Iran laporkan kasus pertama varian baru COVID-19 Inggris
6 Januari 2021 07:19 WIB
Dua perempuan Iran memakai masker pelindung saat berjalan di trotoar di Kota Tehran, Iran, di tengah pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS/Nazanin Tabatabaee/wsj.
Dubai (ANTARA) - Iran melaporkan kasus pertama varian baru COVID-19 Inggris yang sangat menular setelah salah seorang warga tiba dari negara kerajaan tersebut, demikian Menteri Kesehatan Saeed Namaki pada Selasa (5/1).
Di hari yang sama Kementerian Kesehatan juga melaporkan bahwa Iran, negara yang mengalami wabah COVID-19 paling parah di Timur Tengah, mencatat jumlah kematian harian terendah dalam hampir tujuh bulan.
"Sayangnya, kami mendapati kasus pertama dari COVID-19 Inggris yang bermutasi dari rekan senegara yang kembali dari Inggris...dan yang dirawat di salah satu rumah sakit swasta kami," kata Namaki kepada stasiun TV.
Baca juga: Bendung peningkatan COVID-19, Presiden Iran larang perayaan pernikahan
Baca juga: Rouhani: Iran alami tahun terberat akibat sanksi AS dan pandemi
"Kami tidak menemukan jejak kasus ini pada kerabat pasien."
Juru bicara kementerian Sima Sadat Lari mengatakan kepada stasiun TV bahwa Iran mencatat 98 kematian COVID-19 dalam 24 jam terakhir, terendah sejak 18 Juni, sehingga totalnya menjadi 55.748 kematian.
Sementara itu, jumlah kasus COVID-19 di Iran mencapai 1.255.620, termasuk 6.113 kasus baru.
Pada akhir Desember Iran memperluas pembatasan jam malam lalu lintas ke ratusan kota berisiko rendah guna mempertahankan penurunan jumlah kasus maupun kematian COVID-19.
Aturan itu melarang penggunaan mobil pribadi untuk mengurangi intensitas kontak antarmanusia.
Sumber: Reuters
Baca juga: Iran sebut AS setujui transfer dana untuk beli vaksin COVID-19
Baca juga: Di Iran, setiap 7 menit satu orang meninggal karena COVID-19
Di hari yang sama Kementerian Kesehatan juga melaporkan bahwa Iran, negara yang mengalami wabah COVID-19 paling parah di Timur Tengah, mencatat jumlah kematian harian terendah dalam hampir tujuh bulan.
"Sayangnya, kami mendapati kasus pertama dari COVID-19 Inggris yang bermutasi dari rekan senegara yang kembali dari Inggris...dan yang dirawat di salah satu rumah sakit swasta kami," kata Namaki kepada stasiun TV.
Baca juga: Bendung peningkatan COVID-19, Presiden Iran larang perayaan pernikahan
Baca juga: Rouhani: Iran alami tahun terberat akibat sanksi AS dan pandemi
"Kami tidak menemukan jejak kasus ini pada kerabat pasien."
Juru bicara kementerian Sima Sadat Lari mengatakan kepada stasiun TV bahwa Iran mencatat 98 kematian COVID-19 dalam 24 jam terakhir, terendah sejak 18 Juni, sehingga totalnya menjadi 55.748 kematian.
Sementara itu, jumlah kasus COVID-19 di Iran mencapai 1.255.620, termasuk 6.113 kasus baru.
Pada akhir Desember Iran memperluas pembatasan jam malam lalu lintas ke ratusan kota berisiko rendah guna mempertahankan penurunan jumlah kasus maupun kematian COVID-19.
Aturan itu melarang penggunaan mobil pribadi untuk mengurangi intensitas kontak antarmanusia.
Sumber: Reuters
Baca juga: Iran sebut AS setujui transfer dana untuk beli vaksin COVID-19
Baca juga: Di Iran, setiap 7 menit satu orang meninggal karena COVID-19
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: