.
Baca juga: Konsultan: Prioritas konsumen sekarang bukan "spending" properti
Sebenarnya, kata dia, banyak pengembang yang ingin menaikkan harga jual pada 2021, karena bagi mereka sudah cukup untuk menahan kenaikan harga pada 2020 sedangkan proses pembangunan masih harus dilanjutkan.
Sebelumnya Asosiasi Real Estate Indonesia (REI) mengungkapkan terdapat sejumlah peluang yang dapat menggairahkan kembali kebangkitan industri properti pada tahun 2021.
Baca juga: Asosiasi REI ungkap kebangkitan sektor properti 2021
Baca juga: Menteri PUPR optimis dua hal ini akan bangkitkan pasar properti 2021
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021
Tags: