Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu berpotensi melemah dibayangi penyebaran kasus COVID-19 secara global.

Rupiah dibuka menguat 2 poin atau 0,02 persen ke posisi Rp13.913 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp13.915 per dolar AS.

"Rupiah mungkin masih bergerak melemah hari ini mengikuti pelemahan nilai tukar regional terhadap dolar AS karena kekhawatiran pasar terhadap penyebaran COVID-19," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Rupiah Rabu pagi menguat, di bawah Rp14.000

Selain itu, lanjut Ariston, pasar juga menantikan hasil pemilu ulang di AS untuk memilih wakil senat negara bagian Georgia, sehingga untuk sementara pasar kembali ke aset aman dolar AS sampai hasil keluar.

Menurut Ariston, hasil pemilu tersebut sangat penting untuk menentukan partai mana yang memegang kendali di Senat AS.

Baca juga: Harga emas naik lagi 7,8 dolar, ditopang pelemahan "greenback"

"Bila demokrat memegang kendali di senat, ini akan membantu pekerjaan Presiden terpilih Joe Biden dan bisa menjadi sentimen positif untuk aset berisiko," ujar Ariston.

Ariston memperkirakan pada akhir tahun rupiah bergerak di kisaran Rp13.900 per dolar AS hingga Rp13.980 per dolar AS.

Pada Selasa (5/1) rupiah ditutup melemah 20 poin atau 0,14 persen ke posisi Rp13.915 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp13.895 per dolar AS.

Baca juga: IHSG diprediksi turun hari ini, usai naik beruntun sejak awal tahun

Baca juga: Wall Street berakhir menguat, Indeks Dow Jones terangkat 167,71 poin